Armita Lubis, Jalani Hidup Dengan Baik!

Iniloh.com Jakarta- Dari tanah Medan yang hangat dan penuh kenangan, di mana masa kecilnya diwarnai semangat kompetitif di lapangan basket hingga hoki, tumbuhlah seorang perempuan yang kini menemukan irama hidup baru: Armita Lubis.

Kenangan manisnya sebagai siswa aktif”cukup aktif ikut kegiatan olahraga dan kesenian”, menjadi fondasi karakter yang tak lapuk waktu, meski hidup membawanya merantau ke Jakarta sejak SMA.

Kini, identitas utamanya adalah ibu rumah tangga penuh dedikasi dengan satu cahaya hati.

Rutinitasnya berputar seperti jam yang presisi: mengurus anak sejak pagi buta, antar-jemput sekolah, mengelola rumah, dan menyisipkan momen berharga untuk dirinya sendiri di sela-sela kesibukan.

Hari-hari Saya mengurusi anak dari bangun tidur,” ujarnya, menggambarkan ritme yang akrab bagi jutaan ibu.

Namun, Armita bukan sekadar “urus ini itu“. Di tengah pusaran kewajiban, ia dengan sengaja merajut ritual penyelamat jiwa: lari pagi.

Passion lari ini bukan tanpa tantangan.

Dukanya adalah mengatur waktunya,” akunya jujur.

Di hari sekolah, ia baru bisa lari setelah mengantar anak, saat matahari mulai menyengat.

Tapi ia tak menyerah. Sukanya jauh lebih besar: perasaan “ringan” setelah olahraga, kebahagiaan spontan yang muncul, otak yang lebih segar, pikiran positif, dan tubuh yang tak gampang lelah.

Lari bukan sekadar hobi; ia adalah terapi penyelamat di tengah tuntutan peran ganda ibu sekaligus diri sendiri.

Harapan Armita untuk masa depan terdengar sederhana, namun penuh kedalaman filosofis:

“Saya bisa hidup lebih lama dengan kondisi fisik dan mental sehat, supaya bisa menemani anak sampai dewasa.”

Kalimat ini adalah intisari keibuan sejati. Ia tak meminta kekayaan atau prestasi gemilang, melainkan ketahanan tubuh dan jiwa agar bisa hadir penuh untuk buah hatinya.

Keinginan untuk “tidak merepotkan” di usia senja mencerminkan tanggung jawab dan kebijaksanaan, sebuah doa untuk kemandirian yang bermartabat.

Pesan hidupnya bagai puisi bijak yang lahir dari pengalaman:

“Jalani hidup dengan baik, nikmati yang kecil, syukuri yang sudah ada.

Dan, jangan pernah berhenti percaya, suatu hari nanti semuanya akan seindah doa-doamu.”

Filosofi ini merupakan kristalisasi dari perjalanan hidupnya, dari seorang gadis atletik di Medan, remaja di Jakarta, hingga menjadi seorang ibu yang menemukan kebahagiaan melalui disiplin lari pagi.

Ia mengajak kita untuk menanam tiga benih kebijaksanaan, yaitu kebermaknaan dalam kesederhanaan dengan menikmati hal-hal kecil.

Lalu kekuatan syukur sebagai fondasi kebahagiaan, serta keyakinan tak tergoyahkan bahwa kebaikan akan datang pada waktunya.

 

 

Source image: armita lubis

You May Also Like

Fajwah Azizah, Jangan Minder dengan Proses yang Sedang Kita Jalani
Fajwah Azizah, Jangan Minder dengan Proses yang Sedang Kita Jalani
Tantri Lestari Meilani, Terus Jalani yang Kita Sukai Walau Banyak Cibiran
Tantri Lestari Meilani, Terus Jalani yang Kita Sukai Walau Banyak Cibiran
Junita Amanda, Jalani dengan Ikhlas Pekerjaan Atau Jalan yang Sedang Kita Tempuh
Junita Amanda, Jalani dengan Ikhlas Pekerjaan Atau Jalan yang Sedang Kita Tempuh
Resti Rumsyah, Hidup Itu Seperti Mengayuh Sepeda, Jalani Prosesnya Nikmati Perjalanannya
Resti Rumsyah, Hidup Itu Seperti Mengayuh Sepeda, Jalani Prosesnya Nikmati Perjalanannya
Princess Fitri, Dengan Semangat dan Dedikasi Kita Dapat Jalani Hidup Lebih Bermakna dan Bermanfaat
Princess Fitri, Dengan Semangat dan Dedikasi Kita Dapat Jalani Hidup Lebih Bermakna dan Bermanfaat
Navet Aoi, Tetap Semangat Jalani Proses, Sesulit Apapun Kita Pasti Bisa
Navet Aoi, Tetap Semangat Jalani Proses, Sesulit Apapun Kita Pasti Bisa