Anggita Permata, Jadi Diri Sendiri, Lakukan yang Kita Cintai dan Hargai Setiap Momennya
Iniloh.com Jakarta- Kalibaru adalah perbatasan antara Jember-Banyuwangi sebelah ujung barat. Di sinilah Anggita Permata dilahirkan, tepat di kaki Gunung Raung yang suasananya sangat dingin dan sejuk.
Ia juga keturunan asli dari Pandeglang, Banten, yang mana ayahnya berasal dari kota itu.
Saat kecil, Anggita lebih sering bersama kakek, nenek serta bulek karena kedua orang tuanya bekerja di perkebunan swasta.
Keluarga Anggita benar-benar membekalinya dengan ilmu agama, tata krama, serta pendidikan formal dan non formal. Lepas dari masa SMP, Anggita mulai masuk SMA di Jember.
Ia lalu melanjutkan kuliah di Jember, tepatnya di Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Orang tua Anggita memang cenderung membebaskan perempuan satu ini dalam menjalani kehidupannya.
Tidak terlalu mengatur, hal ini yang bikin Anggita sering sekali berani mengambil keputusan sendiri.
“Aku kerja sebagai content writer. Kebetulan rekan-rekan kantor juga cukup seru saat traveling bareng-bareng.
Lainnya, traveling bareng keluarga. Selain content writer, aku juga hobi di bidang musik,” tutur Anggita.
Ada cerita menarik dibalik masa SMA Anggita, dulu dari hobinya bermusik ia pernah merilis lagu indie (internal sekolah).
Itu adalah salah satu yang membuatnya semakin percaya diri di bidang musik sampai sekarang, walau belum record lagu baru lagi.
Anggita saat ini telah menikah, ia juga bercerita sedikit tentang kehidupan percintaannya tersebut.
“Awal jumpa, karena iseng main Tinder. Jadi, sebelum menikah, aku pernah hampir menikah dan pacaran selama 5 tahun. Tapi sayangnya, kandas tahun 2020. Tahun 2021, singkatnya ketemu suami di Tinder (tinder gold).
Suami yang belum pernah ke luar negeri, bela-belain datang ke Indonesia untuk ketemu sama aku (tahun 2022 bulan Desember).
Kemudian, kami memutuskan untuk menikah pada 4 oktober 2024 kemarin di Indonesia. Tentunya nggak mudah sampai ke titik ini, terutama dalam hal pengurusan dokumen,” ujar Anggita.
Anggita bahkan mengalami culture shock waktu pertama kenal di mana suaminya merupakan orang yang punya love language word of affirmation. Jadi suka memuji dan memberikan kata manis lainnya.
Anggita yang nggak terbiasa justru menganggap semua itu omong kosong, ternyata tidak sama sekali.
Anggita juga sangat kagum dengan suaminya yang pekerja keras dan komitmen dalam hubungan maupun karier.
Selain itu, suaminya juga sosok yang sangat sabar menghadapinya yang kadang suka tantrum.
“Aku harap, keluargaku selalu sehat dan bahagia. Soal karir, aku tidak muluk-muluk, cuma ingin stabil. Ekonomi pun demikian, bisa stabil.
Soal kesehatan, pastinya pengen selalu fit sampai tua,” harap Anggita.
“Kehidupan ini terlalu singkat untuk diisi dengan penyesalan. Jadilah dirimu sendiri, lakukan apa yang kamu cintai, dan hargai setiap momen yang ada,” pesan Anggita.
Bagi Anggita kalimat di atas sangatlah relate dengan dirinya yang kadang masih sangat suka overthinking untuk beberapa hal.
Semoga pesan yang disampaikan Anggita di atas bisa kita jadikan inspirasi ya.
Source image: anggita

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










