Alifia Nur Rachma, Jangan Pernah Takut untuk Gagal, Tapi Takutlah untuk Tidak Pernah Mencoba
Iniloh.com Surabaya- Alifia Nur Rachma akrab dipanggil Alifia, atau Fia. Saat ia tengah menginjak usia 25 tahun dan merupakan kelahiran Bojonegoro. Sebagai kabupaten kecil di Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah Bojonegoro terkenal dengan kekayaan alamnya terutama selama sepuluh tahun belakangan ini yaitu karena pengeboran minyaknya di daerah Gayam – Cepu Kab. Blora.
Alifia lahir di sebuah keluarga kecil yang sederhana, di mana kedua orang tuanya bekerja sebagai pegawai negeri. Ia merasa beruntung, karena sejak kecil baik dirinya ataupun dua adiknya berkesempatan mendapatkan banyak pendidikan entah itu formal atau informal.
Dalam keluarga Alifia, terlebih kedua orang tuanya memang sosok yang tegas dan disiplin. Walaupun mereka adalah perempuan, orang tua Alifia sangat aktif untuk mendorong anak-anaknya dalam menyukai dan mengeksplorasi bakat dan minat masing-masing sejak dini.
Hal itu membuat Alifia berhasil mendapatkan prestasi pertama di usia 4 Tahun (2003) dalam meraih Juara 1 Lomba Menyanyi tingkat Kabupaten mewakili sekolah yang kemudian di tahun berikutnya gadis satu ini juga berhasil mewakili Bojonegoro di tingkat Jawa Timur.
Selain banyak prestasi di bidang tarik suara, orang tua Fia juga mendukung penuh untuk aktif di bidang lain seperti fashion, olahraga dan juga ilmu pengetahuan. Dari kelas 5 SD hingga lulus SMA, Fia bahkan aktif tercatat sebagai atlet Karate yang berhasil mewakili bojonegoro dalam berbagai perlombaan mulai tingkat Kabupaten hingga kancah nasional (15 x Juara) dan berhasil menyandang Sabuk Hitam di Usia 14 Tahun (2014).
Alifia termasuk anak yang pendiam, dan ia sangat suka sekali membaca buku yang berkaitan dengan sejarah dan sains karena di rumah sejak dulu sang ayah mempunyai banyak buku terutama yang berkaitan dengan sejarah yang sering ia baca ketika kecil.
Meski saat itu ia tidak paham, namun hingga sekarang sains dan sejarah menjadi minat dan topik terbesar yang sangat menarik untuk dipelajari oleh Alifia. Ia sangat suka membaca, menulis puisi, hingga suka bermain dengan kata dan memiliki banyak sekali buku terutama buku politik, sejarah dunia dan biografi yang menjadi koleksi di rumahnya.
“Saya adalah lulusan D-IV Nautika dari Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang dari Jalur Pola Pembibitan / ikatan dinas (2019) dan lulus di tahun 2024. Saat ini saya bekerja sebagai PNS di Kementerian Perhubungan sebagai Investigator Keselamatan Pelayaran dan mendapat penempatan pertama di Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Juwana, Kab. Pati, Jawa Tengah. Tentunya menjadi PNS bukan cita cita saya, sebab jujur dream job saya sejak kecil ingin menjadi ilmuwan sih yang mungkin bisa merancang atau menciptakan sesuatu yang berguna untuk orang banyak,” tutur Alifia.
Sejak awal orang tua Alifia telah membantu untuk mengarahkan ia masuk ke sekolah kedinasan, dengan alasan prospek masa depan pasca kuliah yang jelas dan melihat PIP memiliki prospek yang outstanding, akhirnya ia pun mencoba mendaftar PIP di tahun kedua setelah gap year selama dua tahun (2017-2019) dan berhasil diterima.
Alasan gap year selama ini karena pertama pas masuk PIP memang tidak boleh ada kendala dalam kesehatan sehingga ada prosedur operasi yang harus dilakukan (lasik dan amandel) Alifia terlebih dahulu sebelum bisa mendaftar sebagai taruna PIP.
Ia tentu bangga dengan dirinya sendiri di mana setelah lulus memang langsung diarahkan untuk masuk sebagai ASN jadi tidak perlu mengalami kendala untuk mencari pekerjaan setelah lulus. Kemudian selama pendidikan memang ia ber-terima kasih karena banyak sekali pengalaman yang membuat mental dan pribadi Alifia dibentuk selama empat tahun.
Di PIP ia benar-benar merasa yang awalnya tidak suka karena ini bertentangan dengan keinginannya, perlahan merasa semuanya justru dipermudah ketika ia menerapkan ilmu ikhlas, dan legowo dalam menjalani setiap prosesnya.
Salah satu pengalaman yang paling tidak terlupakan seumur hidup bagi seorang Alifia mungkin adalah ketika ia menjadi satu satunya crew wanita yang berada selama satu tahun di atas kapal tanker pertamina yang memiliki rute Tuban – India selama 8 voyage PP (2022). Setelah itu masih ada banyak sekali pengalaman yang ia rasakan.
“Ke depannya harapan saya pastinya saya ingin terus untuk dapat berkembang dan belajar. Terutama terkait dengan pekerjaan saya, saya ingin bekerja dengan tulus ikhlas dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Menciptakan atau memperbaiki suatu sistem yang berkaitan dengan kemajuan transportasi di Indonesia, terutama terkait dengan keselamatan pelayaran melihat prospek dunia pelayaran ini sangat luas dan tidak ada matinya sejak zaman dulu hingga sekarang,” ujar Alifia.
“Fall seven times, stand up eight. Jangan pernah takut untuk gagal, tapi takutlah untuk tidak pernah mencoba. Saya selalu percaya semesta selalu beraliansi kepada orang-orang yang keras kepala dan bertekad keras dalam mengejar mimpinya,” pesan Alifia.
Demikianlah profil singkat Alifia Nur Rachma yang semoga saja dapat memberikan inspirasi dan semangat buat kamu.
Source image: alifia

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










