Berliana Permatasari, Muliakan Orang Tua dan Berbuat Baik Ke Siapapun!
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan tumbuh di tanah Palembang, Sumatera Selatan, Berliana Permatasari menyimpan kebanggaan mendalam sebagai putri daerah yang menghidupi nilai-nilai budaya Timur.
“Aku tumbuh dari keluarga yang disiplin dan mengutamakan nilai-nilai adab, masih kental banget sama budaya timur,” ungkapnya, menggambarkan fondasi yang membentuk karakternya.
Dari kecil, doktrin tentang disiplin dan tanggung jawab dalam setiap keputusan menjadi pegangan hidupnya, senjata yang ia bawa hingga merantau.
Terlahir dari keluarga sederhana, Berliana mengembangkan lensa unik dalam memandang kehidupan:
“Melihat kebawah untuk selalu bersyukur dan membantu yang membutuhkan sekaligus melihat keatas untuk termotivasi mengoptimalkan kemampuan diri.”
Filosofi dualitas ini menjadi kompasnya, mendorongnya untuk terus meningkat sambil tetap berakar pada rasa syukur dan empati.
Perjalanan Berliana menuju ragam profesi, host MC, presenter, konten kreator, model berawal dari transformasi personal yang heroik.
Awalnya, ia mengaku sebagai tipikal orang introvert yang pernah mengalami masa kelam: “Dibully saat SMP dan cuma punya 1 teman dekat.”
Titik baliknya datang di SMA, saat nasihat sang ibu menyentak kesadarannya:
“Mamaku pernah remind aku ‘kalau kamu kuper seperti ini, kamu gak akan pernah berkembang‘.”
Kalimat itu menjadi trigger yang membangkitkan semangat eksplorasinya.
Ia pun memanfaatkan masa SMA untuk mengeksplorasi kemampuan diri: aktif di berbagai ekstrakurikuler dan organisasi luar sekolah.
Keterampilan MC ia asah sejak jadi protokol upacara sekolah dan ikut lomba pengucapan UUD, sementara dunia modeling ia masuki lewat ajang duta daerah.
Adapun konten kreator, ia jalani dengan senang hati: “Aku seneng aja bisa membagikan aktivitas aku, berharap jadi motivasi dan inspirasi.”
Kini, ia juga bekerja profesional sebagai Strategic Digital Media Officer, membuktikan bahwa introvert bisa menjadi bintang di panggung sosial.
Di balik gemerlap multiperan, tantangan terbesarnya adalah manajemen waktu.
“Jujur iya kelimpungan,” akunya blak-blak.
Bayangkan: dalam sehari ia bisa harus membawakan acara sebagai MC, memenuhi tugas kantor, plus mengejar deadline konten. Solusinya?
Disiplin tingkat tinggi dengan to-do list. Ia tak hanya merencanakan hari esok, tapi “list sampai 5 bahkan 7 hari kedepan.”
Triknya: “Dahulukan yang punya bobot prioritas paling besar dan disiplin menjalankan, berusaha semua list bisa check-list per harinya.”
Sistem ini melatihnya menghargai waktu dan menjaga kualitas output di tengah kesibukan superpadat.
Meski kerap keteteran, ia justru menyukai tantangan ini.
Sukanya lebih banyak: ilmu baru dari ragam aktivitas, terhindar dari overthinking, dan perluasan perspektif lewat pertemuan dengan orang baru.
Prinsipnya jelas: “Your network is your networth“. Jaringan adalah kekayaan sejati.
Awalnya, motivasi Berliana berasal dari keinginan membuktikan diri pada para pembully zaman dulu.
Namun, seiring waktu, ia menyadari tujuannya lebih mulia: “Apa yang sudah aku lakukan adalah bertujuan untuk meningkatkan nilai dalam diri.”
Lebih dalam lagi, ini adalah bentuk balas budi pada orang tua yang membesarkannya dengan penuh tanggung jawab.
“Aku ingin bikin mereka bangga, bahagia, mengurangi bebannya,” tekadnya, ingin membuktikan bahwa setiap pengorbanan orang tuanya terbayar melalui pencapaiannya.
Ini juga yang mendorongnya bekerja bukan hanya untuk diri sendiri, tapi demi masa depan keluarga, sebuah janji bahwa orang tuaku dan keluarga masa depanku kelak tidak merasakan [kondisi down] lagi.
Harapan Berliana dimulai dengan rasa syukur: “Makasih dulu sama jiwa & raga aku yang selalu ada.”
Ia berdoa untuk kesehatan, karir yang menunjang goals jangka panjang, dan ekonomi stabil yang meningkat seiring prestasi.
Semua ini ia upayakan dengan semangat kerja dan motivated untuk selalu menambah value diri. Pesannya untuk generasi muda Indonesia penuh api:
“Selagi masih muda, jangan pernah berhenti untuk eksplorasi diri. Perbanyak pengetahuan, perluas pergaulan, dan milikilah semangat pantang menyerah.“
Ia menambahkan kunci spiritual:
“Muliakan orang tua dan berbuat baik ke siapapun”, karena ridho dan doa merekalah yang membawa kemudahan rezeki.
Source image; Berliana

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










