Cita Sinaga, Maafkanlah Siapapun yang Menyakiti Hatimu

Iniloh.com Jakarta- Hembusan udara dingin Parapat, Danau Toba, adalah saksi bisu masa kecil Cita Sinaga.

Udaranya dingin banget dulu, jadi kalo mandi pagi suka menggigil,” kenangnya.

Namun, dinginnya udara tak sebanding dengan dinginnya tantangan dalam keluarganya.

Dibesarkan dalam atmosfer yang kurang harmonis akibat ayahnya yang jarang pulang, Cita dan keenam adiknya bertumpu pada sosok sang ibu, seorang perempuan kuat meski buta huruf.

Di tengah ketidakpastian, satu hal yang ditanamkan ibunya dengan teguh: pendidikan.

Kita bertujuh sangat serius dalam pendidikan,” tegas Cita, sang anak pertama.

Keseriusan itu berbuah manis, dua adiknya bahkan menjadi pemenang olimpiade bahasa Inggris.

Perjalanan pendidikannya dimulai dari SD-SMP di Parapat, lalu merantau ke Medan untuk SMA.

Tahun 1996, tekadnya membawanya lebih jauh lagi ke Jakarta, mengejar S1 Bahasa Jepang.

Impiannya makin terbentang ketika tahun 1998 ia meraih beasiswa ke Negeri Sakura, lulus tahun 2000, dan sempat bekerja sebagai penerjemah serta di perusahaan Jepang.

Namun, panggilan tanggung jawab memintanya pulang.

Harus membiayai enam adik yang masih membutuhkan, Cita memilih jalur berbeda: bergabung dengan PT Mahadana Asta Berjangka di bidang trading emas, forex, dan saham.

Tahun-tahun berikutnya diwarnai ujian berat. Ibunda tercinta meninggal dunia, dan hanya berselang 2,5 bulan, sang ayah menyusul.

Dalam duka yang mendalam, Cita mengambil keputusan besar: membawa semua adiknya ke Jakarta. Saat itulah beban terberat ia pikul.

Saat bersama saya harus handle empat orang kuliah, karena rata-rata mereka beda setahun, kecuali no. tujuh masuk SMA,” kisahnya penuh perjuangan.

Ia menjadi tulang punggung, bekerja keras membiayai pendidikan dan kehidupan mereka.

Perjuangan itu tak berhenti di situ. Adik bungsunya harus menjalani cuci darah selama 3,5 tahun dengan biaya yang sangat besar (Rp 1,4 juta per sesi, dua kali seminggu) sebelum akhirnya meninggal, sebuah kehilangan yang terasa amat dalam.

Puji Tuhan, perjuangan Cita membuahkan hasil. Semua adiknya kini telah mandiri dengan karir yang membanggakan, tersebar dari Medan hingga Amsterdam.

Di tengah kesibukan sebagai Kepala Cabang di Mahadana, jiwa wirausaha Cita terus menyala.

Tahun 2021, bersama dua rekannya, ia mendirikan Interliners, sebuah langkah adaptasi di era digital untuk mendukung pekerjaan utamanya.

Tak hanya itu, di masa pandemi COVID-19, saat banyak orang terpaku di rumah dengan baju tidur, Cita melihat peluang.

Terinspirasi temannya, Ismu, ia meluncurkan bisnis clothing khusus baju tidur.

Karna saya tipe orang yang nggak bisa diem,” akunya sambil tertawa. Sebelumnya, ia juga pernah berjualan baju dan tas sambil bekerja.

Setiap bisnis punya suka dukanya. Di Mahadana atau Interliners, sukanya adalah penghasilan tanpa batas dan jaringan luas dengan nasabah dan reseller.

Dukanya? “Begadang klo nasabah ada posisi di malam hari, market open almost 24 jam.”

Di bisnis clothing, sukanya adalah cuan yang pasti, sementara dukanya menghadapi kendala logistik seperti pengiriman telat atau produk cacat dari konveksi.

Untuk semua yang membacanya, Cita Sinaga, perempuan tangguh dari tepi Danau Toba ini, meninggalkan pesan mendalam:

“Berikanlah pengampunan kepada siapapun yang menyakiti hatimu, karena dengan mengampuni orang yang sudah menyakitimu hidupmu lebih bahagia dan sehat, berkat dari Tuhan pun lancar.

Jangan pantang menyerah untuk terus berusaha dan berjuang, karena setiap apa yang kita hadapi dalam hidup ini semua tidak akan mungkin diluar kemampuan kita dan pertolongan Tuhan.

Jadi tugas kita adalah berusaha dan terus berdoa agar Tuhan dapat memberikan kekuatan untuk menjalankan segala takdir yang sudah ditetapkan.”  imbuhnya.

 

Source image: cita

You May Also Like

P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
P. Sari Dwihanday Sukoco, You,ve Done A Good Job, Taking Care Of Yourself Mentally & Physically
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Vera Novianti, Kita Tak Bisa Buat Semua Orang Sukai Kita Maka Jadi Diri Sendiri Saja
Nada Crusita, Pede Lakukan Apa yang Kita Mau dan Jangan Menunda-nunda
Nada Crusita, Pede Lakukan Apa yang Kita Mau dan Jangan Menunda-nunda
Dita Handayani, SH: Let The Beauty Of What You Love Be What You Do
Dita Handayani, SH: Let The Beauty Of What You Love Be What You Do
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Mega Perdana Putra, Tiap Langkah yang Kita Ambil Sekecil Apapun Adalah Investasi Untuk Masa Depan
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita