Dinda Permata Madjid, Anak ABK Tak Dikirim Ke Orang Tua Spesial, Tetapi Justru Buat Orang Tua Jadi Spesial
Iniloh.com Jakarta- Dinda Permata Madjid merupakan perempuan asli Jakarta yang dibesarkan di kota Tangerang. Masa kecilnya dilalui dengan bahagia terutama karena ia memiliki banyak teman di lingkungan tempatnya tinggal.
Satu momen yang paling berkesan menurutnya adalah saat Idul Fitri setelah salat Ied. Dulu warga di daerahnya satu RT semua akan berkumpul dan berbaris untuk saling bersalaman di gang komplek. Hal itu meninggalkan kesan yang dalam karena Dinda jadi tahu rasanya kebersamaan.
Perjalanan karirnya juga cukup panjang sebelum memutuskan untuk jadi influencer seperti sekarang. Ia bahkan pernah bekerja di sebuah maskapai penerbangan sebelum akhirnya resign dan menjadi ibu rumah tangga. Kepindahannya ke kota Bekasi untuk mengikuti sang suami membuat ia fokus terhadap urusan rumah tangga sampai kemudian dikaruniai seorang anak.
“Fokus dengan suami setelah 1,5 tahun menikah dikaruniai anak dan fokus menjadi ibu rumah tangga saja. Tapi setelah mengikuti IG brand lokal hijab mulai belajar pakai hijab dan jadi ikut Community Hijab jadi bisa menambah teman muslimah, kajian dan ikutan OOTD challenge yang diselenggarakan oleh brand lokal hijab dengan mendapatkann giveaway. Karena itulah semakin suka OOTD challenge dan ada yang endorse tapi aku sistem barter belum dengan PD untuk kasih rate card, niatku hanya bantu brand lokal hijab yang baru merintis,” cerita Dinda.
Dinda kini semakin tidak kaku untuk berpose di depan kamera dan semakin serius dalam melakukan mix & match baju serta hijab. Kadang proses pengambilan foto juga dibantu oleh suami atau sang adik dalam memproduksi konten-kontennya.
Full menjadi IRT membuat Dinda dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk anak-anak. Biasanya ia akan mengambil kesempatan ketika anak-anaknya sekolah untuk melakukan beberapa kegiatan seperti membuat konten, olahraga atau sekedar me time dengan nongkrong di kafe.
Di awal perjalanan rumah tangganya mungkin Dinda pernah merasakan ketidakmudahan, apalagi mengingat bahwa salah satu anaknya merupakan anak spesial (ABK) yang tentu saja butuh perhatian khusus.
Namun, ia membuktikan kepada banyak orang di luar sana bahwa ia bisa menjalani semuanya dengan baik hingga saat ini.
“Harapanku agar aku dan suami bisa selalu bijaksana, adil, memfasilitasi dan membersamai tumbuh kembang anak-anak, bertumbuh bersama dengan tetap menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya seperti salat wajib lima waktu. Memberikan yang terbaik buat anak-anak, tabungan sekolah di masa depan, termasuk asuransi. Karir suami semakin melejit, dimudahkan untuk beliau buka PT sehingga bisa membuka lowongan pekerjaan untuk orang lain,” ucap Dinda.
Ia tahu bahwa akan ada banyak orang tua di luar sana yang mungkin merasa kesulitan menghadapi anak yang spesial. Tapi Dinda justru berkata, “Anak berkebutuhan khusus tidak dikirim ke orang tua spesial, mereka justru membuat orang tua menjadi spesial.”
Itulah sekilas kisah perjalanan Dinda yang barangkali bisa menginspirasi kamu untuk berusaha dengan sebaik mungkin sembari melibatkan Tuhan dalam setiap langkahnya untuk mencapai hasil yang terbaik. Semoga bermanfaat.
Source image: dinda

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










