Dery Apriani Setiawati, Hidup Bukanlah Perlombaan, Tapi Perjalanan untuk Terus Belajar dan Berbagi
Iniloh.com Jakarta- Dery Apriani Setiawati, perempuan kelahiran Tangerang, adalah cerminan keteguhan keluarga migran yang berani merajut mimpi di tanah baru.
Orang tuanya, asli Semarang, memutuskan hijrah ke Tangerang, kota industri yang menjanjikan harapan.
“Orang tuaku memulai dari nol, jauh dari keluarga besar. Tapi mereka membuktikan, kerja keras bisa mengantarkan anak-anaknya ke bangku perguruan tinggi,” ujar Dery dengan bangga.
Latar belakang inilah yang menanamkan nilai kesederhanaan, disiplin, dan rasa syukur dalam dirinya.
Sebagai akuntan di perusahaan konstruksi Jepang di Jakarta, Dery menjalani rutinitas yang penuh ketelitian.
Jam kerja yang terstruktur, budaya disiplin ala Jepang, dan tanggung jawab tinggi atas laporan keuangan menjadi bagian kesehariannya.
“Bekerja dengan orang Jepang mengajarkanku arti profesionalisme.
Mereka sangat detail, tapi di balik itu ada penghargaan terhadap integritas,” tuturnya.
Tak hanya mengasah skill teknis, pekerjaan ini juga memberinya kesempatan berinteraksi dengan kolega lintas budaya, memperluas wawasan tentang dunia global.
Di luar kantor, Dery menjajaki dunia baru: modeling. Ia mengambil kelas modeling bukan sekadar hobi, tetapi sebagai upaya self-healing dan pengisi waktu luang yang produktif.
“Awalnya ikut kelas ini untuk move on dari fase tertentu. Ternyata, aku menemukan sisi baru diriku, lebih percaya diri dan kreatif,” akunya.
Meski belum sepenuhnya beralih karir, ia berharap skill ini bisa membuka pintu peluang di masa depan.
Keseimbangan hidup Dery terlihat dari caranya membagi waktu. Saat libur, ia kerap traveling bersama keluarga, terutama mudik ke Semarang.
“Pulang kampung itu seperti mengisi ulang energi. Bertemu sanak saudara, mengingatkan aku dari mana asal-usul,” ujarnya.
Di bulan Ramadan atau akhir pekan, ia juga menyempatkan kumpul dengan sahabat-sahabat lamanya.
“Pertemanan adalah investasi jiwa. Mereka pengingatku untuk tetap grounded,” tambahnya.
Pendidikan menjadi prioritas utama Dery. Ia menyelesaikan S1 Akuntansi di perguruan tinggi swasta Cikarang, lalu melanjutkan S2 Magister Manajemen di Jakarta.
“Orang tua selalu bilang, ilmu adalah harta yang tak bisa dicuri. Jadi, aku ingin memaksimalkan setiap kesempatan belajar,” tegasnya.
Kombinasi latar belakang akuntansi dan manajemen memberinya perspektif holistik dalam mengambil keputusan, baik di pekerjaan maupun kehidupan.
Harapannya untuk keluarga sederhana:
“Semoga kami selalu sehat dan rezeki lancar agar bisa terus membuat kenangan traveling bersama.”
Di sisi karir, ia berdoa mendapat kesempatan berkembang, baik di bidang akuntansi maupun dunia modeling yang baru ia rintis.
Tak lupa, ia ingin menjadi pribadi yang memberi dampak positif bagi sekitar.
“Aku percaya, kebaikan kecil yang kita tebar suatu hari akan jadi buah manis,” ucapnya.
Filosofi hidup Dery terangkum dalam tiga kata: sabar, bersyukur, dan cukup.
“Mudah diucapkan, tapi butuh latihan seumur hidup untuk menjalani.
Aku masih belajar untuk tidak membandingkan diri dengan orang lain, fokus pada berkah yang sudah ada,” ungkapnya.
Pesan ini ia sampaikan kepada generasi muda:
“Jangan takut mencoba hal baru, tapi jangan lupa bersyukur atas setiap proses.
Kesuksesan bukan soal seberapa cepat, tapi seberapa gigih kita bertahan.”
Melalui akun Instagram @dery.setiawati, Dery membagikan potret kesehariannya, dari keseriusan di balik layar Excel hingga senyum percaya diri di depan kamera.
“Aku ingin menunjukkan bahwa hidup itu bisa dijalani dengan banyak peran, asal ada komitmen dan manajemen waktu,” jelasnya.
“Hidup bukanlah perlombaan, tapi perjalanan untuk terus belajar dan berbagi.” –Dery Apriani Setiawati.
Source image: dery apriani
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
