Adel Nahda, Mandiri Itu Berarti Kita Punya Pilihan, Bukan Terpaksa
Iniloh.com. id Jakarta- Ciamis, Jawa Barat dengan persawahan menghijau dan sungai jernih yang mengalir tenang menjadi fondasi kehidupan Adel Nahda.
Perempuan yang akrab disapa Adel ini menghabiskan masa kecil di tengah keramahan warga dan keasrian alam.
“Saya ingat betul bagaimana kami mandi di sungai atau main di sawah. Itu mengajarkan arti kesederhanaan dan kebersamaan,” kenangnya.
Nilai-nilai itu kini ia bawa ke Tangerang, tempatnya mengabdi sebagai fasilitator program Rumah Tidak Layak Huni, sekaligus menjalani peran sebagai ibu tunggal yang gigih.
Sebagai tulang punggung keluarga, Adel menjalani beragam peran dengan semangat baja.
Di siang hari, ia bekerja sebagai freelance facilitator, membantu keluarga kurang mampu mendapatkan rumah layak huni.
“Saya turun langsung ke lokasi, mendengarkan keluh kesah mereka. Ini bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan hati,” ujarnya.
Malam hari, ia mengelola warung sarapan sederhana bersama ibunya, menyajikan hidangan khas Jawa Barat seperti nasi liwet dan sambal terasi.
“Ini cara kami merawat tradisi sekaligus menambah penghasilan,” tambahnya.
Tak berhenti di situ, Adel juga menjadi MC di acara-acara lokal dan admin komunitas Poundfit PoundUp WinUp.
“Sebagai MC, saya suka menghidupkan suasana. Sedangkan di Poundfit, saya menemukan cara unik untuk melepas stres,” katanya sambil tertawa.
Bagi Adel, Poundfit olahraga intensif dengan tongkat (ripstix) dan musik energik adalah kombinasi sempurna antara terapi fisik dan mental.
“Di sini, saya bisa teriak, mukul matras, dan lepas emosi tanpa dihakimi. Ini stress relief terbaik!” ujarnya.
Meski kerap dicap “kurang kerjaan” karena riuhnya sesi latihan, ia tak peduli.
“Yang penting, saya bahagia dan sehat. Bonusnya, dapat teman-teman baru yang positif,” ucapnya.
Komunitas PoundUp WinUp, tempatnya aktif, kerap menggelar event seperti Swancity Goes Sehat Jilid 4 & 5 dan Hume Premier.
“Kami bahkan pernah latihan di Stadion Benteng. Energi bersama itu bikin semangat terus mengalir,” kenangnya.
Sebagai single parent, Adel punya misi jelas: tetap waras dan sehat demi masa depan kedua anaknya.
“Saya harus kuat, karena mereka bergantung pada saya. Harapan terbesar saya, mereka tumbuh sukses, mandiri, dan punya kehidupan sosial yang baik,” ujarnya.
Ia juga berdoa agar keuangan keluarga lancar dan hubungan dengan orang sekitar tetap harmonis.
“Hidup ini terlalu singkat untuk diisi drama. Saya memilih fokus pada hal-hal yang membangun,” tegasnya.
Adel percaya bahwa kemandirian perempuan bukan tentang menolak bantuan, tapi tentang memiliki prinsip dan mental tangguh.
“Perempuan hanya bentuk raga, jiwa dan mental harus sekuat baja,” ujarnya, mengutip motto hidupnya.
Baginya, kekuatan perempuan terletak pada kemampuan bertahan di tengah badai tanpa kehilangan kelembutan.
“Kita bisa tegas dalam bekerja, tapi tetap hangat sebagai ibu. Itu keunikan yang harus dibanggakan,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan.
“Saya olahraga bukan hanya untuk fisik, tapi juga mental. Poundfit mengajariku bahwa setiap pukulan adalah simbol perlawanan terhadap rasa lelah dan tekanan.”
Adel berpesan kepada perempuan Indonesia: “Jangan biarkan keadaan membuatmu lemah. Mandiri itu berarti kamu punya pilihan, bukan terpaksa.”
Ia mengajak semua orang, terutama single parent, untuk tak malu mencari cara melepas stres entah lewat olahraga, hobi, atau sekadar curhat dengan sahabat.
“Jangan pendam emosi. Temukan outlet yang membuatmu tetap waras, karena anak-anakmu butuh versi terbaik dari dirimu.”
Source image: adel
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
