Amalia Pratama, Hidup Adalah Proses Belajar!
Iniloh.com Jakarta- Jakarta bukan hanya titik koordinat di peta bagi Amalia Pratama, melainkan kanvas masa kecil yang diwarnai kehangatan.
“Tumbuh di keluarga yang hangat,” kenangnya singkat namun penuh makna ketika ditanya tentang asal-usulnya.
Kehangatan inilah yang mungkin menjadi fondasi tak terlihat bagi perjalanannya, sebuah fondasi yang kelak menopangnya saat ia memutuskan untuk mengambil langkah berani di usia yang kerap dianggap mapan.
Dunia konten kreator bukanlah rencana awal Amel.
Langkahnya terjun ke dunia digital berawal dari kerinduan. Kerinduan mendalam pada dunia akting yang pernah ditekuninya belasan tahun silam.
“Saya ingin memulai kembali,” ujarnya dengan tekad yang terasa menggebu.
Namun, memulai kembali di era digital membutuhkan strategi.
Kunci mendapatkan kolaborasi dengan banyak brand, menurutnya, dimulai dari kejelasan identitas.
“Yang pertama tentukan segmen dulu untuk personal branding-nya,” jelas Amel.
Tak lupa, ia menyarankan untuk aktif bergabung dengan komunitas sebagai jembatan membangun relasi dan peluang. Perjalanan ini tentu berlapis suka dan duka. Suka terbesarnya?
“Saya gak nyangka di umur saya yang ke 37 tahun ini bisa menginspirasi para ibu yang lain,” ucapnya, rasa syukur dan kebanggaan terdengar jelas.
Sedangkan dukanya datang dari medan perang kreator konten itu sendiri:
“Yaa harus rela panas-panasan untuk take konten,” keluhnya sambil tersenyum, menggambarkan dedikasi di balik setiap hasil foto atau video yang sempurna.
Kreativitas Amel tidak muncul begitu saja. Rahasia konsistensinya terletak pada metode ATM: Amati, Tiru, Modifikasi.
Ia menekankan pentingnya kepekaan terhadap tren yang sedang happening, namun dengan catatan utama:
“Tetap sesuai dengan karakter kita, punya ciri itu penting!”
Pemilihan segmen fashion hijab pun bukan tanpa alasan yang mendalam.
“Saya memilih segmen fashion hijab karena ingin menginspirasi ibu-ibu lain untuk tetap modis walaupun umur sudah tidak muda,” tuturnya.
Visinya jelas: membuktikan bahwa gaya dan kepercayaan diri tidak mengenal batas usia, dan hijab bisa menjadi medium ekspresi yang kuat bagi para wanita, khususnya para ibu.
Di balik keceriaan dan gaya modisnya, harapan Amalia Pratama terdengar sederhana namun sangat fundamental.
“Semoga diberi kesehatan selalu,” doanya yang utama.
Kesehatan ini menjadi kunci baginya untuk terus melakukan yang terbaik & semangat dalam menjalani peran-peran multitasking yang diembannya.
Sebagai istri, sebagai ibu, dan tentu saja, sebagai kreator konten yang menginspirasi ribuan perempuan lainnya. Kesehatan adalah energi yang memungkinkannya memberi yang terbaik di setiap peran.
Pesan yang ingin Amel sampaikan kepada siapa pun yang menyimak perjalanannya adalah sebuah mantra hidup yang ia pegang teguh:
“Hidup adalah proses belajar tanpa batasan usia, dan berdamailah dengan kekurangan kita”.
Source image: amel

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










