Berembug dan Beraksi Tanpa Bertele-tele di Banjarnegara

Oleh: Prof. Imam B Prasodjo

Kejadian terjadi ini pada 1-2 Agustus 2023 saat berkunjung ke Kabupaten Banjarnegara. Saya mendapat informasi dari para pemuda di kota ini bahwa ada sebidang tanah wakaf seluas sekitar 7000 m2 sudah enam tahun belum dikelola.

Pemberi wakaf ingin agar tanah itu digunakan untuk pendidikan anak usia dini. Secara spontan saya berminat menemui penerima wakaf yang rupanya sebuah organisasi besar yang memiliki pasukan anak-anak muda bersemangat.

Dalam waktu singkat, pertemuan dilakukan. Ada kesepakatan pemberi wakaf dan penerima wakaf untuk segera memulai langkah mengaktifkan lahan. Saya membantu memberi gagasan agar lahan ini dijadikan sentra pendidikan anak usia dini yang berwawasan lingkungan. Lahan ini harus dirancang menjadi ruang terbuka bermain anak sambil belajar.

Saya teringat ucapan Dr. Karlina Supeli bahwa tugas anak adalah bermain. Tentu bermain yang bersifat edukatif seperti melatih gerak motorik, membangun imaji, berlatif peran (role playing) dan belajar bersosialisasi.

Anak jangan “dibombardir” dengan hafalan dan tugas-tugas berat sebagaimana banyak terjadi saat ini. Saya pun membayangkan, akan dirancang ruang terbuka dengan dilengkapi ruang untuk anak berlari, belajar melompat, bermain pasar-pasaran, ayunan, prosotan dan banyak lagi.

Sejak dini anak perlu diperkenalkan pada beragam tanaman, dan belajar menanam. Mereka juga harus dibiasakan mencintai beragam satwa. Rasa “perikehewanan” harus ditumbuhkan sejak dini. Seorang teman arsitek ternama, Andra Matin, saya tilpon. Di ujung tilpon, ia tanpa berbelit bersedia membantu merancang desain wadah pembelajaran ini. Tentu saja tanpa bayaran. Hehehe.

Setelah jelas niatan dibicarakan, tak perlu memakan waktu lama, saya tilpon juga   Sekda Banjarnegara, Pak Indarto, untuk meminjam alat berat. Dan tanpa banyak cakap, Pak Indarto pun merespon dan berjanji mengirimkannya ke lokasi dalam waktu sehari.

Super cepat. Saat bicara, biaya operator dan bensin yang harus disediakan, Lazismu, lembaga zakat milik Muhammadiyah bersedia membantu.

Jreng…!

Saya seperti bermimpi. Gerak pun terjadi. Roda perubahan mulai bergerak. Modal sosial di kota ini cukup besar.

Dengan mudahnya banyak yang nimbrung ikut membantu. Tak ada penggangu, tak ada tukang palak, dan tak ada yang mempersulit.

Semoga impian membangun Kampung Ilmu Ramah Anak segera terbangun cepat.

Tanpa bertele-tele.

source: Imam.

You May Also Like

Septiani Cahya, Sebarkan Cinta dan Kebaikan Juga Hiduplah Tanpa Penyesalan
Septiani Cahya, Sebarkan Cinta dan Kebaikan Juga Hiduplah Tanpa Penyesalan
Vitri Kasih, Tatkala Kita Beri Sesuatu Tanpa Syarat Kan Kembali Pada Kita Tanpa Batas
Vitri Kasih, Tatkala Kita Beri Sesuatu Tanpa Syarat Kan Kembali Pada Kita Tanpa Batas
Amy Azza, Jangan Pernah Berhenti Belajar, Tanpa Ini Dunia Kita Menjadi Gelap
Amy Azza, Jangan Pernah Berhenti Belajar, Tanpa Ini Dunia Kita Menjadi Gelap
Dhea Nabila, Jangan Salahkan Keadaan Diri Kita Sudah Berjuang Tanpa Menyerah
Dhea Nabila, Jangan Salahkan Keadaan Diri Kita Sudah Berjuang Tanpa Menyerah
Yashinta Dyah Annisa, Impian Tak Terwujud Tanpa Keyakinan dan Usaha
Yashinta Dyah Annisa, Impian Tak Terwujud Tanpa Keyakinan dan Usaha
Yuhanida, Tuhan Tak Kan Menciptakan Sedih Tanpa Merencanakan Bahagia Setelahnya
Yuhanida, Tuhan Tak Kan Menciptakan Sedih Tanpa Merencanakan Bahagia Setelahnya