Aci Febrianti, Bahagia Itu Bukan Soal Seberapa Jauh Kita Pergi, Tapi Seberapa Dekat Kita Merasakan!

Iniloh.com Jakarta- Lahir di Kota Madiun yang legendaris dengan pecelnya, Aci Febrianti justru menghabiskan masa kecilnya di antara dinginnya hawa dan kehangatan keluarga Malang.

Sampai sekarang masih menjadi kota yang banyak kenangan paling diingat,” kenangnya dengan rindu.

Gambaran masa kecilnya penuh keindahan sederhana: nonton layar tancep (layar tancap) di dekat rumah eyang, ditemani jajanan pasar yang dibelikan khusus untuknya.

Kenangan itu, lebih dari sekadar tempat, adalah tentang kehangatan keluarga dan kesejukan kota yang membekas di hatinya.

Kini, Tangerang Selatan (Tangsel) menjadi tempat tinggalnya, melanjutkan perjalanan hidup dengan semangat baru.

Pertanyaan tentang bagaimana membagi waktu antara kerja, keluarga, dan sahabat dijawab Aci dengan kebijaksanaan praktis.

Ia bekerja sebagai General Affair (GA) di sebuah kafe sekaligus gym. Pekerjaan ini menuntut tanggung jawab, namun Aci punya komitmen tak tergoyahkan.

Setiap minggu menjadi wajib diluangkan waktu di hari Sabtu dan Minggu untuk keluarga dan sahabat terdekat.

Ini adalah me-time kolektif yang ia jaga. Bahkan ketika jadwal bentrok, prinsipnya tegas: “Biasanya saya tetap mengusahakan hadir.

Baginya, kehadiran dan kualitas waktu bersama adalah investasi kebahagiaan yang tak tergantikan.

Menjalani profesi sebagai GA, Aci mengakui bahwa seperti pekerjaan lain, pasti ada aspek yang kurang menyenangkan. Namun, kuncinya terletak pada perspektif.

Setiap pekerjaan selalu ada tidak enaknya,” ujarnya jujur, “tetapi seiring waktu jadi tahu tidak semua harus sesuai dengan kemauan.”

Solusinya? Fokus pada hal yang bisa dikendalikan: “Yang bisa dilakukan hanya melakukan yang terbaik yang aku bisa.” Filosofi inilah yang menjadi pondasi ketenangannya.

Mungkin itu yang bisa bikin aku enjoy menjalaninya.” Ia menemukan kepuasan bukan pada kesempurnaan situasi, tapi pada kesungguhan usahanya sendiri.

Ketika ditanya harapan dan doa baiknya, jawaban Aci mencerminkan kedalaman hatinya. Yang utama adalah kesehatan dan kebahagiaan keluarga serta sahabat.

Kemudian, ia membagikan pandangan bijaknya tentang konsep healing (penyegaran jiwa) yang sering disalahartikan.

Banyak yang bilang untuk bahagia sering-sering healing,” katanya.

Tapi bagi Aci, “Healing ga harus melulu holiday keluar kota atau keluar negeri.”

Esensinya lebih dalam: “Dimanapun bisa healing karena yang utama bukan tentang jalan-jalannya, tetapi mengistirahatkan pikiran.

Healing sejati adalah tentang memberi ruang bagi jiwa untuk bernapas, di mana pun dan kapan pun, tanpa syarat lokasi mewah atau budget besar.

Untuk pembaca se-Indonesia, Aci Febrianti meninggalkan pesan yang hangat dan penuh makna, bagai semangkuk jajanan pasar di tengah dinginnya Malang:

“Kadang, secangkir teh hangat ditemani cerita tulus lebih mengenyangkan jiwa daripada pesta mewah yang sunyi.

Bahagia itu bukan soal seberapa jauh kita pergi, tapi seberapa dekat kita merasakan.”

 

 

Source image: aci

You May Also Like

Margareth Dian Natasha, Tiada Kata Menyerah Sebelum Melangkah Jauh!
Margareth Dian Natasha, Tiada Kata Menyerah Sebelum Melangkah Jauh!
Puspa Indah, Kemanapun Kita Pergi Lakukan Sesuatu dengan Segenap Hati
Puspa Indah, Kemanapun Kita Pergi Lakukan Sesuatu dengan Segenap Hati
Jean Agnes, Hidup Bukan Soal Tanggung Jawab Tapi Temukan Hal yang Buat Kita Jadi Hidup
Jean Agnes, Hidup Bukan Soal Tanggung Jawab Tapi Temukan Hal yang Buat Kita Jadi Hidup
Puput Riyahullah, Olahraga Bukan Soal Fisik Tapi Melatih Tekad dan Ketangguhan Diri
Puput Riyahullah, Olahraga Bukan Soal Fisik Tapi Melatih Tekad dan Ketangguhan Diri
Levinka Risnanti, Awal Jadi Konten Kreator Diajak Sahabat Dekat dan Diajari Tips Triknya
Levinka Risnanti, Awal Jadi Konten Kreator Diajak Sahabat Dekat dan Diajari Tips Triknya
Amelia Septy, Tentang Waktu Ialah Bukan Seberapa Banyaknya Kita Miliki, Tapi Bagaimana Kita Menggunakannya
Amelia Septy, Tentang Waktu Ialah Bukan Seberapa Banyaknya Kita Miliki, Tapi Bagaimana Kita Menggunakannya