Anintya K. Ediva, Prioritaskan Kesehatan, Kebahagiaan, dan Keselamatan Diri Dulu, Baru Orang Lain
Iniloh.com Jakarta- Anintya K. Ediva, atau yang akrab disapa Nintya, lahir dan besar di Surabaya, kota yang ia sebut sebagai “rumah bagi toleransi dan kehangatan”.
Sebagai Kota Pahlawan, Surabaya tak hanya mengajarkannya tentang sejarah, tetapi juga nilai-nilai kegigihan dan solidaritas.
“Di sini, aku belajar bahwa keberagaman adalah kekuatan. Tumbuh di lingkungan yang inklusif membentukku untuk selalu peduli pada sesama,” ungkapnya.
Semangat ini kelak menjadi pondasi bagi perjalanannya dalam dunia teknologi, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan.
Lulusan Teknik Elektro Telekomunikasi dari PENS-ITS dan Magister Manajemen ini memulai karier di dunia teknis, tetapi tak lama kemudian menemukan panggilan lain: suara.
Awalnya, ia menjadi narasumber di radio dan TV lokal Surabaya, mengulas topik seputar teknologi dan motivasi.
“Aku jatuh cinta pada proses menyampaikan ide dan berinteraksi dengan pendengar. Public speaking itu seperti jembatan antara pengetahuan dan tindakan,” tuturnya.
Ketika pandemi melanda, Nintya beradaptasi dengan mengajar via Zoom.
Ia tak hanya membagikan ilmu pada profesional, tetapi juga mengajar anak usia dini.
“Mengajar anak-anak itu mengingatkanku pada kesederhanaan. Mereka mengajariku untuk sabar dan kreatif,” ujarnya.
Di tengah kesibukan, ia meluncurkan akun Instagram @ibusehatbahagiaberdaya—platform yang ia dedikasikan untuk mendukung ibu dan perempuan agar tetap sehat, bahagia, dan produktif.
Bagi Nintya, kebahagiaan terbesar terletak pada pertemuan dengan orang-orang inspiratif.
“Bertemu perempuan-perempuan tangguh yang berjuang melawan tantangan mereka sendiri memberiku energi. Aku belajar bahwa pemberdayaan itu bukan soal kesempurnaan, tapi konsistensi,” jelasnya.
Namun, perjalanan ini tak selalu mulus. Ia kerap dihadapkan pada kenyataan pahit: upayanya kadang dianggap sepele atau tidak berdampak.
“Sedih, tapi aku ingatkan diri sendiri: setiap langkah kecil pasti meninggalkan jejak. Tidak semua dampak terlihat instan,” ucapnya tegar.
Sebagai ibu, Nintya berdoa agar bisa terus berkarya tanpa mengorbankan keharmonisan keluarga.
“Bismillah, aku ingin menjadi ibu yang berdaya, bahagia, dan bisa memberi contoh baik untuk anak-anak,” ujarnya.
Ia juga berharap kesehatan prima, rezeki yang berkah, serta kesempatan untuk terus menjadi bermakna bagi sekitar.
“Hidup ini singkat. Aku ingin meninggalkan warisan yang berguna, sekecil apa pun,” tambahnya.
Nintya menitipkan pesan tegas:
“Prioritaskan kesehatan, kebahagiaan, dan keselamatan diri sendiri dulu. Baru kita bisa memberi dampak optimal untuk orang lain.”
Baginya, mencintai diri bukanlah egois, melainkan bentuk tanggung jawab.
“Kalau kita kelelahan atau sakit, bagaimana bisa membantu keluarga atau komunitas? Self-care itu wajib,” tegasnya.
Ia juga mengajak perempuan untuk berani mengambil peran di berbagai bidang.
“Jangan ragu bersuara, apalagi di era digital ini. Setiap perempuan punya kekuatan unik untuk jadi agen perubahan,” ujarnya.
Melalui @ibusehatbahagiaberdaya, ia terus menyebarkan konten seputar kesehatan mental, manajemen waktu, dan tips produktivitas bagi ibu bekerja.
Source image: nintya
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
