Anggun PW, Tak Ingin Jadi Orang Lain dan Berikan Kekuatan Unik Lewat Musik
Iniloh.com Jakarta- Bekasi, kota yang pernah dipenuhi hamparan hijau, menjadi saksi tumbuh kembang Anggun Prawar atau populer disapa Anggun PW.
Perempuan berdarah seni ini mengakui bahwa meski lahan terbuka di kota kelahirannya kian menyusut, Bekasi tetap menjadi “rumah” yang memberinya kehangatan.
“Dulu, banyak pohon rindang di sekitar rumahku. Sekarang mungkin berkurang, tapi Bekasi tetap tempatku pulang, di mana kenangan masa kecil tentang lagu dan mimpi bermula,” ungkapnya.
Di tengah hiruk-pikuk urbanisasi, Anggun menemukan ketenangan dengan merangkai nada-nada yang ia tuangkan lewat musik.
Jiwa seni Anggun sudah terlihat sejak dini. Di usia kelas 3 SD, ia tak hanya sekadar menyukai musik, tetapi juga inisiatif mencari metode latihan vokal secara mandiri.
“Aku sering bertanya pada orang yang lebih ahli, mencoba teknik pernapasan dari video, atau merekam suaraku sendiri untuk dievaluasi,” kenangnya.
Ketika teman-teman sebayanya sibuk bermain, ia justru asyik mengasah kemampuan menyanyi.
Di kelas 5 SD, ia mulai tampil di acara sekolah, dan di bangku SMA, tantangan baru muncul: mencipta lagu.
Tanpa latar belakang pendidikan formal musik, Anggun membuktikan bahwa passion dan ketekunan bisa mengalahkan batasan.
Lagu-lah yang menjadi mediumnya bercerita. “Aku merasa sudah tahu sejak kecil bahwa musik adalah jalanku. Menulis lagu itu seperti mengikat emosi menjadi melodi yang bisa didengar dunia,” ujarnya.
Karyanya tak sekadar bertahan, tapi terus berkembang, salah satunya lewat kolaborasi dengan drummer legendaris Indonesia, Pepeng Naif, dalam single perdana bersama proyek musik @losgarelloz.
Nama Toean Nyonya, proyek musik yang digarap Anggun, tak lepas dari pengaruh musisi legendaris seperti The Carpenters hingga grup wanita Indonesia era 70-an macam Dara Puspita.
“Aku terinspirasi oleh harmoni vokal The Carpenters dan keberanian perempuan-perempuan di Dara Puspita yang bermain musik di era yang tak mudah,” paparnya.
Toean Nyonya hadir dengan nuansa retro yang dipadukan warna modern, seperti penghormatan pada masa lalu sekaligus terobosan baru.
Kini, Anggun sedang bersiap merilis album kedua mereka, proses yang disebutnya sebagai “perjalanan penuh cinta dan keringat”.
Sebagai musisi independen, Anggun kerap dihadapkan pada pandangan skeptis. “Masih banyak yang meremehkan profesi ini.
Mereka bilang, ‘Main musik bisa kaya?’ Tapi aku tak ingin terbebani itu. Bagiku, yang terpenting karyaku bisa menyentuh hati pendengar,” tegasnya.
Sukanya? Ia menyebut kebahagiaan saat lagu-lagunya didengar orang lain, atau ketika ada yang mengirim pesan bahwa musiknya memberi semangat.
“Itu lebih berharga daripada apapun,” tambahnya.
Anggun percaya bahwa kunci kesuksesan ada pada pengenalan diri. Mottonya,
“Kenali diri, sayangi diri, eksplorasi diri, elaborasi diri, maka tidak ada yang bisa hentikan langkahmu”, menjadi prinsip yang ia pegang teguh.
“Aku tak ingin jadi orang lain. Dengan menerima kelebihan dan kekuranganku, aku justru menemukan kekuatan unik yang bisa kuberikan lewat musik,” ujarnya.
Source image: anggun
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
