Andi Ayu Rahayu, I Might be Slow but I Always Finish
Iniloh.com Jakarta- Andi Ayu Rahayu atau akrab dipanggil Andi lahir di Pati yang merupakan kampung halaman sang Ibu. Tempat tinggalnya tidak jauh dari pabrik kacang Dua Kelinci saat di Pati. Tidak lama setelah dilahirkan, Andi dan keluarga pindah ke Jakarta.
Waktu itu, Andi tinggal di Jakarta Utara. Ketika sudah mulai bekerja di bidang FnB, Andi sendiri pindah ke Kemang. “Jadi anak selatan sampai sekarang,” kata Andi.
Andi memulai dunia kerja dengan bekerja sebagai anak magang di Kebudayaan Prancis. Dulu namanya CCF, sekarang IFI. Di tahun 2000an mulai belajar hal baru,yakni bartending. Ilmu baru itu membawa Andi mulai bekerja sebagai bartender di club-club Jakrta di tahun 2004. Selanjutnya dari tahun 2007-2010 bekerja di Club Med, Nusa Dua.
Pada 2010, Andi berhenti karena harus pulang ke Jakarta. “Karena Ayahku sakit dan berpulang. Di tahun itu mulai bekerja di Jakarta lagi. Kalau ke Bali hanya untuk liburan saja.”
Di tahun 2016 Andi mulai menjalani hobi lari secara penuh. Itu karena pada tahun tersebut, Andi sudah bisa mengatur jadwal bekerja.
“Aku ambil shift pagi, dan supervisor lain shift malam. Jam pulang kerja sama seperti pekerja kantor bermacet-macetan dari Pacific Place ke Pancoran. Suatu hari aku liat program Indorunners LUAS (Lari Untuk Amal Sosial) Jadi aku memutuskan untuk ikut mengumpulkan mileage lari 5K dari Pacific Place ke Pancoran sepulang kerja, sebenarnya agar terhindar dari macet tapi jadi keterusan. Jadi suka lari,” papar Andi.
Di tahun 2017, Andi ikut training team Indorunners Runiversity (Sixers untuk race Bali Marathon 2017) sejak saat itu jadi pacer Indorunners untuk SMTR atau kalau MESA bikin race. Selain itu, Andi juga merupakan seorang pacer 10k Mandiri Jogja Marathon 2019.
Dari berlari, Andi memiliki beberapa pengalaman menarik yang dapat ia ceritakan di sini. Salah satunya adalah cerita lucu ketika naik podium 10K putri.
“Cerita lucu aku podium di 10k putri tapi karena Pacer ya ga aku ambil. Saat-saat race fun run suka dapat podium walau bukan yang pertama tapi udah bikin seneng sih. Terakhir dapat podium 5 Master di Bali Marathon 2019 dan berhenti latihan karena pandemi,” kata Andi.
Aktifitas bersama Indorunners tetap dilanjutkan setelah pandemi dinyatakan berakhir. Indorunners mulai buat Sunday Morning Social Run di tahun 2023 saat pandemi sudah clear. “Aku mulai lari lagi dan jadi pacer lagi setiap hari Minggu, tapi belum ikut program latihan lagi,” tutur Andi.
Andi suka minum kopi. Ia biasa minum kopi di cafenya sendiri. Awal mula dia mendirikan cafe ialah setelah ia resign dari pekerjaan kantorannya di tahun 2020. Cerita membangun cafe ini pun tidak mudah, Andi menjumpai beberapa batu sandungan. Meski demikian, ia mampu bangkit lagi.
“Tahun 2020 aku resign dan buka cafe kecil-kecilan di Mampang tapi baru 3 bulan buka pandemi menyerang, jadi gulung tikar untuk sementara, awal 2021 cafe aku tutup, saat itu juga ibuku sakit, jadi WFH sambil merawat ibu yang berpulang di Desember 2022.
Bukan karena covid ya, tapi karena memang sudah sepuh. Lalu, Desember 2023 aku pindah ke Pesanggrahan, sewa ruko bersama 1 teman dan aku buka cafe lagi. Sekarang cafe belum ramai mungkin karena di “ujungnya Jakarta Selatan” tapi aku selalu berdo’a cafe ini menjadi ladang rezeki untuk aku dan mungkin bisa membuka lapangan pekerjaan untuk yang lain,” papar Andi.
“My life is such a roller coaster tapi ada satu quotes yang selalu aku pegang “Fall down seven times, stand up eight” I’m choosing to never give up hope and to always strive for more. Di lari atau race pun aku selalu bilang in my mind “I might be slow but I always finish.” imbuh Andi mengakhiri perjumpaan ini.
Source image: andi

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










