Annie Agustine, Kebahagiaan Sejati Itu Ketika Bisa Bermanfaat untuk Orang Lain
Iniloh.com Jakarta- Lahir di Pulau Lembongan yang eksotis, Annie Agustine menghabiskan masa kecil hingga remaja di Denpasar, Bali kota yang ia sebut sebagai “rumah kedua”.
“Denpasar mengajarkanku arti kebersamaan. Lingkungan sejuk, tetangga saling peduli, dan keluarga yang sederhana tapi penuh cinta,” ujarnya.
Dari orang tuanya, ia mewarisi nilai kerja keras dan kepekaan sosial. “Mereka selalu bilang: hidup harus seimbang antara berusaha dan berbagi,” tambahnya.
Fondasi inilah yang membentuk Annie menjadi perempuan tangguh dengan semangat pantang menyerah.
Annie mengarungi dunia profesional di tiga bidang sekaligus: logistik ekspor-impor, hospitality, dan fashion.
Namun, di balik kesibukannya, ia menemukan pelarian jiwa di dunia lari.
Awalnya, lari hanya sekadar upaya menjaga kesehatan pascakelahiran anak.
“Tubuh perlu dipulihkan, tapi ternyata lari memberiku lebih dari itu,” kenangnya.
Bergabung dengan komunitas @riot.indonesia yang didirikan sahabat lamanya—membuatnya jatuh cinta pada proses.
“Setiap langkah di lintasan seperti meditasi. Ada kedamaian, juga semangat yang menular dari sesama pelari,” ungkapnya.
Kini, Annie tak hanya menjadi peserta event lari, tetapi juga pacer (pemandu kecepatan) yang membantu pelari pemula mencapai target..
“Melihat mereka finish dengan senyum, itu kebahagiaan tak ternilai,” katanya.
Bagi Annie, lari adalah guru kehidupan. Sukanya jelas: tubuh semakin bugar, pertemanan meluas, dan pencapaian pribadi yang terus memecah batas.
“Dari 5K, 10K, hingga Half Marathon (21K), setiap finish line membuktikan bahwa kita lebih kuat dari yang dikira,” ujarnya.
Namun, di balik itu, ada tantangan yang ia hadapi dengan kepala dingin: cedera, latihan subuh saat dunia masih terlelap, dan godaan untuk menyerah.
“Tapi justru itu yang membuat setiap medali terasa istimewa,” tegasnya.
Ambisi Annie tak berhenti di situ. Di 2025, ia berencana menaklukkan marathon pertamanya (42K), dan pada 2026, ia ingin mencoba Ultra Trail Run,lomba lari jarak jauh di medan alam.
“Saat ini, aku latihan hampir setiap hari. Targetku bukan sekadar finish, tapi finish strong,” ujarnya dengan mata berapi-api.
Di tengah ambisi olahraganya, Annie tak melupakan hal esensial: keluarga.
“Doaku sederhana: semoga kami selalu dilindungi Tuhan, ekonomi stabil, dan kesehatan terjaga,” ucapnya.
Namun, harapannya tak berhenti di lingkup pribadi. Ia ingin hidupnya menjadi cahaya bagi sekitar.
“Aku percaya, kebahagiaan sejati itu ketika kita bisa bermanfaat untuk orang lain,” tambahnya.
Nilai ini ia wujudkan dengan aktif mengajak ibu-ibu lain untuk peduli pada kesehatan diri.
Sebagai ibu bekerja, Annie paham betul perjuangan para perempuan yang kerap mengabaikan diri sendiri.
“Banyak ibu berpikir olahraga itu egois. Padahal, justru sebaliknya, kita harus sehat dulu agar bisa mendampingi keluarga lebih lama,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa olahraga tak harus berat atau lama.
“Mulai dari 10 menit sehari, lari di sekitar rumah, atau ikut komunitas. Yang penting konsisten,” sarannya.
Baginya, kebahagiaan ibu adalah kunci keluarga harmonis.
“Ibu yang sehat dan bahagia akan menularkan energi positif ke suami dan anak. Jadi, jangan merasa bersalah meluangkan waktu untuk diri,” pesannya.
Source image: annie

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










