Anggie Ilya Sigma, Jangan Tunggu Sempurna, Jalanin Aja!
Iniloh.com Jakarta- Lahir di Semarang namun di besarkan di Jakarta sejak usia dua tahun, Anggie sapaan akrab dari Ilya Sigma adalah seorang kreator yang identitasnya dibentuk oleh kehangatan sebuah komplek perumahan di ibu kota.
Masa kecilnya diwarnai oleh keriangan bermain bersama teman-teman, sapa-sapa antar tetangga, dan tawa keluarga yang selalu mengisi ruang.
Dari sanalah ia belajar pelajaran hidup yang fundamental: bahwa dunia tidak selalu manis, namun solidaritas dan kehangatan manusiawi adalah modal terkuat untuk bertahan dan terus melangkah.
Di dunia kreatif, Anggie dikenal sebagai seorang penulis dan produser film.
Bagi mereka yang penasaran dengan karya “terbaik” atau “paling berkesan”-nya, ia punya jawaban yang jujur.
Setiap proyek yang ia garap, baik yang ditulis maupun diproduseri, menyisakan jejaknya sendiri.
Setiap cerita adalah sebuah pertarungan, luka, dan yang terpenting, pertumbuhan. Ia tidak bisa memilih satu, karena semuanya adalah bagian dari perjalanannya.
Tidak hanya di layar lebar, Anggie juga telah melahirkan sebuah buku, sebuah jurnal tentang kesehatan mental yang lahir dari bagian dirinya yang paling rapuh dan jujur.
Cinta terbesarnya pada dunia kreatif adalah kemampuannya untuk menciptakan semesta dan karakter dari nol.
Namun, seperti semua seniman, ia juga akrab dengan rasa frustasi ketika ide tiba-tiba “ngambek” dan enggan muncul.
Anggie telah menemukan cara untuk berdamai dengan hal itu.
Mood booster-nya sederhana namun powerful: berjalan kaki tanpa membawa ponsel, mendengarkan suara alam, atau curhat brutal kepada sahabat terdekat.
Ia percaya bahwa kreativitas justru seringkali meledak dari hal-hal kecil; dari cahaya sore yang menyelinap di dinding, tawa riang anak-anak, hingga berita konyol yang membuatnya berpikir.
Harapannya untuk masa depan bersifat personal sekaligus universal.
Di tingkat personal, ia ingin tetap sehat lahir dan batin, terus menciptakan cerita yang tidak hanya “cantik” secara visual tetapi juga mengguncang jiwa.
Ia ingin memiliki kecukupan finansial untuk hidup yang bermakna dan keluarganya selalu dikelilingi kasih.
Di tingkat yang lebih besar, Anggie berharap dapat melihat masyarakat yang tidak hanya berkoar-koar tentang kesetaraan, tetapi benar-benar mempraktikkannya.
Saling menolong tanpa pamrih, menjaga bumi, dan berani menantang sistem usang yang sudah tidak relevan.
Pesan yang ingin ia sampaikan kepada siapapun yang membacanya adalah pesan tentang keberanian:
“Jangan tunggu izin siapa pun untuk memulai. Jangan tunggu sempurna, jangan tunggu nyaman. Jalanin.
Dan untuk setiap perempuan yang pernah dianggap terlalu vokal atau terlalu ambisius, Senyumin aja.”
Source image: anggie

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










