Dewi Sukmawathi, Kekuatan Sejati Seorang Wanita Terletak di Keberaniannya Hadapi Tantangan
Iniloh.com Jakarta- Dewi Sukmawati, perempuan berdarah Bali yang lahir di Biak, Papua, adalah sosok yang percaya bahwa kekuatan sejati terletak pada keberanian menghadapi tantangan.
Dari perjalanan hidupnya yang berpindah-pindah kota hingga karier di dunia perbankan yang padat, Dewi membuktikan bahwa disiplin, olahraga, dan solidaritas antarperempuan bisa menjadi senjata ampuh menghadapi dinamika hidup.
Dewi menghabiskan masa kecil di Biak, Irian Jaya, sebelum akhirnya pindah ke Makassar selama tujuh tahun.
“Masa SD sampai SMP di Makassar itu paling berkesan. Saat itu belum ada HP, janjian main harus tepat waktu.
Tapi justru itu yang bikin pertemanan kami tulus dan awet sampai sekarang,” kenangnya sambil tersenyum.
Pengalaman tinggal di berbagai kota memberinya perspektif luas tentang budaya dan arti persahabatan.
Meski lahir di Papua dan besar di Makassar, ia tetap menjunjung nilai-nilai Bali sebagai akar keluarganya.
Kini, Dewi berkarier di industri perbankan dunia yang dikenal dengan ritme kerja cepat dan tuntutan tinggi.
Namun, ia tak membiarkan kesibukan menggerus waktu untuk merawat diri.
“Kerja di bank memang menyita waktu, tapi olahraga harus tetap ada. Saat ini, aku fokus pada lari dan pilates,” ujarnya.
Lari ia pilih sebagai cara mengukur kemampuan diri.
“Aku belajar menantang batasan: seberapa jauh aku bisa menempuh jarak tertentu, dan bagaimana memperbaikinya di sesi berikutnya,” tambahnya.
Sementara pilates ia lakoni untuk menjaga fleksibilitas dan ketenangan pikiran.
Bagi Dewi, lari bukan sekadar hobi, melainkan pintu menuju komunitas positif.
“Sukanya, aku bisa kenal banyak orang di luar kantor. Pertemanan ini memberi energi baru,” ujarnya.
Ia aktif mengikuti event lari, salah satunya Adhyaksa International Run 10K di mana ia meraih Personal Best.
“Itu momen membanggakan. Tapi yang lebih penting, aku bisa melihat progres diri,” katanya.
Ketika ditanya soal “duka” dalam olahraga ini, ia menjawab optimis:
“Dukanya mudah-mudahan tidak ada. Selama masih bisa lari, aku bersyukur!”
Sebagai perempuan yang menjalani banyak peran, Dewi punya harapan besar untuk sesama wanita.
“Aku ingin semua perempuan apapun profesinya, entah sebagai ibu, pekerja, atau anggota masyarakat bisa tetap berdiri kokoh meski diterjang badai,” tegasnya.
Baginya, ketangguhan perempuan bukan tentang tak pernah jatuh, tapi tentang bangkit setiap kali terpeleset.
Pesan ini ia dedikasikan khususnya untuk ibu rumah tangga dan wanita karier yang kerap menghadapi tekanan ganda.
Dewi meyakini bahwa “kekuatan sejati seorang wanita terletak pada keberaniannya menghadapi tantangan”.
Kalimat ini ia buktikan dalam keseharian: dari mengatur waktu antara kerja dan olahraga, hingga menjaga hubungan dengan teman-teman lama yang tersebar di berbagai kota.
“Hidup ini seperti lari marathon. Ada tanjakan, turunan, dan sesak napas. Tapi selama kita berani terus melangkah, garis finish pasti bisa diraih,” ujarnya.
Ke depan, Dewi ingin terus aktif di komunitas lari sambil mengajak lebih banyak perempuan menemukan passion mereka di tengah kesibukan.
Ia juga berencana membagikan tips manajemen waktu dan motivasi melalui platform sosial media.
“Aku percaya, setiap perempuan punya kekuatan unik. Tinggal bagaimana kita mau menggali dan mengembangkannya,” tuturnya.
Source image: dewi

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










