Aning Lumos, Menjadi Manusia dan Memanusiakan Manusia!
Iniloh.com Jakarta- Aning Lumos, perempuan yang akrab disapa Aning, berasal dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sebuah daerah yang ia gambarkan sebagai “penuh cinta”.
Di sana, ia menghabiskan masa kecil dalam pelukan keluarga yang hangat dan lingkungan masyarakat yang merawat nilai-nilai kesederhanaan.
“Pati mengajarkanku arti ketulusan. Di balik suasana kampung yang tenang, ada kehangatan yang membentukku menjadi pribadi yang peka terhadap sekitar,” kenangnya.
Kesan tentang tanah kelahiran ini tak hanya melekat sebagai memori, tapi menjadi fondasi dalam pendekatannya terhadap kehidupan: menyatukan kelembutan hati dengan disiplin.
Karier Aning di dunia fashion preneur bukanlah jalan linear.
Ia memulainya dengan belajar fashion design, kemudian melangkah ke berbagai bidang yang tampaknya tak terkait: Public speaking bersama Helmy Yahya, color analysis ala Jepang-Korea di bawah bimbingan Jenny Park dan Michiko Taoka, hingga pelatihan etiquette and grooming dari Pesona Karisma.
Bahkan, ia mendalami creative trauma cleansing bersama Jumala Multazam, sebuah metode penyembuhan luka batin melalui kreativitas.
“Aku percaya, fashion bukan sekadar soal tampilan. Ini tentang membantu orang menemukan identitas dan kepercayaan diri yang utuh,” jelasnya.
Kombinasi keahliannya dalam coloring, desain, hingga psikologi trauma menjadikan Aning sosok unik yang tak hanya mendandani klien, tetapi juga membimbing mereka menyembuhkan luka dalam.
Sukacita terbesar Aning adalah melihat kliennya “menemukan diri” melalui transformasi penampilan dan proses penyembuhan.
“Membantu mereka bangkit dari ketidakpercayaan diri, lalu melihat mata mereka berbinar, itu tak ternilai,” ujarnya.
Namun, profesi ini juga kerap membawanya ke ruang emosional yang dalam.
“Dukanya? Melihat orang lain menangis,” katanya sambil tertawa.
Air mata itu bukanlah tanda sedih, melainkan release, pelepasan beban yang selama ini membelenggu.
Di balik kesibukannya, Aning berdoa untuk kestabilan dalam segala aspek: keluarga yang harmonis, karier yang konsisten, ekonomi yang cukup untuk berbagi, serta kesehatan fisik-mental.
“Kuncinya ada pada disiplin dan kesadaran,” tegasnya.
Ia meyakini bahwa hidup yang terarah lahir dari kemauan untuk terus belajar dan mengelola diri, bukan sekadar mengejar target.
Aning punya pesan mendalam untuk pembaca:
“Menjadi manusia, dan memanusiakan manusia.”
Ia mengajak semua orang untuk berani merangkul luka batin, memahami diri, dan menyembuhkannya dengan kesabaran.
“Kita tidak perlu terburu-buru. Hidup ini bukan perlombaan. Jadilah genuine, tulus, dan biarkan setiap langkahmu mengalir dengan kesadaran penuh,” ucapnya.
Baginya, keaslian (genuine) adalah kunci kebahagiaan.
“Tak masalah jika prosesmu pelan. Yang penting, kau tetap berjalan ke arah yang benar, menjadi versi terbaik diri, bukan versi orang lain,” tambahnya.
Source image: aning lumos

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










