Aulia Hanifah, Menentukan Niche di Konten Sesuai Passion Kita
Iniloh.com Jakarta- Rezeki memang selalu datang dari jalan yang kadang tidak disangka, tapi untuk itu kita juga harus berusaha dan melalui prosesnya.
Aulia Hanifah kelahiran Bekasi di mana sejak kecil ia tumbuh besar di kota ini, setelahnya ia memutuskan untuk berkuliah di Bandung dan menetap di kota Tangerang.
Ia tidak menyangka bahwa kelahiran anak pertamanya dan saat ia memutuskan untuk resign bekerja demi keluarga, akan membawa Hani pada fase lain sebagai seorang konten kreator.
Berawal dari tawaran menjadi Brand Ambassador ASI Booster, setelahnya Hani justru sering mendapatkan tawaran endorse untuk produk ibu dan bayi.
Nyaman menjadi konten kreator yang bisa bekerja dari mana saja dan sangat fleksibel, Hani harus vakum sejenak karena ia mengandung anak kedua.
Namun, kelahiran anak keduanya membawa Hani pada berbagai hal baru, termasuk saat ia memutuskan kembali menjadi konten kreator dan memperluas niche-nya menjadi lifestyle, tidak sekedar fokus kepada mom and baby seperti sebelumnya.
Tentu dari sini artinya Hani juga harus effort untuk belajar dan mendapatkan ilmu sebanyak mungkin.
Mencoba niche lifestyle bukan tanpa alasan, sebab Hani pun mengakui bahwa ia memiliki passion di dunia fashion, skincare dan juga make up. Jadi tidak ada salahnya untuk mencoba.
“Tipsnya adalah terus membuat portofolio tentang niche yang kita ambil, membuat jejaring dengan sesama konten kreator misalnya kita bisa saling support kontennya. Nanti brand dengan sendirinya melihat akun kita,” kata Hani
Ia juga menambahkan, “Untuk menjadi kreatif adalah kita bisa melihat peluang atau permasalahan apa yang saat ini lagi viral atau yang saat ini urgent harus ditangani, atau apa yang saat ini relate dengan kehidupan aku pribadi atau cerita sesama perempuan, lalu menyampaikannya menjadi sebuah karya atau konten. Dan terus mencoba sesuatu hal baru, karena kita tidak tahu ada kesempatan apa yang bisa kita dapatkan ke depannya. Hijab, usia, status pernikahan dan meskipun kita sudah menjadi seorang ibu, itu semua bukan menjadi penghalang untuk kita bisa terus berkarya dan mengejar semua mimpi kita.”
Harapan Hani di masa depan selain anak-anak, suami dan keluarga sehat serta panjang umur adalah dari semua yang telah ia coba dan ia jalani, mimpinya sejak dulu adalah Hani ingin menjadi seorang dosen.
Hani percaya bahwa mungkin saat ini mimpi tersebut masih tertunda karena prioritasnya saat ini adalah keluarga, tapi ia sendiri tidak akan mengubur mimpi tersebut dan akan terus mencoba hal baru maupun peluang sampai nanti akhirnya bisa menjadi seorang dosen.
Bagi Hani, dosen adalah pekerjaan yang mulia, dan sangat cocok dengan perempuan. Di Islam sendiri perempuan adalah madrasah bagi anak-anaknya, dengan menjadi dosen yang dituntut untuk selalu melakukan penelitian, itu akan membuat Hani belajar dan berpikir yang nantinya ilmu itu juga akan ia ajarkan untuk anak-anaknya kelak.
Lalu, mengenai amal jariyah ilmu yang bermanfaat yang ia ajarkan juga ke para mahasiswa nanti tidak akan terputus, dan menjadi bekal di akhirat.
“Bukan takdir yang membuatmu gagal, tapi seberapa besar peluang yang sudah kamu coba. Bukan mimpimu yang tidak terwujud, tapi hanya tertunda dan menunggu waktu untuk mewujudkannya. Teruslah mencoba hal baru karena kita tidak pernah tahu kesempatan apa yang akan kita dapatkan,” pesan Hani.
Begitulah apa yang Hani sampaikan dan membuat kita sadar bahwa kita tak boleh berhenti untuk terus berusaha, mencoba dan belajar menjadi lebih baik lagi terutama saat kita memiliki mimpi yang harus diwujudkan.
Semoga ceritanya dapat bermanfaat dan semoga memotivasi kita.
Source image: hani

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










