Dionysia Shinta P., Seberat Apapun Hidup Kita, Pada Akhirnya yang Akan Bertahan

Iniloh.com Jakarta- Dari dinginnya udara Malang, Dionysia Shinta P akrab dipanggil Kak Cinta melewati masa kecil yang diwarnai ketangguhan sejak dini.

Lahir sebagai anak pertama kembar dari tiga bersaudara perempuan, ia dibesarkan oleh seorang single mom sejak usia dua tahun setelah perceraian orang tuanya.

Mengalami banyak trauma permasalahan di keluarga,” kenangnya, “Hidup tanpa figur ayah cukup berat.”

Beban itu membentuknya menjadi pribadi introvert, tertutup, minder, dan pemalu.

Ditambah keterbatasan ekonomi, masa kecilnya adalah pelajaran tentang bertahan hidup.

Namun, semangatnya tak pernah padam. Dengan tekad baja, ia berhasil lulus cumlaude jurusan IT di universitas swasta Malang.

Ironisnya, tuntutan ekonomi memaksanya meninggalkan bidang IT dan mengambil pekerjaan apa saja, sebuah keputusan sulit yang justru membawanya merantau ke Jakarta pada 2010, membuka babak baru perjuangannya.

Perjalanan karir Kak Cinta berlanjut di Jakarta, di mana ia menghabiskan 10 tahun bekerja di sebuah bank swasta.

Namun, babak terpenting dalam hidupnya adalah ketika ia memutuskan menjadi fulltime mom untuk anaknya yang kini berusia 11 tahun.

Keputusan ini ternyata beririsan dengan perjuangan kesehatan yang amat berat.

8 tahun terakhir saya menghabiskan waktu keluar masuk RS,” ceritanya dengan tabah.

Lebih dari 10 kali operasi ia jalani untuk mengangkat tumor dan kista di berbagai bagian tubuh: payudara, kelenjar tiroid, kantung empedu, hingga pengangkatan tiroid kanan.

Badai operasi bertubi-tubi inilah yang akhirnya memercikkan api perubahan.

Hal ini yang memotivasi saya untuk berolahraga,” akunya.

Dimulai pada 2022 dengan olahraga beban di rumah, ia kemudian menemukan pelarian sekaligus pencerahan: lari, 1.5 tahun lalu.

Dari lari saya menemukan kecintaan sendiri, bagian dari penyembuhan bukan cuma fisik tapi mental,” ujarnya penuh makna.

Di setiap langkah kaki, ia bukan hanya menguatkan tubuh yang pernah diserang penyakit, tapi juga belajar menerima dan mencintai diri sendiri pelajaran yang luput dari hidupnya yang penuh luka masa lalu.

Jadi kalau orang bilang lari itu healing, entah bagaimana hal itu juga yang saya alami.

Suka duka menjalani hobi barunya punya warna tersendiri.

Duka utamanya adalah keterbatasan waktu,  dengan karier dan aktivitas merawat anak tanpa asisten rumah tangga, harus pintar ia manage waktunya.

Mencari waktu untuk lari pagi seringkali sulit, memaksanya berlari di siang atau sore hari.

Namun, komitmennya tak goyah: “Sebisa mungkin hampir setiap hari saya konsisten.

Suka terbesarnya datang bukan dari medali, tapi dari dampak yang ia ciptakan:

Beberapa orang sekitar ikut mencoba hidup lebih sehat setelah melihat keseharian saya.”

Baginya, “Tidak ada yang lebih membahagiakan selain bisa berguna dan membawa dampak untuk orang lain.”

Filosofi inilah yang membuatnya belum tertarik ikut event lari apapun.

Prioritasnya jelas: hidup sehat dan belajar konsisten, bukan mengejar prestasi.

Setiap kilometer adalah kemenangan pribadi atas masa lalu dan penyakitnya.

Memandang masa depan, harapan Kak Cinta terdengar sederhana namun sangat mendalam, mencerminkan perjalanan panjang pemulihan dirinya:

Lebih mencintai dan peduli dengan diri sendiri.”

Ini adalah fondasi agar ia bisa membahagiakan orang lain, terutama menemani anaknya.

Kesadaran akan beberapa tumor dan kista yang masih ada di tubuhnya tidak membuatnya menyerah, justru memicu tekad:

Semoga saya selalu bersemangat untuk terus hidup sehat.”

Kesehatan dan penerimaan diri adalah mahkota yang terus diperjuangkannya.

Pesan Kak Cinta untuk pembaca se-Indonesia adalah buah dari perjalanan hidupnya yang penuh liku, getir, dan akhirnya pencerahan:

“Seberat apapun hidup kita, pada akhirnya yang akan membuat kita bertahan dan bahagia adalah belajar mencintai diri sendiri.”

 

Source image: cinta

You May Also Like

Mutiara Karunia Sinaga, Tetap Bertahan Apa yang Terjadi di Hidup Kita dan Percaya Mampu Melewatinya
Mutiara Karunia Sinaga, Tetap Bertahan Apa yang Terjadi di Hidup Kita dan Percaya Mampu Melewatinya
Shinta Y Nugraheny, Manfaatkan Kesempatan Perbaiki Diri dan Eksplor Hal Baru Setiap Harinya
Shinta Y Nugraheny, Manfaatkan Kesempatan Perbaiki Diri dan Eksplor Hal Baru Setiap Harinya
Tanasyafira Libas Tirani, Kemandirian Adalah Kebutuhan Untuk Bertahan Berkembang dan Berbagi
Tanasyafira Libas Tirani, Kemandirian Adalah Kebutuhan Untuk Bertahan Berkembang dan Berbagi
Ratna Dewi Hariadi, Jadi Konten Kreator Kudu Update Ilmu dan Berjejaring Agar Bisa Bertahan
Ratna Dewi Hariadi, Jadi Konten Kreator Kudu Update Ilmu dan Berjejaring Agar Bisa Bertahan
Gracella, Di Segala Kesulitan Awalnya Pasti Akan Ada Kemudahan yang Datang di Akhirnya
Gracella, Di Segala Kesulitan Awalnya Pasti Akan Ada Kemudahan yang Datang di Akhirnya
Seska Sagai, Apapun Yang Terjadi, Mari Tetap Hidup dan Bertahan. Kita Semua Berharga. Mari Tetap Bahagia.
Seska Sagai, Apapun Yang Terjadi, Mari Tetap Hidup dan Bertahan. Kita Semua Berharga. Mari Tetap Bahagia.