Ajeng Trifany, Jangan Pernah Gantungkan Harapan Pada Orang Lain
Iniloh.com Jakarta- Ajeng Trifany adalah perempuan asli Medan yang menyimpan kisah cinta dan kegetiran terhadap kota kelahirannya.
“Medan itu seperti dua sisi mata uang. Di sini, ada makanan lezat, sahabat-sahabat yang selalu mendukung saat aku terpuruk pascaperceraian, tapi juga banyak hal buruk yang membahayakan mental anakku,” ujarnya.
Ia mengakui sulitnya melepaskan kenangan indah tentang nasi goreng Medan atau obrolan hangat di kedai kopi, namun tekadnya untuk mencari lingkungan yang lebih sehat bagi buah hati membuatnya berani merencanakan langkah baru.
“Aku harus memilih: bertahan di zona nyaman atau melindungi masa depan anak. Aku pilih yang kedua,” tegasnya.
Setelah berpisah dari mantan suami pada 2021, Ajeng tak langsung kembali ke pekerjaan lamanya di bank swasta.
Dengan tabungan yang menipis, ia memutar otak untuk bertahan hidup.
“Waktu itu, satu-satunya yang bisa kulakukan adalah berjualan makanan. Aku masak apa yang kusuka, lalu jual ke tetangga dan teman,” kenangnya.
Bisnis kuliner UMKM-nya, yang dimulai dari dapur kecil, perlahan tumbuh menjadi sumber penghasilan yang membantunya bangkit.
Kini, Ajeng menjalani dua peran sekaligus: marketing di bank dan pengusaha kuliner.
“Sebagai marketing, aku bertemu banyak orang hebat. Tapi di balik itu, tekanan target selalu mengintai,” ujarnya.
Ia mengaku sering begadang menyusun strategi penjualan, sambil menyiapkan pesanan katering untuk bisnis sampingannya.
“Kadang lelah, tapi aku ingat tujuan utama: menghidupi anakku,” tambahnya.
Di tengah kesibukan, harapan Ajeng terfokus pada dua hal: kesehatan dan keberkahan rezeki.
“Aku tak ingin harta melimpah, asal halal dan cukup untuk anakku. Yang terpenting, dia tumbuh jadi pribadi berbudi pekerti baik,” ucapnya.
Doa ini ia panjatkan setiap hari, meyakini bahwa keikhlasan dan kerja keras akan membawanya pada jalan yang diridai Allah.
Ajeng punya pesan kuat untuk para perempuan:
“Jangan pernah menggantungkan harapan pada orang lain. Kitalah nahkoda bagi diri sendiri.”
Pengalamannya sebagai single mother mengajarkannya bahwa ketergantungan hanya membuka pintu kekecewaan.
“Manusia bisa berubah, tapi pikiran dan tindakan kitalah yang menentukan nasib. Tersenyumlah di tengah badai, karena kita lebih kuat dari yang kita kira,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kecerdasan emosional dan finansial.
“Perempuan harus cerdas mengatur hati dan uang. Bahagia itu pilihan, bukan takdir,” tambahnya.
Ajeng membuktikan bahwa kebahagiaan bisa diciptakan lewat usaha mandiri, meski harus berjalan sendirian.
Source image: Ajeng

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










