Ananda Ainun Jariah Harahap, Ketika Hidup Diterpa Badai, Jangan Menyerah!
Iniloh.com Jakarta- Di antara kebun karet dan kakao PT Lonsum Sulawesi Selatan, seorang anak kecil berlari menyusuri jalan tanah merah.
Ia adalah Ananda, lahir di Makassar, berdarah Medan-Batak dari ayah, dan Manado dari ibu.
“Saya produk persilangan budaya,” katanya sambil tertawa.
“Di desa terpencil 180 km dari kota, saya belajar arti kesederhanaan dan ketahanan.”
Warisan multikultural itu kelak menjadi fondasi hidupnya: seperti rute lari yang berkelok, ia paham bahwa keindahan hidup terletak pada keberagaman langkah.
Karirnya dimulai di dunia perbankan yang gemerlap.
Selama bertahun-tahun ia menguasai seni marketing finansial, hingga pandemi 2020 mengubah segalanya.
“Saya memilih keluar dari zona nyaman,” aku Ananda.
Kini, ia membangun bisnis bersama partner dan suami, sebuah lompatan iman yang justru memberinya kebebasan waktu untuk dua passion: tenis dan lari.
Tahun 2014 menjadi titik balik spiritual. Didiagnosis penyakit “tak tersembuhkan”, Ananda menolak pasrah.
“Saya memilih lari sebagai senjata melawan takdir,” kenangnya.
Dimulai dari jalanan sekitar rumah, ia konsisten menapak minimal 5K setiap hari. Mukjizat terjadi: tubuhnya merespons positif.
Jakarta Mandiri Marathon 2014 (10K) menjadi kemenangan simbolis, garis finish pembuktian bahwa tubuh kita punya bahasa pemulihan yang hanya dimengerti oleh ketekunan.
Sejak itu, lari bukan sekadar olahraga. Ia menjadi ritual syukur sekaligus medium berderma melalui Yayasan Berjalan Makassar, komunitas yang menggabungkan lari dengan aksi sosial.
Ketika ditanya tantangan terberat, jawabannya mengejutkan:
“Saya tak punya duka dalam berlari. Hanya suka cita!”
Baginya, setiap langkah adalah meditasi gerak yang mengingatkan pada prinsip hidupnya:
“Masalah selalu datang satu paket dengan solusinya. Hidup ini seperti trek lari: ada turunan lega setelah tanjakan terjal.
Tak ada badai abadi, tak pula kebahagiaan yang permanen.
Yang abadi hanyalah putaran roda kehidupantugas kita adalah tetap melangkah dengan iman.”
Harapannya untuk Indonesia terwujud dalam aksi nyata: menciptakan stabilitas ekonomi yang tangguh tanpa gelombang PHK massal, diiringi terciptanya lapangan kerja baru yang manusiawi dan berkeadilan bagi seluruh rakyat.
Tak berhenti di situ, ia juga mendorong transformasi kesadaran masyarakat di mana kesehatan tak lagi dipandang sebagai biaya, melainkan sebagai investasi jangka panjang bangsa untuk mencetak generasi unggul dan produktif.
Di akun Instagram @anandaharahap, Ananda membagikan dua sisi hidupnya: bisnis yang bergerak dinamis dan trail running yang menyegarkan jiwa. Pesannya sederhana namun menyentuh relung:
“Ketika lelah menyerang di kilometer ke-8, ingatlah ini: napasmu masih ada, kakimu masih bergerak, dan finish line pasti tercapai.
Begitu pula masalah hidup, selama kita masih bisa bergerak, solusi selalu menanti di tikungan berikutnya.”
Source image: ananda

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










