Amelie Poerwoko, Tak Perlu Bicara Keras, Tapi Pastikan Kehadiranmu Terdengar Jelas Sejak Pertemuan Pertama

Iniloh.com Jakarta- Hidup Amelie Poerwoko yang akrab disapa Mel ibarat kanvas yang terus diwarnai oleh perjalanan tak terduga.

Lahir dalam keluarga ayah yang berkarier di Angkatan Udara, ia tumbuh sebagai anak yang tak punya “kampung halaman” tetap.

Kami pindah hampir setiap tahun, kadang kurang dari setahun sekali. Lahir pun rasanya cuma numpang lewat,” candanya.

Namun, pola hidup nomaden ini justru mengajarkannya arti adaptasi dan keindahan pertemuan.

Di setiap kota, saya dapat keluarga baru. Lingkungan luar berubah, tapi di rumah, orang tua selalu menciptakan kehangatan yang stabil,” ungkap perempuan yang tak pernah kehilangan senyum ini.

Karier Mel dimulai di industri fashion. Sebagai stylist dan editor majalah, ia menghabiskan tahun-tahun awal profesionalnya di antara gemerlap lampu sorot dan kain-kain mewah.

Namun, pandemi menghentak hidupnya ke arah tak terduga. Saat mencoba olahraga di F45 sebuah komunitas fitness ia jatuh cinta pada dunia yang sama sekali baru.

Awalnya coba-coba, eh malah datang tiap hari. Sampai suatu hari, mereka tawarin jadi pelatih,” kenangnya.

Tawaran itu ia terima, dan kini, ia tak hanya menjadi manager studio, tapi masih setia mengajar dua kali seminggu.

Hidup ini lucu. Kadang kita diubah tanpa diminta, tapi akhirnya bersyukur,” tambahnya.

Sebagai manager sekaligus pelatih, Mel menemukan kepuasan dalam dua peran yang berbeda.

Saya suka bertemu orang dari berbagai latar belakang. Saat lihat mereka makin percaya diri atau mencapai target fitness, saya ikut bangga,” ujarnya.

Bahkan di hari ia tak mengajar, Mel tetap datang ke studio entah untuk latihan sendiri atau sekadar ngobrol dengan anggota komunitas.

F45 bukan cuma tempat olahraga, tapi ruang di mana orang saling menyemangati. Di sini, saya belajar bahwa kehadiran itu lebih dari sekadar fisik,” paparnya.

Bagi Mel, mengelola studio adalah seni menyeimbangkan logistik dan empati.

Sebagai manager, saya harus pastikan operasional lancar.Tapi sebagai pelatih, saya ingat: setiap anggota punya cerita dan tujuan unik. Keduanya harus berjalan beriringan,” tegasnya.

Di balik energi positifnya, Mel menyimpan prinsip hidup yang dalam. Ia sering mengutip lirik lagu The Prayers:

Kita berharap setiap jiwa menemukan jiwa lain untuk dicintai.” “Kalimat itu selalu bikin saya merinding.

Hidup ini tentang koneksi entah lewat senyum di studio, obrolan singkat, atau dukungan saat seseorang hampir menyerah,” ujarnya.

Ia juga punya mantra khusus dalam berinteraksi:

 “Tak perlu bicara keras, tapi pastikan kehadiranmu terdengar jelas sejak pertemuan pertama.”

Prinsip ini ia terapkan baik saat memimpin rapat maupun melatih anggota baru. “Orang harus merasa didengar, bukan sekadar dilihat,” tambahnya.

 

Source image: amelie

You May Also Like

Eclaire Jane, Menjadi Independent Woman Sejak Umur 18 tahun
Eclaire Jane, Menjadi Independent Woman Sejak Umur 18 tahun
Mutiara Sari Marl, Jadilah Kreatif Berani Percayalah Semua Tercapai dengan Ketekunan dan Kerja Keras!
Mutiara Sari Marl, Jadilah Kreatif Berani Percayalah Semua Tercapai dengan Ketekunan dan Kerja Keras!
Sinta Dewi, Pastikan Hidup Kita Tak Bergantung Ke Orang Lain
Sinta Dewi, Pastikan Hidup Kita Tak Bergantung Ke Orang Lain
Harlistyani Lynna Hartono, Jika Ingin Pencapaian Maksimal Kita Harus Berusaha Lebih Kuat dan Keras
Harlistyani Lynna Hartono, Jika Ingin Pencapaian Maksimal Kita Harus Berusaha Lebih Kuat dan Keras
Mia Liana, Lakukan Sesuatu Sesuai Porsi Kita Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Mia Liana, Lakukan Sesuatu Sesuai Porsi Kita Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Intan Purnamasari, Keberhasilan Adalah Hasil Konsistensi dan Kerja Keras Tak Kenal Lelah
Intan Purnamasari, Keberhasilan Adalah Hasil Konsistensi dan Kerja Keras Tak Kenal Lelah