Aliftia Rizki Annisa, Jangan Pernah Menyerah!
Iniloh.com Jakarta- Menyandang gelar Head of National Fleet Sales 4W di PT Suzuki Indomobil Sales dari Senin hingga Jumat, bertransformasi menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi bilangan Jakarta Timur setiap Sabtu.
Lalu menghabiskan Minggu dengan long run dan menulis konten tentang autoimun inilah ritme hidup Aliftia Rizki Annisa, atau akrab disapa Icha.
Domisilinya kini Depok, namun jejak pendidikannya membentang dari Lampung (TK-SMP), Solo (SMA), Bandung (S1 Unpad), hingga Bogor (S2 IPB).
Perjalanan geografis ini mencerminkan dinamika hidupnya yang tak pernah statis.
Di balik kesibukan profesional yang padat, ada misi personal yang menyala-nyala: menjadi cahaya bagi sesama penyintas autoimun.
Sebagai penyintas 6 jenis autoimun sekaligus yang telah berjuang selama 20 tahun, Icha merasakan langsung betapa dunia ini masih awam.
Konten yang ia tulis di hari Minggu bukan sekadar hobi, melainkan panggilan jiwa.
“Aku pengen banget ngebantu orang yang baru aja terkena autoimun dan juga menginspirasi mereka,” ujarnya.
Tujuannya jelas: menunjukkan bahwa hidup berkualitas dan penuh harapan tetap mungkin, serta memberi panduan do and dont bagi penyintas dan orang terdekatnya.
Harapannya konkret: membantu 80% penyintas autoimun yang adalah wanita untuk memahami kondisinya, mengelola gejala, mengubah gaya hidup, dan tetap kuat menuju remisi.
Hobi larinya jauh lebih dari sekadar aktivitas fisik; itu adalah strategi hidup dan kunci remisi.
Lari memaksanya disiplin: dilarang begadang, makanan bergizi diatur ketat, tidur dan bangun pagi terjadwal.
“Lari bukan melawan orang lain tetapi diri sendiri,” tekadnya, menjadikan catatan waktu sebagai alat improvement.
Ambisinya pun tinggi: menaklukkan World Major Marathon di 7 negara. Namun, dukanya nyata: ia tak bisa lari kapan saja. Harus peka pada tubuh.
“Kalau lelah harus nahan ego, bisa berakibat kekambuhan,” ujarnya, mengingatkan bahwa kemenangan terbesar adalah mendengarkan tubuhnya sendiri.
Harapan Icha untuk masa depan terbagi dalam empat pilar utama.
Di bidang keluarga, ia mendambakan hubungan yang harmonis penuh kasih sayang, menjadi sumber dukungan, dan mampu menciptakan kenangan indah bersama orang tercinta.
Untuk karir, ambisinya adalah melanjutkan pendidikan Doktoral (S3) Manajemen Strategis di Universitas Indonesia, disertai komitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat memberi manfaat seluas-luasnya bagi khalayak.
Dalam hal ekonomi, yang ia idamkan adalah kestabilan keuangan serta kemampuan mengelola finansial secara bijak.
Sementara di ranah kesehatan, yang menjadi perjuangan personalnya harapan terbesarnya adalah mampu mengelola gejala keenam jenis autoimun yang dideritanya secara konsisten demi mencapai remisi berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup.
Pesan Icha untuk sesama penyintas autoimun penuh kekuatan dan empati:
“Untuk sahabat penyintas autoimun, kalian gak sendirian.Ada banyak orang yang hidup dengan autoimun dan tetap bisa berkarir dan menjalani hidup yang normal.
Jangan pernah menyerah untuk mencapai remisi secara konsisten dan Jangan pernah biarkan autoimun mengendalikan hidup, karena kita lebih kuat daripada yang kita pikirkan.”
Source image: icha

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










