Amaryllis Infinity, Potensimu Tidak Akan Habis Hanya Karena Tidak Ada Yang Melihat!

Iniloh.com Jakarta-Dari balik kesejukan Kota Malang, tumbuh seorang pemikir yang menjadikan kehangatan sederhana sebagai kekuatan.

Amaryllis Infinity, gadis yang menghabiskan masa kecil di lingkungan bersahaja namun sarat cinta keluarga ini, mengukir filosofi hidupnya dari kota kelahiran.

Udaranya adem, suasananya tenang, dan warganya ramah,” kenangnya tentang Malang.

Fondasi itulah yang membentuk keyakinannya: dukungan kecil sehari-hari dan kasih keluarga bisa menjadi pijakan kokoh untuk menjadi diri seutuhnya.

Kini, Amaryllis menjalani dua identitas sekaligus dengan gemilang.

Di satu sisi, ia serius menekuni dunia putih sebagai mahasiswa kedokteran, mempelajari anatomi, penyakit, dan kompleksitas tubuh manusia.

Di sisi lain, ia adalah konten kreator yang menyelami jagat pengembangan diri (self-growth) dan perjalanan personal.

Di balik jas lab, aku percaya ada banyak hal yang bisa disuarakan lewat cerita, kamera, dan tulisan,” ungkapnya.

Dua dunia yang tampak berseberangan ini justru ia rajut menjadi satu kesatuan harmoni: ilmu kedokteran memberinya kedalaman, sementara kreativitas memberinya ruang bernapas.

Suka-duka pun hadir dalam dinamika hidupnya yang padat.

Sukanya: bisa jadi versi terbaik diri sendiri sambil menginspirasi orang lain,” ujarnya bersemangat.

Namun, seperti dua sisi mata uang, ia kerap berjibaku dengan dilema khas generasi produktif: kapan harus memacu diri dan kapan harus beristirahat, juga tarik-menarik antara ekspektasi luar dan realita diri.

Tapi proses itu justru yang bikin aku terus belajar,” akunya.

Bagi Amaryllis, ketegangan ini bukan penghalang, melainkan guru yang mengajarkannya mendengarkan ritme internal.

Harapannya sederhana namun penuh makna: semua perjuangan dari keluarga hingga karir dibarengi keberkahan.

Nggak harus selalu mulus, tapi semoga selalu punya alasan buat bersyukur dan terus maju,” tulisnya.

Filosofi ini terpatri kuat dalam keyakinannya bahwa potensi manusia tak pernah padam hanya karena tak dilihat orang lain. Pesannya bagai suluh penyemangat:

“Terus jalan, terus nyala bahkan saat kamu sendiri yang jadi satu-satunya sumber cahayanya.”

Melalui akun Instagram @amarylis.infinity, Amaryllis membagikan momen-momen otentiknya.

Dari cerita di balik meja laboratorium hingga refleksi personal sebagai perempuan muda yang terus bertumbuh.

Ia membuktikan bahwa kedokteran dan seni bercerita bukanlah dua kutub yang bertolak belakang, melainkan dua bahasa berbeda untuk menyentuh manusia.

Dalam diamnya ruang praktikum maupun riuhnya dunia digital, Amaryllis tetap setia pada cahayanya sendiri.

Seperti namanya, infinity, tak terbatas dan abadi.

 

 

Source image: amary

You May Also Like

Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Bella Netania Alvarez, Jadi Wanita Tak Hanya Berani Bermimpi Tapi Mengejarnya
Bella Netania Alvarez, Jadi Wanita Tak Hanya Berani Bermimpi Tapi Mengejarnya
Veronica Bunga, Bahagia Dimulai Dari Cara Kita Melihat dan Cintai Diri Sendiri
Veronica Bunga, Bahagia Dimulai Dari Cara Kita Melihat dan Cintai Diri Sendiri
Jesica Lin, Semua Bisa Dicapai Hanya Butuh Waktu dan Tekad Kuat
Jesica Lin, Semua Bisa Dicapai Hanya Butuh Waktu dan Tekad Kuat
Oktaviana, Melihat Wajah Bahagia dan Pede Hasil Riasku Sangat Bahagia dan Tak Ternilai dengan Apapun
Oktaviana, Melihat Wajah Bahagia dan Pede Hasil Riasku Sangat Bahagia dan Tak Ternilai dengan Apapun
Nur Hass, Selalu Sisakanlah Ruang Ikhlas karena Manusia Hanya Bisa Merencanakan Tuhan yang Menentukan
Nur Hass, Selalu Sisakanlah Ruang Ikhlas karena Manusia Hanya Bisa Merencanakan Tuhan yang Menentukan