Amelia Gunawan, Fokus Progres Kita Sekecil Apapun Itu
Iniloh.com Jakarta- Amelia Gunawan, perempuan berdarah Jawa yang lahir 11 Maret 2002 di Jakarta ini, menyebut dirinya sebagai “anak ibukota dengan akar budaya Jawa”.
Meski orang tuanya berasal dari tanah Jawa, Amelia menghabiskan seluruh masa kecil hingga dewasa di tengah gemerlap Jakarta.
“Jakarta itu rumah. Di sini aku belajar tentang kerasnya kehidupan, tapi juga tentang kehangatan keluarga,” ujarnya dengan senyum khasnya yang menular.
Sebagai karyawan kantoran yang menjalani rutinitas “berangkat pagi, pulang sore”, Amelia mengaku hidupnya tak jauh dari kemacetan dan deadline.
Namun, di balik kesibukan itu, ia punya dua pelarian: nyanyi dan fotografi. “Kerja itu wajib, tapi hobi itu kebutuhan. Kalau gabut, aku nyanyi atau hunting spot foto,” candanya.
Baginya, dua aktivitas ini bukan sekadar pengisi waktu, melainkan cara untuk mencintai diri sendiri dan juga menghasilkan pemasukan tambahan yang lumayan juga.
“Dulu aku pemalu, tapi sejak rajin nyanyi di depan kamera atau eksplor angle foto, rasa percaya diri meningkat drastis,” tuturnya.
Amelia bercerita bahwa kecintaannya pada nyanyi sudah melekat sejak kecil.
“Apa pun suasana hati, nyanyi selalu jadi obat. Di kamar mandi, di angkot, atau sambil masak, aku bisa menyanyi,” ungkapnya sambil tertawa.
Sementara fotografi menjadi mediumnya mengekspresikan keindahan dalam hal-hal sederhana.
Dari potret jalanan ibu kota hingga selfie aestetik di sudut kafe, Amelia menjadikan setiap frame sebagai cerita.
“Yang penting mood-nya pas. Kadang cuma foto es kepal milo atau langit Jakarta yang lagi oranye, itu udah bikin aku bahagia,” tambahnya.
Menariknya, Amelia tak pernah mengeluh tentang “duka” dalam menekuni hobinya.
Baginya, selama dilakukan dengan hati, semua terasa menyenangkan.
“Hobi itu harus enjoy, jangan dibebani ekspektasi. Kalau aku nggak mood nyanyi, ya nggak dipaksa. Besok bisa lanjut lagi,” katanya.
Amelia punya filosofi hidup sederhana: tetap tersenyum dalam kondisi apa pun.
“Kalau ada masalah, aku nggak larut lama-lama. Move on cepat, terus cari kegiatan yang bikin happy,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya tidak “manjain perasaan negatif”.
“Jangan baperan sama hal-hal kecil. Kadang kita terlalu fokus pada hal yang nggak penting, akhirnya energi habis buat mengeluh,” pesannya.
Tips ini ia terapkan dalam keseharian. Misalnya, saat terjebak macet sepulang kerja, Amelia memilih bernyanyi alih-alih mengumpat. “Lagu favoritku putar, langsung macet nggak kerasa,” ucapnya sambil tertawa.
Amelia menutup perbincangan dengan pesan mengena:
“Self-love itu bukan cuma skincare atau beli baju mahal. Self-love itu tentang ngertiin kebutuhan diri sendiri, beri waktu untuk melakukan hal-hal yang bikin kamu growing.
Ketika kamu sudah bisa mencintai diri sendiri, kebahagiaan akan datang dengan sendirinya.
” Ia juga mengingatkan agar tidak membandingkan diri dengan orang lain.“Kita punya jalan hidup masing-masing. Fokus sama progres diri sendiri, sekecil apa pun itu. Yang penting, setiap hari ada hal baru yang bikin kamu bersyukur,” tambahnya.
Bagi Amelia, Jakarta bukan sekadar kota tempatnya bekerja. Ibukota adalah sumber inspirasi.
Dari deru klakson yang ia ubah menjadi ritme nyanyian, hingga gedung-gedung tinggi yang menjadi latar foto kreatifnya.
“Di kota ini, aku belajar bahwa kebahagiaan bisa ditemukan di tengah kesibukan, asal kita mau melihatnya dari sudut yang berbeda,” pungkasnya.
Dengan semangatnya yang menggebu, Amelia Gunawan membuktikan bahwa kebahagiaan tidak selalu tentang pencapaian besar.
Terkadang, ia hadir dari hal-hal sederhana:Suara merdu dalam kamar kos, bidikan kamera yang jujur, dan senyuman tulus di tengah rutinitas.
Source image: Amelia
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
