Dora Okto, Jangan Abai pada Diri Sendiri dan Jadilah Adaptif
Iniloh.com Jakarta- Dora Okto, perempuan berdarah Jawa-Sabang-Nias yang lahir dan besar di Denpasar, Bali, adalah potret harmonis dari keberagaman budaya Indonesia.
Ayahnya, meski berdarah Jawa, tumbuh di Medan, sementara sang ibu adalah perpaduan Sabang dan Nias.
“Saya seperti miniatur Indonesia. Dari Bali, Jawa, Sumatera, sampai Nias, emua mengalir dalam diri saya,” ujarnya sambil tersenyum.
Keberagaman ini, menurutnya, mengajarkan arti toleransi dan fleksibilitas sejak kecil.
Sebelum menikah, Dora berkarier di kantor akuntan publik.
Namun, pernikahan membawanya pada babak baru: mengikuti suami yang kerap berpindah tugas daerah.
“Saya memilih berhenti kerja untuk fokus mengatur rumah tangga yang dinamis. Ini bukan pengorbanan, tapi investasi kebahagiaan,” katanya.
Meski meninggalkan dunia akuntansi, Dora tak pernah meninggalkan semangat disiplin yang ia pelajari dari sana.
Sejak SMP, Dora telah akrab dengan dunia olahraga.
“Dulu saya atletik, sekarang lebih ke aerobik, Zumba, yoga, dan lari,” ceritanya.Di usia yang hampir 44 tahun, Dora membuktikan bahwa konsistensi adalah kunci.
“Tubuh ini masih lincah, berat badan terjaga, dan jarang sakit. Olahraga juga jadi cara saya bersosialisasi banyak teman baru dari komunitas fitnes,” ujarnya.
Harapan terbesarnya sederhana: tetap sehat agar bisa aktif mengurus rumah tangga dan mendukung anak-anak hingga sukses.
“Saya ingin selalu ada untuk mereka, dari urusan PR sekolah sampai diskusi soal mimpi,” ucapnya.
Bagi Dora, peran sebagai ibu adalah anugerah yang tak tergantikan.
Dora meyakini bahwa rezeki bukan sekadar materi.
“Kesehatan, keluarga yang tentram, anak-anak yang takut Tuhan itu kekayaan sejati,” tegasnya.
Ia mengaku kerap merenung: “Dulu, saya sempat khawatir meninggalkan karier. Tapi lihat sekarang, Tuhan mengganti dengan kebahagiaan yang tak terukur.”
Pandangannya tentang hidup diwarnai rasa syukur yang mendalam.
“Di mana pun suami ditugaskan, saya anggap itu takdir terbaik. Yang penting kita bisa membangun kehangatan di setiap kota,” tambahnya.
Sebagai ibu rumah tangga, Dora piawai membagi waktu.
Pagi hari ia habiskan untuk olahraga, siang mengatur kebutuhan keluarga, dan sore menemani anak belajar.
“Kadang sambil masak, saya sambil dengarkan podcast motivasi. Multitasking itu wajib!” candanya.
untuk perempuan, terutama ibu rumah tangga, Dora berpesan agar jangan mengabaikan diri sendiri.
Olahraga bukan egois, tapi bentuk tanggung jawab pada keluarga. Kalau kita sehat, keluarga pun bahagia. selain itu, bersyukur adalah bentuk kekuatan.
Lihatlah berkat kecil di sekitar. Anak yang tertawa, suami yang pulang tepat waktuitu harta.
Hidup mungkin tak sesuai rencana, tapi respon kitalah yang menentukan hasilnya.
Source image: dora

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










