Agis Savira, Jadilah Perempuan yang Menjadi Ksatria dalam Kelembutan!
Iniloh.com Jakarta- Di tengah geliat kota-kota besar, Agis Savira memilih jalan berbeda: setia mengabdi untuk tanah kelahirannya, Bojonegoro, Jawa Timur.
Bagi Agis, kota ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan rumah yang nyaman dan ramah yang wajah aslinya terpancar dari keramahan warganya dan semangat gotong royong yang mengakar.
“Alhamdulillah sampai sekarang pun masih tinggal disini, mengabdi buat kota kelahiran tercinta,” ujarnya dengan bangga, menegaskan komitmennya pada bumi tempat ia berlabuh.
Perjalanan pengabdian Agis dimulai dari ranah sosial. Ia bergabung dengan lembaga non-pemerintah Ademos sebagai Media Specialist.
Di sini, perannya unik: ia bukan langsung di lapangan pendampingan, melainkan penyambung cerita.
“Aku ini tugasnya mencatat momen pengabdian teman-temanku menjadi berita dan konten,” jelasnya, menjadi suara bagi kerja keras rekan-rekannya yang bergerak di akar rumput.
Namun, semangat berkaryanya tak berhenti di situ. Agis melangkah ke dunia profesional dengan bergabung di PT Asri Dharma Sejahtera, Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD Bojonegoro yang fokus pada bisnis investasi Migas.
Sebagai Media Consultant, ia membawa keahlian komunikasinya untuk mendukung misi perusahaan daerah ini.
Tak hanya itu, ia juga menyandang peran strategis sebagai Media Manager Campaign Kepala Daerah atau Bupati Bojonegoro.
Tugasnya? “Kurang lebih sama, tapi lebih detil lagi karena hubungannya langsung dengan masyarakat.”
Tiga peran ini di Ademos, BUMD ADS, dan Kantor Bupati mewujud dalam satu tujuan: menyampaikan informasi dan membangun narasi positif untuk Bojonegoro dari berbagai perspektif.
Dalam menjalani multitasking yang dinamis ini, Agis merasakan suka duka yang paradoksal. Sukanya jelas: “Bisa beraktivitas dari manapun & tidak pernah boring.”
Bidang yang ia geluti menuntutnya untuk belajar tiap saat karena dinamika yang selalu berubah, sesuatu yang justru memberinya energi.
Namun, di sisi lain, fleksibilitas ini menjadi pedang bermata dua: “Bisa kerja dari manapun berarti jarang libur aktivitas.”
Tuntutannya adalah kecepatan dan adaptabilitas tinggi, “Harus cepat, cepat dan cepat adaptif juga mau terus belajar,” ujarnya disertai tawa, mengakui intensitas tantangan yang dihadapi.
Di balik kesibukannya yang padat, harapan Agis untuk dirinya sendiri terdengar sederhana namun mendalam: “Sehat, simple, cantik dan pinter cari rezeki.” Empat pilar ini menjadi fondasi kesehariannya.
Namun, filosofi hidupnya jauh lebih menggugah.
“Perempuan yang jadi ksatria dalam kelembutan, nyawiji dalam cita-cita.
Greget dalam perjuangan. Sengguh dalam tingkah laku, dan orang mingkuh walau dunia meragukan.”
Source image: agis

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










