Auwdinda, Jangan Pernah Merasa Dirimu Selalu Terpuruk!

Iniloh.com Jakarta- Auwdinda menyimpan khazanah masa kecil yang berharga di Bangli, sebuah tempat yang ia gambarkan dengan penuh kerinduan.

Masa kecil ku bener-bener seru banget,” kenangnya.

Kata-katanya membawa kita pada imaji tentang udara sejuk, petualangan di alam terbuka, dan kemurnian persahabatan.

Vibes anak desa waktu itu kental banget,” tambahnya, menggambarkan sebuah dunia di mana kebahagiaan ditemukan dalam kesederhanaan.

Dalam kebersamaan dengan teman-teman sebaya, dan dalam kedamaian yang menyelimuti kehidupan masyarakatnya.

Fondasi ini membentuknya menjadi pribadi yang kuat, rendah hati, dan selalu terhubung dengan akar keluarhanannya, meski mungkin kini hidupnya telah berubah.

Ketika berbicara tentang karir dan pencapaiannya, Auwdinda menyikapinya dengan sikap bersyukur yang mendalam.

Ia menganggap pencapaiannya saat ini “luar biasa” dan “lumayan untuk pendapatan,” sebuah pengakuan jujur tentang rasa syukurnya atas rezeki yang ia peroleh.

Namun, ia tidak menutup-nutupi realita di baliknya.

Suka duka nya kadang-kadang capek aja,” ujarnya.

Kejujuran ini justru membuatnya sangat relatable, menggambarkan bahwa di balik setiap pencapaian, ada perjuangan dan kelelahan yang harus dihadapi.

Manajemen waktu Auwdinda adalah sebuah gambaran nyata dari peran ganda yang dijalani oleh banyak perempuan modern.

Rutinitasnya adalah sebuah siklus cinta dan dedikasi yang tiada henti. Pagi hari dihabiskan untuk membersihkan rumah, merapikan kehidupan.

Siang hingga sore hari, ia sepenuhnya hadir untuk anak-anaknya, menjadi ibu yang mencurahkan perhatian dan kasih sayang.

Setelah urusan domestik beres, malam hari adalah waktunya untuk fokus pada pekerjaannya.

Bahwa ia menyebut lebih banyak menghabiskan waktu dengan anjingnya, menunjukkan ia menemukan celah-celah kebahagiaan.

Dan ketenangan kecil dalam kesibukannya, mungkin dari hewan peliharaan yang setia menemaninya sebelum ia akhirnya bekerja di malam hari.

Ini adalah sebuah ballet yang rumit antara tanggung jawab, yang ia jalani dengan penuh kesadaran.

Harapan Auwdinda untuk masa depan tidak rumit, tetapi sangat dalam dan penuh makna.

Ia tidak meminta kekayaan atau kesuksesan duniawi yang gemilang.

Doanya sederhana: kesehatan dan perlindungan dari Tuhan.

Terutama, ia berharap agar suami dan anak-anaknya selalu dalam lindungan-Nya, dan mereka dapat bersama-sama hingga masa tua.

Ini adalah cerminan dari sebuah jiwa yang menempatkan keluarga sebagai pusat dari segalanya, di mana kebahagiaan sejati terletak pada keutuhan dan keselamatan orang-orang yang dicintai.

Dari pengalaman hidupnya, Auwdinda memiliki pesan yang menghibur dan memotivasi untuk semua orang yang mungkin sedang berjuang.

“Jangan pernah merasa dirimu selalu terpuruk, percayalah akan ada suatu hal indah datang setelah menjalani dengan ikhlas.”

 

 

Source image: dinda

You May Also Like

Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Syinto Isti Husada, Jangan Pernah Merasa Iri dengan Pencapaian Orang Lain
Syinto Isti Husada, Jangan Pernah Merasa Iri dengan Pencapaian Orang Lain
Intan Sarafina, Dengan Berolahraga Ku Merasa Lebih Bertenaga dan Siap Hadapi Tantangan Hidup
Intan Sarafina, Dengan Berolahraga Ku Merasa Lebih Bertenaga dan Siap Hadapi Tantangan Hidup
Nisya, Kita Jangan Pernah Merasa Kecil Hati, Tetaplah Bersyukur
Nisya, Kita Jangan Pernah Merasa Kecil Hati, Tetaplah Bersyukur
Nathasa Gresnia, Teruslah Berjalan Meraih Masa Depan Jangan Terlalu Lama Terpuruk Di Masa Lalu
Nathasa Gresnia, Teruslah Berjalan Meraih Masa Depan Jangan Terlalu Lama Terpuruk Di Masa Lalu
Lala Mareta, Jangan Merasa Nyaman dan Terhenti di Suatu Titik Tertentu Teruslah Bertumbuh
Lala Mareta, Jangan Merasa Nyaman dan Terhenti di Suatu Titik Tertentu Teruslah Bertumbuh