Denaya Mirza Prananda, Syukuri Setiap Peran, Tantangan dan Momen Bersama Anak!
Iniloh.com Jakarta- Denaya Mirza Prananda adalah putri murni Ibu Kota.
Lahir dan menghabiskan seluruh masa kecil hingga dewasa di Jakarta, denyut nadi kota metropolitan ini mungkin telah menjadi bagian dari irama hidupnya.
Namun, di balik kesibukan ibukota, Denaya – yang akrab disapa Naya menemukan inti kebahagiaannya dalam hal-hal yang paling mendasar, keluarga, kerja yang berarti, dan rasa syukur yang mendalam.
Saat ini, Naya mengabdikan kreativitasnya sebagai In-House Graphic Designer di salah satu perusahaan ritel.
Rutinitasnya diwarnai dengan working hours yang jelas dan bekerja penuh waktu dari kantor (full WFO).
Meski tuntutan pekerjaan ada, Naya dan sang suami memiliki komitmen baja: setiap akhir pekan adalah waktu sakral untuk keluarga.
“Komitmen untuk jadikan waktu bersama keluarga, terutama bersama anak-anak,” tegasnya.
Sabtu dan Minggu menjadi benteng yang tak tergoyahkan, diisi dengan canda tawa, kebersamaan, dan fokus penuh pada buah hati mereka.
Filosofi hidup yang Naya pegang teguh mungkin terdengar sederhana, namun penuh kekuatan:
“Bersyukur dalam setiap momen yang ada.”
Ini bukan sekadar kata-kata, tapi prinsip yang dijalani.
Ia menyadari bahwa kebahagiaan seringkali ditemukan bukan dalam pencapaian besar.
Tetapi dalam mengapresiasi hal-hal kecil yang sering terlewatkan senyum anak, dukungan pasangan, kesehatan, dan kesempatan untuk tumbuh.
Harapan-harapannya mencerminkan rasa syukur dan ketergantungan yang mendalam pada Yang Maha Kuasa.
Sebagai seorang ibu, prioritas utamanya adalah keluarga selalu dalam keadaan sehat.
Ia juga berharap agar karirnya lancar dan berkembang, begitu pula karir suaminya, sebagai wujud kemandirian dan kontribusi mereka.
Kecukupan ekonomi menjadi harapan berikutnya, agar kebutuhan dasar dapat terpenuhi dengan baik, yang ia iringi dengan ucapan penuh harap, “Bismillah.”
Terakhir, ia memohon perlindungan untuk diri sendiri, anak-anak, dan suaminya, serta agar dipertemukan dengan orang-orang baik, seraya berdoa,
“Semoga aku, anak-anak dan suami selalu dilindungi Allah dan dipertemukan dengan orang-orang baik. Aamin.”
Doa tulus ini menunjukkan kerendahan hatinya dan keinginan kuat untuk berada dalam lingkungan yang positif.
Namun, sumber kekuatan terbesar Naya justru datang dari perjalanan parenting-nya yang penuh makna.
Ia membagikan kisah personal yang mendalam:
“Oiya, sebenarnya yang buat aku makin kuat adalah kondisi anak keduaku yang Down Syndrome.”
Kehadiran anak keduanya yang istimewa ini bukanlah beban, melainkan pendorong yang luar biasa.
“Hal ini yang buat aku ingin bisa kasih yang terbaik untuk kehidupannya, juga termasuk anak pertamaku,” tuturnya dengan tekad yang membara.
Keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi kedua anaknya menjadi bahan bakar semangatnya setiap hari.
Di balik ketangguhannya sebagai ibu, Naya mengakui peran vital sang suami.
“Beruntungnya suami juga supportive banget, mau berbagi peran parenting.”
Dukungan dan kerjasama tim dalam mengasuh anak, terutama dalam menghadapi tantangan unik, menjadi pondasi kokoh bagi keluarga kecil mereka.
Kolaborasi ini memungkinkan Naya untuk tetap menjalankan perannya di dunia kerja sekaligus memberikan perhatian penuh di rumah.
Pesan yang ingin Naya sampaikan kepada semua orang tua, khususnya para ibu, terangkum indah:
“Syukuri setiap peran, setiap tantangan, dan setiap momen bersama anak-anak.
Mereka adalah alasan untuk terus melangkah, terus berbenah, dan terus menjadi versi terbaik dari diri kita.”
Source image: naya

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










