Arum Rahma, Don’t Compare Yourself To Others!
Iniloh.com Jakarta- Di tengah denyut ibu kota Jakarta, tumbuhlah Arum Rahma, seorang wanita yang akar keluarganya berasal dari tanah Jawa.
Lahir dan besar di Jakarta, Arum mewarisi semangat perantauan orang tuanya yang dahulu mengadu nasib di kota metropolitan.
Kehangatan dan keharmonisan keluarga menjadi fondasi kuat yang membentuknya, memberikan rasa aman dan dukungan dalam mengarungi kehidupan di kota yang serba cepat.
“Dari keluarga yang alhamdulillah harmonis dan hangat,” ujarnya, menggambarkan latar belakang yang penuh syukur.
Rutinitas harian Arum diwarnai oleh kesibukannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta di jantung Jakarta Pusat.
Namun, di tengah tuntutan pekerjaan, ada satu hal yang konsisten mengisi energinya sejak kecil: olahraga.
Minatnya yang besar terhadap dunia aktivitas fisik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitasnya.
Jejaknya dimulai sejak Sekolah Dasar dengan renang dan bulu tangkis, kemudian berkembang ke bela diri karate saat SMP dan SMA, serta basket di jenjang SMA. Semangat itu tak pernah padam, bahkan terus berkembang.
Hingga kini, lari, bersepeda, dan tenis meja menjadi teman setianya mengisi waktu luang.
Pagi hari adalah waktu sakral baginya; jika ada celah waktu, pasti akan ia isi dengan berolahraga, memastikan tubuhnya tetap bergerak dan bugar.
Bagi Arum, olahraga bukan sekadar hobi, tapi sumber kebahagiaan dan investasi kesehatan yang tak ternilai.
Dengan antusias, ia membeberkan banyak sekali suka yang didapatkannya:
“Selain tubuh kita sehat dan bugar, dapat mengendalikan berat badan, jantung juga sehat, menjaga kadar gula darah, mengurangi stres, dan dapat meningkatkan suasana hati.”
Ia pun bersyukur dengan tren olahraga lari yang semakin populer.
Menurutnya, ini memudahkan para pecinta lari, termasuk dirinya, untuk mendapatkan berbagai informasi, mulai dari program latihan hingga berita terkecil seputar dunia lari.
Komunitas yang tumbuh memberikan dukungan dan wadah berbagi yang berharga.
Tentu, ada juga duka kecil yang menyertainya.
“Kalau tidak bisa latihan tentu sedih dan badan terasa kurang enak,” akunya.
Dengan canda khasnya, ia bahkan menyebut, “Mungkin bisa jadi saya akan tantrum“.
Ungkapan ini menggambarkan betapa olahraga telah menjadi kebutuhan fisiologis dan psikologis yang mendalam baginya, dan ketiadaaan bisa menimbulkan rasa kurang lengkap.
Harapan Arum Rahma untuk ke depannya sederhana namun penuh makna.
Ia berharap dengan semakin bertambahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga, semua orang senantiasa diberikan kesehatan lahir dan batin.
Baginya, kesehatan adalah kunci utama untuk menjalani segala aspek kehidupan dengan lebih baik.
“Kalau sudah sehat, baik dalam keluarga, lingkungan kerja, pertemanan, sosialisasi, rasanya dalam menjalani kehidupan sehari dan selanjutnya akan menjadi lebih baik. Aamiin,” tuturnya dengan penuh keyakinan.
Kesehatan fisik dan mental yang diperoleh dari olahraga dilihatnya sebagai pondasi untuk menebar kebaikan dalam relasi sosial.
Filosofi hidup yang dipegangnya tercermin dalam sebuah kutipan favorit yang ia bagikan:
“Don’t compare yourself to others. There is no comparison between the sun and the moon. They both shine when it’s their time.”
Source image: arum

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










