Agnes Tryananta, Hidup Tak Selalu Ajarkan Kita dengan Cara yang Manis!
Iniloh.com Jakarta- Agnes Tryananta membawa dalam dirinya kehangatan tanah kelahirannya, Medan, dan keteguhan iman yang menjadi fondasi hidupnya.
“Saya asal kota Medan,” ungkapnya, “Saya hadir dari keluarga kecil yang sederhana tapi memiliki iman yang kaya kepada Tuhannya.”
Latar belakang keluarga yang sederhana namun kaya akan spiritualitas ini membentuknya menjadi pribadi yang menghargai esensi hidup dan percaya pada kekuatan yang lebih besar.
Medan, dengan segala dinamikanya, bukan hanya tempat lahir; ia adalah akar yang menanamkan nilai-nilai ketekunan dan keyakinan yang kini membawanya jauh melintasi benua.
Kini, Agnes menjalani kehidupan yang penuh makna di Jerman, menganyam dua peran penting sekaligus: sebagai pelajar dan sebagai pendidik.
“Sekolah dan bekerja sebagai Guru TK di Jerman,” jelasnya tentang kesibukannya.
Menjadi guru Taman Kanak-kanak di negeri asing adalah peran yang mulia sekaligus menantang, membutuhkan tidak hanya kompetensi pedagogis tetapi juga kepekaan budaya dan kesabaran ekstra untuk membimbing anak-anak kecil di lingkungan yang berbeda.
Agnes memilih untuk menyelami tantangan ini, menjadikan ruang kelas TK sebagai panggungnya untuk menanamkan kebaikan dan pengetahuan sejak dini.
Ketika ditanya tentang suka duka perjalanannya, jawaban Agnes memancarkan sikap hidup yang luar biasa positif dan penuh syukur.
“Sukanya, menemukan tempat, dan orang-orang baik di sekeliling saya, yang mau menyuport setiap pilihan saya,” ujarnya, menyoroti betapa berharganya dukungan komunitas dan lingkungan yang baik baginya.
Yang lebih mengagumkan adalah pengakuannya tentang duka: “Dukanya bisa dibilang tidak ada.”
Bukan berarti hidupnya tanpa hambatan, melainkan karena pilihan sadarnya untuk selalu mengambil hal positif pada setiap apa yang terjadi di hidup saya.
Filosofi ini menjadi filter yang mengubah potensi kesulitan menjadi peluang belajar dan kesyukuran.
Ia menolak untuk dikalahkan oleh narasi negatif, memilih fokus pada cahaya dan dukungan yang ada.
Harapan dan doa Agnes untuk masa depan bersifat universal dan penuh kepercayaan pada rencana Ilahi.
“Semoga Tuhan selalu Genapi apa pun yang saya, kamu, kita, keluarga Butuhkan,” doanya yang mencakup diri sendiri, orang lain, dan keluarga luas.
Lebih dalam lagi, ia berharap agar semua selalu di limpahi rasa syukur di dalam hidup.
Bagi Agnes, rasa syukur bukan sekadar ucapan, tapi sikap dasar yang mengubah perspektif dan membuka hati terhadap berkat, besar maupun kecil.
Kepada semua yang membacanya, Agnes Tryananta menyampaikan pesan yang dalam dan menguatkan, buah dari perjalanan hidupnya sendiri:
“Dia yang berani hari ini, pernah merasa ketakutan kemarin. Hidup tidak selalu mengajarkan kita dengan cara yang manis.
Kadang kita harus tersesat dulu agar kita bisa menemukan arah tujuan kita.
Dan berhasil atau tidaknya sebuah kehidupan, tidak di tentukan oleh 1 kegagalan.”
Source image: Agnes

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










