Diane Tanujaya, Remember, It’s Just A Bad Day, Not A Bad Life
Iniloh.com Jakarta- Diane Tanujaya, perempuan tangguh asal Bandar Lampung, adalah sosok yang membuktikan bahwa kesetiaan pada nilai keluarga dan kejujuran bisa menjadi pondasi kesuksesan bisnis turun-temurun.
Dari mengelola toko perhiasan warisan orang tua hingga membangun relasi yang bermakna dengan pelanggan, perjalanannya penuh dengan pelajaran tentang arti konsistensi dan rasa syukur.
Lahir dan besar di Bandar Lampung, Diane menghabiskan masa kecil hingga SMA di kota berhawa sejuk ini.
Meski sempat merantau ke Jakarta untuk kuliah, ia memutuskan pulang ke Lampung.
Sebagai anak kedua dari dua bersaudara dengan kakak laki-laki sebagai saudara satu-satunya, Diane tumbuh dalam keluarga yang selalu mendukung pilihannya.
“Pendidikan saya tak selesai, tapi orang tua tak pernah berhenti menyemangati saya menjalani apa pun yang saya inginkan,” ujarnya.
Dukungan ini menjadi bekal saat ia mengambil alih bisnis keluarga.
Sejak 45 tahun lalu, orang tua Diane membangun bisnis toko perhiasan.
Kini, Diane melanjutkan estafet tersebut dengan penuh dedikasi.
Kesibukan hariannya diisi dengan melayani transaksi jual beli, menjaga kualitas produk, dan memastikan kepuasan pelanggan.
“Kunci bisnis ini adalah pelayanan dan kejujuran. Kalau ingin bertahan lama, jangan pernah bandingkan produk kami dengan toko lain. Biarkan pelanggan yang menilai,” tegasnya.
Strategi sederhana ini ternyata ampuh. Dari mulut ke mulut, bisnisnya berkembang pesat. Pelanggan tak hanya berasal dari lokal, tapi juga luar kota bahkan mancanegara.
Diane pun aktif menciptakan desain sendiri agar produknya selalu mengikuti tren. Untuk inspirasi, ia sering traveling sambil belajar hal baru.
“Learning by doing itu penting. Dari situ, kita bisa terus berinovasi,” tambahnya.
Suka utama Diane dalam menjalankan bisnis adalah interaksi dengan pelanggan.
“Kami tak hanya bicara bisnis, tapi juga berbagi cerita positif. Banyak yang awalnya orang asing, kini jadi teman atau bahkan seperti keluarga,” ceritanya.
Namun, di balik kehangatan itu, ada tantangan. Diane harus fokus penuh saat bertransaksi, termasuk mengatur keluar-masuk barang dari etalase dengan sigap.
“Sedikit selip bisa berisiko. Kadang, ini memicu salah paham,” akunya.
Diane berharap bisnis keluarga bisa semakin berkembang di tangannya. “Semoga makin banyak pelanggan baru, sambil menjaga hubungan baik dengan pelanggan lama,” ucapnya.
Di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif, ia optimis karena produk perhiasan kini dianggap sebagai investasi jangka panjang.
“Orang berhias sambil menabung. Ini peluang sekaligus tanggung jawab untuk menjaga kepercayaan mereka,” jelasnya.
Bagi Diane, kunci kebahagiaan adalah fokus pada hari ini. Pesannya untuk pembaca
“Kemarin kita memilih untuk menjalani hidup hari ini. Saat ini, banyaklah bersyukur. Besok, kita belajar lagi.”
Ia juga mengingatkan untuk tak takut meminta bantuan keluarga saat ada masalah.
“Karakter kita dibentuk oleh orang tua dan lingkungan. Jadi, jangan malu berbagi cerita dengan mereka, lalu berdoa. Tuhan pasti bantu.”
Tak lupa, ia menyelipkan kutipan penyemangat: “Remember, it’s just a bad day, not a bad life.”
Source image: diane

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










