Bule Nakal, Kenapa Bingung Menanganinya?

Belakangan ini marak isu soal bule nakal di Bali yang akhirnya membuat gerah pemangku kepentingan. Bahkan dampaknya pun banyak yang terlibat lucu dan gamang.

Misalnya dari ancaman terjerat UU ITE kepada netizen yang memviralkan sampai surat rapat koordinasi Gubernur yang justru mengacu kepada Presiden kelima RI, sementara yang saat ini menjabat Presiden RI ketujuh.

Kenapa harus panik? Sebenarnya letak masalah bukan  pada bule nya tetapi pada lemahnya penegakan hukum yang dilakukan.

Kita yang lemah dan gamang sehingga mereka para wisatawan memaksimalkan ekspresi kebebasannya di Bali.

Apalagi jika mereka berasal dari negara yang ketat aturan kebebasan warga negaranya. Disini seperti dapat surga kebebasan.

Jika mau masalah selesai cepat maka konsekuen dan konsisten dengan penegakan  aturan tanpa pandang bulu. Selain itu kita semua warga Bali juga memberi contoh ketaatan pada aturan yang berlaku.

Semua perilaku bule yang nakal itu sudah ada payung hukumnya untuk dikenakan. Misalnya soal berkendara ugal-ugalan sudah ada UU Lalu Lintas dan Jalan Raya.

Soal pelanggaran visa berlibur untuk berbisnis sudah ada UU Imigrasi dengan turunannya, soal telanjang di tempat umum atau sakral dll sudah ada UU Anti Pornografi, soal bule bermain medsos sudah ada UU ITE, dan banyak lainnya.

Mau apa saja yang mereka lakukan melanggar sudah ada aturannya. Coba tegakkan tanpa pandang bulu.

Saya yakin dengan segera kasus-kasus itu menurun drastis.

Masalahnya banyak bule yang ingin nakal itu tahu, banyak oknum baik aparat dan aparaturnya suka kenakalan mereka dikompensasi  dengan sogokan. Banyak yang paham KUHP. Kasih Uang Habis Perkara.

Soal pelayanan ke wisatawan cobalah maksimalkan dana PHR untuk menata hal tersebut secara komprehensif. Apalagi di UU Provinsi Bali yang baru sudah ada kewenangan memungut dari wisatawan.

Tak usah sampai malu pakai lencana kepala daerah hanya karena bingung tidak tahu harus melakukan apa.

Cukup maksimalkan aturan ditegakkan. Mereka di negara lain taat karena memang hukum ditegakkan bukan dinegosiasikan.

Oleh: Gde Pasek Suardika ( GPS).

 

 

You May Also Like

Nisa Hafidzotus Zahroh, Ketika Kita Ingin Berhenti Pikirkan Kenapa Kita Awal Ingin Memulainya
Nisa Hafidzotus Zahroh, Ketika Kita Ingin Berhenti Pikirkan Kenapa Kita Awal Ingin Memulainya
Glamping Milik BOB Borobudur Mangkrak, Tetapi Punya Warga Bisa Maju Pesat. Kenapa Ya?
Glamping Milik BOB Borobudur Mangkrak, Tetapi Punya Warga Bisa Maju Pesat. Kenapa Ya?
Tiara: “Saya Menyesal, Kenapa Tak Kenal Free Dive Sejak Dulu!”
Tiara: “Saya Menyesal, Kenapa Tak Kenal Free Dive Sejak Dulu!”
Sonia Shaum, Tidak Apa Bingung dengan Diri Sendiri!
Sonia Shaum, Tidak Apa Bingung dengan Diri Sendiri!
Tamara Floren, Kalau Bisa Hari Ini, Kenapa Harus Nanti?
Tamara Floren, Kalau Bisa Hari Ini, Kenapa Harus Nanti?
Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali
Sirin Kalista, Pergunakan Waktu dengan Sebaik-baiknya Karena Hidup Hanya Sekali