Cindy Liany, Small Progress Still A Progress
Iniloh.com Jakarta- Di tengah hiruk pikuk kehidupan korporat Surabaya, Cindy Liany akrab disapa Cindy, membuktikan bahwa transformasi personal dan keseimbangan hidup bukan sekadar impian.
Lahir dan besar di Kota Pahlawan, Cindy tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mengajarkannya arti kekuatan dan kemandirian, terutama dari sang ibu tunggal yang menjadi inspirasinya.
“Wanita harus menjadi sosok yang kuat, mandiri, dan bervalue,” ujarnya, mewarisi semangat juang ibunya.
Selama lima tahun berkarya sebagai budak korporat di perusahaan swasta Surabaya, Cindy menyadari sesuatu yang krusial: hidup membutuhkan keseimbangan.
“Antara otak, badan, dan pikiran,” tegasnya.
Rutinitas kerja dari jam 8 pagi hingga 5 sore seringkali memicu burnout dan stres. Titik baliknya datang dua tahun lalu.
Ia memutuskan untuk mencari penyelaras jiwa di tengah kesibukan, dan menemukan dua terapinya: lari dan memasak.
Ini ironis, mengingat Cindy mengakui dirinya paling malas bergerak dulunya.
Awalnya, ia hanya mencoba jalan kaki mengelilingi komplek rumah atau lapangan. Melihat orang-orang berlari, hatinya tergerak.
“Akhirnya tiap minggu mencoba untuk lari pelan-pelan satu putaran, dua putaran,” kenangnya.
Dari langkah kecil itulah, cintanya pada dunia Pelarian bermula.
Ia mencoba berbagai olahraga seperti yoga, poundfit, dan zumba, tetapi akhirnya berkesimpulan: “Lari is my Therapy.”
Dedikasinya membuahkan hasil nyata. Dari lari kecil-kecilan, Cindy memberanikan diri mengikuti event lari pertamanya di tahun 2023 dengan jarak 6.8 km.
Perasaan happy and strong saat mencapai garis finish memicu ambisinya.
Ia pun semakin serius mengulik dunia lari, mengikuti sesi latihan drill dan strength training bersama komunitas di hari kerja, serta long run di akhir pekan.
Puncak perjuangannya terjadi baru-baru ini di Kediri Half Marathon Mei lalu. Di sanalah Cindy menyelesaikan Virgin Half Marathon pertamanya.
“Walaupun tidak sesuai target, yang paling penting aku berani menyelesaikan apa yang aku mulai dengan berani,” ungkapnya dengan bangga.
Event besar lainnya, Pocari Sweat Run 2024 di Bandung, juga memberinya sukacita tersendiri: berlari sekaligus berlibur, alasan sempurna melepas penat pekerjaan.
Bagi Cindy, lari bukan sekadar hobi. Ia merasakan banyak suka: tubuh lebih sehat, wajah terlihat lebih muda dari usia 30+-nya, dan relasi yang bertambah luas.
“Duka-nya? “Mungkin di dompet,” candanya, mengakui perlunya investasi sepatu dan pakaian nyaman.
Cedera atau sakit juga menjadi penghalang sementara yang bikin dirinya kepikiran.
Di luar lintasan lari, Cindy menjalankan bisnis kue dari hobinya memasak, bagian tak terpisahkan dari resep work-life balance-nya.
Untuk masa depan, harapannya jelas: bagi orang terkasih, ia berdoa untuk kesehatan, kebahagiaan, dan semangat.
Untuk karir dan ekonomi, ia menekankan pentingnya berani keluar zona nyaman.
“Diam dan menerima yang ada saja tidak cukup. Harus berani mau mempelajari hal-hal baru,” pesannya.
Soal kesehatan, Cindy punya pandangan unik: “FOMO buat kesehatan itu gapapa banget!“.
Yang penting, jelasnya, tahu tujuan memulai dan melakukannya untuk diri sendiri. “Karena nantinya kamu akan menemukan kemana hatimu akan bergerak.”
Pesan inspirasifnya untuk semua pembaca di seluruh Indonesia pun singkat namun penuh kekuatan:
“Remember, Small Progress is still a Progress. Berbanggalah untuk semua progress yang kamu dapatkan walau sekecil apapun itu.
Jangan pernah menyerah dan beranilah memulai untuk dirimu sendiri.”
Source image: Cindy
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
