Christy Natalya, Everyone Has Dreams, But Only The Fearless Can Be Great!
Iniloh.com Jakarta- Perjalanan hidup Christy Natalya dimulai secara unik: lahir di Manado, namun hanya numpang lahir saja.
Sejak kecil, ia sudah akrab dengan denyut nadi ibu kota.
Besar di Jakarta, kemudian orang tua pindah ke Bekasi, namun aktivitasnya tetap terpusat di Jakarta mulai dari SMP, dunia kerja, hingga kini menikah dan berkeluarga. Kenangan kampung yang sejuk tak ia miliki.
“Aku ngga ada bayangan tentang kampung… karena dari kecil sudah terbiasa dengan kehidupan kota yang penuh hiruk pikuk,” ujarnya sambil tertawa, menggambarkan fondasi masa kecilnya yang serba urban dan dinamis.
Karir profesional Christy di Indonesia didominasi oleh dunia Human Resource (HR), khususnya di bidang Personalia dan Training, yang ditekuninya selama 7-8 tahun.
Namun, di balik kesuksesan profesionalnya, tersimpan mimpi masa kecil yang lebih besar: tidak sekadar traveling, tapi benar-benar tinggal di luar negeri (LN).
Mimpi itu menemukan jalannya ketika ia bertemu jodoh.
Kesempatan untuk mewujudkan impian lama itu datang bukan melalui jalur karier, melainkan melalui ikatan pernikahan: married ikut suami, pindah ke Canada.
Peran barunya? Menjadi ibu rumah tangga penuh waktu di negara baru yang asing, mengasuh dua orang anak sambil berjuang beradaptasi dengan segala hal yang berbeda.
Perjuangan Christy untuk sampai ke Kanada bukanlah dongeng indah.
Suka duka terbesar justru terletak pada proses mewujudkan mimpi tinggal di LN itu sendiri.
Ia harus menjalani Long Distance Marriage (LDM) karena suami sudah lebih dulu berada di Kanada.
Proses administrasi yang rumit dan melelahkan sepenuhnya menjadi tanggungannya di Indonesia:
“Urus segala dokumen sendiri. Visa, medical check up, biometric, dll“.
Prosesnya sangat memakan waktu lama. Puncak tantangannya adalah perjalanan panjang melintas benua.
Membeli tiket yang tergolong tidak murah dan menjalani penerbangan yang sangat lama dan jauh dalam kondisi hamil sambil membawa anak balita (toddler).
“Untungnya semua dilancarkan dan dimampukan,” syukurnya.
Reuni keluarga dan kebersamaan yang utuh di Kanada menjadi bukti bahwa semua jerih payah dan prosesnya terbayarkan.
Harapan dan doa Christy sekarang berpusat pada keberlangsungan hidup di tanah baru.
“Semoga tetap diberi kesehatan dan kemampuan,” pintanya, menyadari betul tantangan negara yang benar-benar berbeda baik dari segi bahasa dan budaya.
Impian tinggal di LN sudah terwujud, namun ia menegaskan, bukan berarti sudah selesai dan tidak ada masalah, justru ini adalah awal mula kehidupannya.
Filosofinya adalah menjalani dan mensyukuri apapun rintangannya, sebuah sikap dewasa menghadapi babak baru.
Christy memiliki pesan penting untuk pembaca, terutama terkait stereotip tentang hidup di luar negeri:
“Mungkin sebagian besar orang melihat yang tinggal di LN hidupnya enak. Akan tetapi mereka tidak melihat prosesnya.
Dan bukan berarti tinggal di LN itu lebih enak, sebenarnya sama saja mau tinggal di negara manapun pasti ada plus minusnya.”
Ia menekankan bahwa pilihannya tinggal di Kanada adalah realisasi mimpi pribadi yang dijalani dengan tanggung jawab dan ucapan syukur.
Untuk menguatkan diri dan mungkin menginspirasi orang lain, Christy berpegang pada kutipan andalannya:
“Everyone has dreams, but only the fearless can be great.”
Source image: Christy

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










