Corry, Semua Orang Punya Starting Poin dan Titik Nol yang Berbeda!

Iniloh.com Jakarta- Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana, dan Corry memahami betul makna kalimat itu.

Terlahir dan besar di Jakarta dari keluarga yang berkecukupan, masa kecilnya seharusnya berwarna cerah.

Namun, badai krisis moneter 98 dan meninggalnya sang ayah di usianya yang baru sembilan tahun, meruntuhkan dunia yang ia kenal.

Pada usia di mana anak-anak seharusnya masih bermain dengan riang, Corry justru harus mengaktifkan “mode bertahan” atau survival mode.

Sejak saat itu, ia belajar untuk mandiri dan melakukan segala sesuatu tanpa sokongan orang tua.

Pengalaman pahit inilah yang mengukirnya menjadi pribadi yang tangguh dan tidak mudah menyerah.

Dari reruntuhan masa kecil yang kelam, Corry justru menemukan pelipur lara dalam dunia seni. Ketertarikannya pada art and craft telah tumbuh sejak kecil.

Di sekolah, saat ada lomba menghias kelas, ia selalu mengajukan diri menjadi koordinator. Bakat kepemimpinannya dalam berkesenian terus terasah, bahkan hingga ia dipercaya menjadi Ketua Tim Dekorasi gereja.

Bakat alami dan ketertarikan inilah yang akhirnya menuntunnya ke profesi sebagai dekorator pernikahan.

Bagi Corry, menjadi dekorator wedding bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah saluran untuk menyalurkan bakat seninya yang dipadukan dengan kemampuannya di bidang desain interior.

Sukanya adalah aku bisa menyalurkan bakat,” ujarnya.

Kebahagiaan terbesarnya adalah ketika hasil dekorasinya memuaskan bagi klien, menjadi bagian dari hari bahagia mereka.

Namun, di balik keindahan yang ia ciptakan, ada pengorbanan besar.

Dukanya mungkin capeknya saja sih,” candanya ringan, “karena ibaratnya seperti bangun candi dalam semalam.

Kerja keras yang melelahkan itu ia jalani dengan semangat pantang menyerah.

Tidak hanya mengelola bisnis dekorasi, Corry juga menjalankan bisnis lain bernama Mourie.

Menjadi seorang wanita dengan banyak peran tentu bukan hal mudah.

Bagaimana cara manajemen waktunya? “Ini masih diusahakan sih, hehe,” akunya dengan jujur.

Prinsipnya sederhana namun penting: tidak mengorbankan satu bidang untuk bidang lainnya, mengetahui porsi, dan yang terpenting, menjaga kesehatan.

Ini adalah sebuah pengakuan yang realistis dan sangat manusiawi dari seorang multitasker.

Melangkah ke depan, harapan Corry penuh dengan keteguhan hati. Ia berharap segala yang digelutinya bertahun-tahun ini akan menjadi pondasi kesuksesannya di masa depan.

Mungkin sekarang masih kerja sama orang, masih belajar memaksimalkan potensi. Gak apa-apa, toh semua ilmu tidak akan dicuri orang, tapi akan jadi karakter yang kuat untuk masa depanku,” tuturnya dengan penuh keyakinan.

Sebuah filosofi yang menunjukkan kedewasaan dan pola pikir growth-oriented.

Pesan Corry untuk pembaca terasa sangat dalam, terinspirasi langsung dari perjalanan hidupnya.

“Semua orang punya starting point, dan titik nol seseorang berbeda-beda.”

Menurutnya, yang terpenting bukanlah bagaimana kita memulai, tetapi bagaimana kita mengakhiri dan menjalani proses untuk mencapai tujuan akhir.

Konsisten pada satu bidang yang kita sukai bukan hal yang egois, tapi itu cara menghidupi mimpi dan terus bertekun di dalamnya.”

 

 

Source image: corry

You May Also Like

Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Grace Damai Putri, Always Be Grateful and Humble!
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Anggun Pratiwi, Belajar Tak Berkompetisi dengan Orang Lain Tapi dengan Diri Kita di Masa Lalu
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Violina, Jangan Merasa Minder Atau Tak Sanggup Kita Punya Tuhan!
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Niluh Yuly Wulan Sasi Artini, Jangan Takut Akan Hari Esok Siapkan dari Sekarang Maka Kan Baik-baik Saja
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Nur Aqilah Hasmawi, Tetap Teguh Walaupun Teduh Jua Mencari Ketenangan Tak Seindah Cari Keindahan
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik
Humidah Sarah, Apapun Profesi Kita Sekarang Tetaplah Jadi Orang yang Baik