Dea Kansa, Kita Punya Kendala, Tapi Tuhan Punya Kendali!
Iniloh.com Jakarta- Setiap orang membawa kenangan masa kecil yang membekas di hati, dan bagi Dea Kansa, kenangan itu terukir indah di kota Cianjur bersama sang ayah tercinta.
“Moment bersama alm Ayahku,” begitulah ia menyebut kesan khusus dari kota kelahirannya dengan penuh rasa cinta.
Dari sanalah, fondasi nilai-nilai keluarganya terbangun kokoh. Baginya, keluarga adalah segalanya.
Sebuah ruang yang di dalamnya penuh dengan cinta dan kasih tanpa syarat. Dalam tutur katanya, terasa jelas betapa ia mengagumi ketulusan kasih sayang seorang ibu, sebuah anugerah yang ia junjung tinggi dalam hidupnya.
Di dunia profesional, Dea sedang berada dalam fase yang sangat menentukan.
Sebagai fresh graduate yang baru menyelesaikan gelar S1 Hukum Perdata, ia kini sedang menjalani kuliah profesi advokat.
“Ini masih proses untuk pelantikan dan penyumpahan sumpah advokat,” ujarnya dengan semangat, sambil meminta doa agar semuanya lancar.
Sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Sambil menunggu proses profesinya berjalan, Dea juga tak berdiam diri.
Ia merintis sebuah bisnis sebagai kerjaan sampingan, menunjukkan semangat wirausaha yang patut diacungi jempol.
Di sela-sela kesibukan yang padat dan penuh tantangan ini, Dea menemukan penyeimbangnya melalui hobi traveling dan belajar hal baru.
“Mengunjungi tempat baru bagiku itu seru apalagi ketemu teman-teman baru,” katanya dengan antusias.
Yang unik dari Dea, ia tidak memiliki hobi yang kaku.
“Aku melakukan hobi random aja gabisa di tentukan hihi,” akunya.
Fleksibilitas ini mencerminkan sifatnya yang mudah beradaptasi,
“Asalkan yang penting kalo ada waktu luang dan tidak menganggu aktivitas utamaku yaitu pendidikan dan usaha.”
Prioritasnya jelas: masa depan profesinya yang utama.
Harapan Dea untuk masa depan terasa komprehensif dan penuh doa.
Ia ingin segala hal dalam karir dan ekonominya dimudahkan dan dilancarkan, serta “diberikan rejeki yang berlimpah.”
Namun, di atas segalanya, ia menempatkan kesehatan nomor 1.
Tak kalah penting, ia berharap untuk selalu bersama lingkungan sosial yang baik dalam hal apapun, dan khususnya, dijauhkan dari lingkungan yang toxic.
Sebuah harapan yang bijak di usia mudanya, menyadari bahwa pertemanan yang positif adalah support system yang tak ternilai.
Dari semua liku kehidupan yang dijalani, Dea memegang teguh sebuah filosofi yang dalam dan menenangkan.
“Kita punya kendala tapi Tuhan punya kendali. Selama masih bernapas, kewajiban kita adalah untuk teruslah berbuat baik.
Focus saja untuk masa depan karna tidak ada yang tidak mungkin selagi kita percaya Tuhan dan Doa Ibu.
Segala sesuatu nya kita hanya perlu berdoa untuk hasil itu percaya takdir Tuhan akan indah pada waktunya, jadikan itu pengalaman dan pelajaran hidup.”
Source image: dea

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










