Amé Amallia Beneder, Tidak Semuanya Mudah, Hanya Perlu Terbiasa

Iniloh.com Jakarta- Lahir di Jakarta yang hiruk-pikuk dan penuh warna, darah Betawi dari ibu dan Jawa Barat dari ayah mengalir dalam diri Amé Amallia Beneder.

Kota kelahirannya membentuk 15 tahun pertamanya, sebelum Bandung menjadi rumah selama 7 tahun berikutnya.

Namun, petualangan terbesarnya dimulai di usia 23 tahun: pindah ke Belanda.

Kini, setelah 26 tahun menetap di negeri kincir angin itu, Amé telah menjalin ikatan mendalam dengan dua benua.

Di tengah perjalanan hidup yang membentang jauh, satu hal tetap menjadi pusat gravitasinya: keluarga.

Keluarganya digambarkannya sebagai sumber kehangatan, cinta, dan dukungan tak tergoyahkan ,  fondasi kokoh yang membantunya mengarungi kehidupan di perantauan.

Lucunya, menari tidak pernah masuk dalam daftar cita-cita masa kecil Amé.

Namun, sang ibulah yang membukakan pintu dunia seni gerak ini. Sejak usia 8 tahun, ibunya mendorongnya untuk mempelajari tarian tradisional Indonesia, terutama Jaipongan dan tari Betawi.

Saat itulah benih kecintaan pada budaya Indonesia mulai tumbuh, meski mungkin belum sepenuhnya disadarinya.

Benih itu akhirnya menemukan tanah subur yang tak terduga di Belanda.

Sebuah momen pencerahan terjadi saat Amé menyaksikan pertunjukan tari Hawai’i (Hula) dan tari Tahiti (Ori Tahiti).

Ia langsung terpikat! Keindahan gerak, musik yang menggugah, dan energi dahsyat yang dipancarkan membuatnya jatuh hati. Ketertarikan itu berubah menjadi tekad bulat.

Amé bukan tipe yang setengah-setengah.

Untuk mendalami Hula, ia terbang langsung ke Hawai’i, mengikuti berbagai workshop di bawah bimbingan para Kumu (guru tari yang dihormati).

Demi menguasai keanggunan dan kekuatan Ori Tahiti, ia pun menjejakkan kaki di Tahiti, belajar secara intensif di Conservatorium Tahiti.

Dedikasi ini menunjukkan komitmennya untuk belajar bukan sekadar permukaan, tetapi menyelami esensi budaya tersebut langsung dari sumbernya.

Dunia tari pun membalas dedikasinya dengan limpahan hadiah: kesempatan keliling dunia, mengenal beragam budaya secara mendalam, bertemu dengan penari-penari hebat dari berbagai penjuru, dan yang terpenting, menjalin persahabatan dan relasi baru yang mengglobal.

Tari menjadi bahasanya yang universal.

Tentu, menggeluti passion dengan intensitas tinggi di tengah kesibukan hidup tidak selalu mudah. Amé mengakui tantangan terbesarnya adalah membagi waktu.

Ia harus cermat menyeimbangkan peran sebagai istri, ibu, bahkan kini nenek, dengan tanggung jawab pekerjaan kantor dan yang tak kalah penting: waktu untuk diri sendiri.

Jadwal pertunjukan (shows) dan latihan intensif yang diperlukan untuk persiapan seringkali menjadi puzzle yang rumit untuk disusun.

Namun, cintanya pada tari menjadi motivasi untuk terus mencari keseimbangan itu.

Harapan Amé untuk masa depan terdengar sederhana namun penuh makna:

Semoga saya selalu sehat dan bisa terus menari dengan bahagia, lahir dan batin.”

Kebahagiaan menari secara utuh – fisik dan jiwa  menjadi inti doanya.

Dan ia tak lupa mengulurkan harapan yang sama untuk keluarganya, teman-temannya, dan semua orang yang membaca kisahnya, sebuah ungkapan welas asih yang tulus.

 

Source image: Amé

You May Also Like

Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Bella Netania Alvarez, Jadi Wanita Tak Hanya Berani Bermimpi Tapi Mengejarnya
Bella Netania Alvarez, Jadi Wanita Tak Hanya Berani Bermimpi Tapi Mengejarnya
Adinda Meita Putri, Hidup Adalah Belajar Jangan Pernah Berhenti Belajar karena Semuanya Sangat Dinamis
Adinda Meita Putri, Hidup Adalah Belajar Jangan Pernah Berhenti Belajar karena Semuanya Sangat Dinamis
Iis Amin, Semua Punya Tujuan yang Indah Tapi Tak Semua Punyai Langkah Mudah
Iis Amin, Semua Punya Tujuan yang Indah Tapi Tak Semua Punyai Langkah Mudah
Tabby Harun, Meraih Sesuatu Itu Mudah yang Sulit Mempertahankannya
Tabby Harun, Meraih Sesuatu Itu Mudah yang Sulit Mempertahankannya
Jesica Lin, Semua Bisa Dicapai Hanya Butuh Waktu dan Tekad Kuat
Jesica Lin, Semua Bisa Dicapai Hanya Butuh Waktu dan Tekad Kuat