Candice Gwyneth, Percaya Diri Itu Langkah Pertama Menuju Prestasi
Iniloh.com Jakarta- Lahir dan besar di Jakarta, Candice Gwyneth menghabiskan masa kecilnya di lingkungan Mahatma Gading, Jakarta Utara.
Sejak kecil, ia dikenal sebagai anak yang penyayang dan berbakat, meski memiliki sisi pemalu ketika berinteraksi dengan orang baru.
Hobinya berfoto sering kali dilakukan di sudut-sudut rumah atau taman kota, menangkap momen sederhana dengan kamera ponsel.
Namun, di balik ketakutannya terhadap keramaian, ada potensi yang dilihat oleh orang tuanya.
“Mama dan Papa yang pertama kali mengusulkan aku ikut modeling. Mereka ingin aku lebih percaya diri sambil menyalurkan hobi,” kenang Candice dengan senyum.
Tahun 2024 menjadi titik awal transformasi Candice.
Ia bergabung dengan Omi Agency, salah satu agensi modeling ternama yang membimbingnya mengasah talenta. Awalnya, gadis berusia belasan tahun ini merasa gugup.
“Aku sempat ragu, takut tidak bisa mengimbangi ekspektasi,” akunya.
Namun, dukungan keluarga dan mentor di agensi membantunya perlahan membuka diri.
Di sana, Candice belajar teknik posing, ekspresi wajah, hingga cara berjalan di atas runway.
Proses belajar ini tidak selalu mulus. Candice mengakui bahwa tantangan terbesar adalah menyeimbangkan jadwal photoshoot dengan sekolah.
“Kalau ada ujian, aku harus belajar ekstra. Kadang pulang photoshoot larut malam, langsung buka buku,” ceritanya.
Tak jarang, rasa lelah dan bosan menghampiri, terutama saat sesi pemotretan berlangsung lama atau lokasinya jauh.
Namun, tekadnya untuk berkembang selalu mengalahkan keluh kesah.
“Aku ingat pesan Mama: ‘Hasil tidak akan mengkhianati usaha’,” ujarnya.
Selain mengatur waktu, Candice juga harus beradaptasi dengan persaingan di dunia modeling.
“Banyak talenta berbakat di luar sana. Aku sadar harus terus belajar dan punya keunikan,” tuturnya.
Namun, ia bersyukur mendapat bimbingan dari mentor Omi Agency yang kompeten.
“Mereka tidak cuma ngajarin teknik, tapi juga cara berpikir positif dan menghargai proses,” ungkapnya.
Nilai-nilai seperti disiplin waktu, tanggung jawab, dan etos kerja kini menjadi bagian dari kesehariannya.
Di balik keseriusannya, Candice tetap menyimpan sisi ceria. Ia kerap membagikan behind-the-scenes saat photoshoot di Instagram, menunjukkan canda tawa dengan kru atau ekspresi konyol saat jeda istirahat.
“Modeling itu seru, tapi jangan lupa untuk tetap jadi diri sendiri,” katanya.
Kerja keras Candice mulai membuahkan hasil.
Dalam waktu singkat, ia telah berkolaborasi dengan sejumlah brand ternama seperti Footlocker, LBS Kids, dan 3Second, serta beberapa UMKM lokal. Setiap proyek memberinya pengalaman baru.
“Setiap brand punya karakter berbeda. Aku belajar menyesuaikan gaya dan ekspresi sesuai konsep mereka,” jelasnya.
Salah satu momen berkesannya adalah saat menjadi model untuk kampanye sepatu anak-anak Footlocker.
“Senang lihat hasilnya dipajang di toko. Rasanya seperti mimpi jadi nyata,” ujarnya bersemangat.
Meski sudah meraih sejumlah pencapaian, Candice tetap rendah hati. Ia berharap bisa terus berkembang, tidak hanya di modeling, tetapi juga dalam pendidikan.
“Aku ingin jadi role model buat teman-teman seusia. Bisa sukses di dua dunia: karir dan akademis,” ucapnya.
Untuk pembaca, terutama anak muda yang masih ragu menggapai mimpi, Candice berpesan:
“Yakinlah pada dirimu sendiri. Percaya diri itu langkah pertama menuju prestasi. Jangan takut mencoba, karena kita tidak akan pernah tahu hasilnya kalau tidak mulai.”
Ia juga menekankan pentingnya dukungan keluarga.
“Mereka adalah kekuatan terbesarku. Tanpa Mama Papa, mungkin aku masih jadi anak pemalu yang hanya berfoto di kamar,” ungkapnya.
Source image: candice

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










