Andya Hardianti, CFP: Bermanfaatlah untuk Dirimu Sendiri Dahulu!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dari ayah asal Malang dan ibu asal Lampung, Andya Hardianti justru menemukan fondasi hidupnya di kota yang hangat: Madiun, Jawa Timur.
Masa kecilnya diwarnai oleh nuansa kota kecil yang penuh keakraban.
“Warganya hangat, saling kenal, slow living, dan aman,” kenangnya dengan rindu.
Kenyamanan itu begitu nyata hingga ia bisa pergi ke sekolah dengan naik becak, bersepeda, bahkan menggunakan sepatu roda.
Gambaran yang menggambarkan rasa aman dan kesederhanaan yang membentuk pandangannya tentang kehidupan.
Ketenangan dan kehangatan komunitas Madiun menjadi latar belakang penting yang membentuk nilai-nilai Andya.
Lompatan besar dalam perjalanan kariernya dimulai di tengah situasi yang justru penuh ketidakpastian: pandemi.
Saat itulah Andya memutuskan untuk mengambil sertifikasi Certified Financial Planner (CFP).
Keputusan ini bukan sekadar mencari keterampilan baru, tetapi lahir dari hasrat yang lebih dalam.
“Sukanya saat bisa membantu memberikan pencerahan bagi pembaca atau pendengar/client yang belum paham mengenai perencanaan keuangan,” jelasnya.
Kebahagiaan terbesarnya terletak pada momen ketika ia berhasil mendampingi klien melewati kesulitan keuangan hingga benar-benar keluar dari masalah tersebut.
Memberikan pemahaman dan menjadi pendamping solutif adalah inti dari pekerjaannya.
Namun, jalan menuju kesehatan finansial klien tak selalu mulus.
Andya juga menghadapi tantangan yang kerap bersumber dari sisi psikologis manusia.
“Dukanya saat client kadang sulit untuk melakukan hal yang disarankan,” ia mengakui.
Tantangan terberatnya adalah ketika rekomendasi finansial yang logis secara angka terbentur oleh kebiasaan, emosi, atau pola pikir klien, sehingga menghambat perbaikan yang diharapkan.
Ini mengajarkannya bahwa perencanaan keuangan tidak hanya tentang angka, tetapi juga memahami manusia secara holistik.
Penerapan ilmu finansial bukan hanya untuk klien, tapi juga menjadi prinsip hidup Andya sehari-hari.
Ia konsisten berusaha mematuhi anggaran yang telah ditetapkan, memiliki proteksi asuransi yang memadai, dan berinvestasi secara disiplin sesuai dengan tujuan-tujuan keuangan yang jelas.
Komitmen ini tidak statis; ia secara rutin mengevaluasi tujuan keuangannya setiap tahun, memastikan rencana tersebut tetap relevan dengan perkembangan hidupnya.
Praktik langsung ini menjadi bukti integritasnya di bidang yang digeluti.
Memandang ke depan, Andya berharap untuk pertumbuhan yang berkesinambungan di semua aspek kehidupannya.
Ia ingin kasih sayang dalam keluarganya terus bertumbuh.
Di bidang karier, ia beraspirasi untuk terus berkembang dengan pendapatan yang meningkat, sehingga bisa membawa manfaat lebih luas bagi lebih banyak orang.
Kesehatan juga menjadi fokus pentingnya, dengan kesadaran yang terus bertumbuh untuk menjaga pola makan dan disiplin berolahraga.
Kehidupan sosial pun tak luput, ia ingin memperluas jaringan sekaligus menjaga hubungan baik yang telah terjalin.
Filosofi yang mendasari hidup dan pekerjaan Andya terangkum dalam sebuah analogi yang dalam:
“Kita tidak bisa menuangkan air dari gelas kosong.“
Bagi Andya, menjadi bermanfaat bagi orang lain dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
“Bermanfaatlah untuk diri sendiri terlebih dahulu, dengan ilmu, kesehatan dan ketenangan jiwa.
Kemudian barulah kita bisa bermanfaat untuk orang lain dengan berbagi ilmu, memberi kasih sayang dsb”.
Source image: andya
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
