Annissa Munaf, Selama Kita Tetap Bergerak, Hasilnya Akan Terlihat
Iniloh.com Jakarta- A. Lailanie, nama Instagram dari Annissa Munaf perempuan yang akrab disapa Annissa, lahir dan besar di Jakarta.
Ia tumbuh dalam keluarga multikultural yang menanamkan nilai-nilai kesehatan melalui aktivitas fisik.
“Masa kecilku dihabiskan di lapangan tenis depan rumah nenek dan kakek, ikut beliau berdua senam sehat.” kenangnya.
Kebiasaan ini tak hanya membentuk fisiknya, tapi juga menumbuhkan kecintaannya pada dunia olahraga.
Pelajaran Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) menjadi favoritnya di sekolah, menjadi fondasi awal yang kelak membawanya terjun ke industri kebugaran.
Tahun 2011 menjadi titik balik Annisa. Ia memulai perjalanan profesionalnya sebagai instruktur Zumba, lalu terus mengembangkan keahliannya di bidang kebugaran.
“Aku tak hanya mengajar gerakan, tapi juga belajar ilmu fisiologi, nutrisi, dan adaptasi latihan untuk berbagai kebutuhan,” ujarnya.
Kariernya semakin solid seiring waktu, membuktikan bahwa passion yang diikuti dengan dedikasi bisa menjadi jalan hidup yang bermakna.
Baginya, kebugaran bukan sekadar membentuk tubuh ideal, tapi juga tentang memahami perubahan alami manusia—khususnya perempuan.
“Seiring bertambah usia, apalagi setelah hamil dan melahirkan, tubuh kita berubah.
Olahraga harus disesuaikan dengan kondisi ini. Tak ada rumus ‘tidak boleh olahraga’, yang ada adalah cara berlatih yang tepat,” tegasnya.
Annissa kerap menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dalam berolahraga. Ia menolak stigma bahwa perempuan dengan kondisi kesehatan tertentu harus berhenti aktif.
“Kalau kita paham ilmunya, olahraga bisa dimodifikasi.
Misal, ibu hamil tetap bisa latihan dengan intensitas rendah, atau penyintas cedera bisa melakukan gerakan low-impact,” paparnya.
Prinsip ini ia terapkan baik dalam pelatihan klien maupun kehidupan pribadinya.
Perubahan tubuh akibat kehamilan, misalnya, ia anggap sebagai fase alami yang membutuhkan empati, bukan tekanan.
“Latihan setelah melahirkan bukan tentang cepat langsing, tapi memulihkan kekuatan otot dan mental. Ini proses yang harus dijalani dengan sabar,” tambahnya.
Di luar dunia fitness, Annissa menjalani hidup dengan prinsip keseimbangan. Keluarga menjadi prioritas utamanya.
“Syukur, keluarga selalu sehat. Untuk karir, aku berharap makin solid di industri kebugaran. Ekonomi? Insha Allah lancar,” ucapnya.
Sosial pun ia kelola dengan selektif: dekat dengan orang-orang sefrekuensi, menjauhi mereka yang berniat buruk.
Ia juga menjaga kesehatan fisik dan mentalnya sendiri. Meski sibuk, ia menyisihkan waktu untuk latihan rutin.
“Kebugaran itu investasi jangka panjang. Aku ingin tetap fit dan sehat, meski usia bertambah,” ujarnya.
Annissa menutup perbincangan dengan kutipan inspirasional:
“As long as you’re still breathing, you’re still in the game of life.
Every breath is proof that you’ve got another shot another chance to dream big, rise strong, and create a remarkable life.”
Baginya, setiap tarikan napas adalah kesempatan untuk bangkit, belajar, dan memberi dampak.
“Hidup ini seperti latihan HIIT: ada interval susah dan mudah. Tapi selama kita tetap bergerak, hasilnya akan terlihat,” candanya.
Source image: annissa

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










