Azmach Febriany, Finish What You Started!
Iniloh.com Jakarta- Lahir di Makassar, menghirup udara masa kecil di Bali, lalu kembali tumbuh dan menetap di kota kelahirannya.
Azmach Febriany yang akrab disapa Feby adalah produk dari dua dunia yang memesona.
Makassar, kota yang ia gambarkan cukup ramai dan sibuk, memikatnya dengan denyut kehidupan perkotaan dan, tentu saja, kuliner legendarisnya yang sangat tidak mungkin untuk ditolak.
Bali memberikannya dasar ketenangan dan kenangan masa kecil, sementara Makassar membentuknya dengan semangat pantang menyerah yang kelak menjadi nyawa dalam perjalanan hidupnya.
Feby mengawali karir di bidang jasa, sebuah dunia yang jauh dari bayangan olahraga berat.
Namun, di sanalah benih kecintaannya pada lari mulai tumbuh.
Ia kerap menyaksikan orang-orang—banyak di antaranya lebih tua darinya—dengan percaya diri menyelesaikan event lari 5-10 KM.
“Liat orang ikut event lari… mikirnya kok bisa yah,” kenangnya penuh rasa ingin tahu, bahkan sedikit skeptis, “kok dia bisa aku nggak gitu.”
Keraguan itu bukannya tanpa alasan. Feby hidup dengan penyakit bawaan sesak napas yang kerap mengganggu, membuatnya berpikir ulang untuk memulai olahraga yang mengandalkan napas seperti lari.
Tapi di tahun 2019, tekad mengalahkan keraguan. Ia memutuskan mencoba. Hasilnya? Sebuah transformasi kesehatan yang menakjubkan.
“Setelah menggeluti lari dari tahun 2019 alhamdulillah sesak sudah tidak pernah kambuh,” ujarnya dengan bangga, “padahal sebelumnya setiap tahun bisa kena 5-6 kali!”
Lari bukan lagi sekadar aktivitas, tapi penyelamat yang memberinya kebebasan bernapas.
Pencapaian itu hanya awal. Feby tidak berhenti di jarak pendek. Ia menetapkan target yang semakin menantang: Marathon.
Baginya, lari bukan lagi sekadar menjaga kesehatan, tapi sebuah komitmen dan disiplin tingkat tinggi. Setiap tahun, ia wajibkan diri untuk latihan keras demi bisa mengikuti kategori ini.
Catatannya mengagumkan: menyelesaikan Maybank Marathon pada 2022 dan 2024, menaklukkan Bandung Pocari Marathon 2023, dan kini tengah mempersiapkan diri untuk Kuala Lumpur Standard Chartered Marathon (KLSCM) 2025. Suka dukanya pun ia rasakan dengan intens.
“Sukanya pastinya kalau bisa finish strong dan on target plus jalan-jalan,” akunya tentang kepuasan tak tergantikan saat melewati garis finish dan kesempatan menjelajah kota baru.
Namun, di balik euforia itu, ada pengorbanan besar:
“Dukanya mungkin lebih capek yah… latihannya sangat berat tiap minggunya dan atur waktu supaya bisa balance kerjaan dan jadwal latihan lari.”
Setiap kilometer yang ditempuh dalam latihan adalah perjuangan menaklukkan kelelahan fisik dan mencuri waktu di tengah kesibukan kerja.
Harapan Feby untuk masa depan jelas dan penuh semangat: konsistensi dan inspirasi.
“Semoga tiap tahun bisa tetap konsisten mengikuti marathon dan mencoba rute di seluruh dunia,” impiannya membentang jauh melampaui batas kota atau negara.
Lebih dari pencapaian pribadi, ia ingin menjadi agen perubahan:
“Semoga bisa tetap berolahraga dan tetap berlari sampe hari tua dan bisa menyebarkan virus berolahraga buat semuanya.”
Baginya, kesehatan jasmani adalah fondasi utama kebahagiaan dan ketenangan pikiran.
“Karena sehat pikiran juga harus dimulai dengan sehat jasmani,” tegasnya, meyakini bahwa lari bisa menjadi obat sekaligus inspirasi bagi banyak orang.
Filosofi hidup Feby terangkum kuat dalam quote andalannya:
“Finish what you Started. Jangan biarkan langkah pertamamu menjadi sia-sia hanya karena berhenti di tengah jalan.
Selesaikan apa yang telah kamu mulai.”
Source image: azma febry

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










