Dinda Martavani, Mental Health Is Just As Important as Physical Health!
Iniloh.com Jakarta- Setiap orang membawa cerita perjalanan hidupnya masing-masing, dan bagi Dinda Martavani, perjalanannya adalah sebuah evolusi yang penuh makna dari langit biru ke lantai gym.
Perempuan yang akrab disapa Kak Dinda ini adalah putri asli Semarang, meski kini ia telah menetap di Depok setelah memulai karier profesionalnya.
Seperti kebanyakan perantau, yang selalu dirindukan adalah kehangatan keluarga di kampung halaman, keseruan bersama teman-teman masa muda, dan tentu saja, kenangan akan kuliner khas Semarang yang menggugah selera.
Kenangan-kenangan manis inilah yang menjadi penyejuk hati di tengah kesibukan barunya.
Karier profesional Dinda sebelumnya begitu gemilang.
Ia adalah seorang pramugari di Garuda Indonesia, sebuah profesi yang identik dengan petualangan dan pelayanan prima.
Namun, hidup membawanya pada babak baru yang tak kalah menantang.
Kini, Dinda memilih untuk fully menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) yang sibuk mengurus tiga orang anak yang sedang berada dalam fase gemes-gemesnya.
Di tengah riuh rendah mengasuh anak, ia menemukan sebuah cara untuk tetap waras: berolahraga.
Awalnya, hobi nge-gym-nya sempat naik turun antara niat dan tidak konsisten. Titik baliknya terjadi ketika ia rutin lari namun justru berakhir lemas dan kekurusan.
Seorang teman pelari lalu menasihatinya untuk mengimbanginya dengan Strength Training. Sejak saat itu, di awal tahun, Dinda memutuskan untuk serius dan konsisten. Niatnya sederhana namun mendalam:
“Ingin tetap badan kuat, sehat, waras, bahagia panjang umur untuk menemani mendampingi keluarga saya.”
Komitmennya terhadap gaya hidup sehat ini begitu mengagumkan.
“Alhamdulillah sampai saat ini saya suka melakukan aktivitas olahraga saya,” ujarnya.
Baginya, olahraga telah bertransformasi dari sekadar hobi menjadi sebuah kebiasaan (habit) yang menyenangkan.
Rutinitas mingguannya sangat jelas: latihan gym 5 hari, yoga 2 hari, dan lari 1-2 kali dalam seminggu.
Sebuah komitmen yang dibangun dengan disiplin tinggi.
Tentu, ada “duka” yang harus dihadapi, seperti omongan nyinyir dari sebagian orang yang meremehkan, misalnya dengan komentar, “Ngapain sih mau olahraga mulu. Sampe susah diajak main sekarang.”
Namun, Dinda dengan bijak memilih untuk tidak menjadikannya masalah. Fokusnya pada tujuan yang lebih besar telah membuatnya kebal terhadap pandangan negatif orang lain.
Dari perjalanan transformasinya ini, harapan Dinda untuk kehidupan terdengar begitu damai dan holistik.
“Demi kadamaian, kerukunan, keselarasan, dan juga kesehatan mental semakin membaik,” katanya.
Ini menunjukkan bahwa olahraga baginya bukan hanya tentang fisik yang prima, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem mental dan emosional yang sehat untuk dirinya dan keluarganya.
Semua nilai yang ia pegang dan jalani ini terangkum sempurna dalam sebuah kutipan yang ia yakini:
“Mental health is just as important as physical health.”
Source image: dinda

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










