Angelica Irena Lontoh, Selalu Lakukan Bagian Kita yang Terbaik!
Iniloh.com Jakarta- Lahir di Jakarta dengan darah Manado mengalir deras, Angelica Irena Lontoh, biasa disapa Angel, justru tumbuh sebagai pribadi yang akrab dengan dinamika berpindah.
“Dari kecil pindah-pindah kota (Pontianak, Bali, Manado, & Jakarta) karena berkaitan kerjaan Papa,” ceritanya.
Pengalaman nomaden ini mungkin menjadi fondasi fleksibilitasnya yang kelak terlihat dalam karier dan pilihan hidupnya, sebuah kemampuan beradaptasi yang luar biasa.
Dunia olahraga raket bukan hal baru bagi Angel. Namun, jalan menuju padel justru dimulai tanpa rencana matang.
“Masuk padel juga gak sengaja karena diajak temen,” akunya dengan tulus.
Undangan casual itu berubah menjadi percikan api passion.
“Lama-lama jadi suka dan mau tekunin juga,” lanjutnya.
Kini, Angel bukan sekadar pemain, tapi juga pelatih padel full-time sekaligus pelatih tenis freelance.
Dua peran yang dijalaninya dengan energi penuh, membuktikan bahwa ketidaksengajaan seringkali membawa pada takdir terindah.
Sebagai pelatih, Angel memetik sukacita dari interaksi manusia.
“Sukanya bisa kenal banyak orang juga puji Tuhan dibukakan berbagai opportunities,” ungkapnya bersyukur.
Dunia padel membuka jaringan dan pintu rezeki yang tak terduga.
Namun, di balik senyum khasnya, ada dedikasi tinggi yang dibayar mahal:
“Dukanya lebih ke capek secara fisik karena coaching bisa dari pagi-sore atau malam, ditambah mabar (main bareng) juga.”
Jam kerja yang panjang dan tuntutan fisik tak menyurutkan semangatnya. Filosofinya sederhana tapi dalam:
“Mendingan capek ngelakuin sesuatu daripada capek gak ngapa dan ngapain hehee“.
Energi itu terlihat dalam partisipasinya di berbagai turnamen bergengsi seperti APPT Bali, APPT Challengers Bangkok, dan NOX Cup Bali.
Untuk menjaga performa, ia disiplin latihan formal 2x seminggu, ditambah sesi mabar yang juga menjadi ajang belajar sekaligus bersosialisasi.
Memandang kehidupan, Angel memegang prinsip yang memadukan kerja keras dan penyerahan diri: “Ora et labora” (Berdoa dan Bekerja).
“Belajar menikmati apa yang lagi Tuhan percayain di musim hidup kita sekarang.
Selalu lakuin bagian kita yang terbaik & serahin bagian Tuhan ke Dia aja,” jelasnya tentang keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal.
Prinsip ini menjadi penopangnya menghadapi kelelahan fisik dan tekanan pekerjaan.
Harapannya ke depan pun sarat makna spiritual dan sosial.
“Berdoa kedepannya, bisa belajar buat prioritasin Tuhan jadi yang paling utama.”
Ia ingin terus mengucap syukur atas segala pemberian-Nya. Misi hidupnya jelas:
“Lewat bidang apapun di hidupku, orang lain bisa terberkati & nama Tuhan dipermuliakan.”
Source image: angel

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










