Dorothea: Menjaga Keseimbangan antara Karir, Hobi, dan Keluarga dengan Semangat Kolaborasi
Nosel. id Jakarta- Dorothea, perempuan energik yang lahir di Sumbawa, menemukan rumah keduanya di dua kota penuh karakter: Salatiga dan Yogyakarta.
Masa remajanya dihabiskan di Salatiga, kota yang ia gambarkan sebagai perpaduan sempurna antara modernitas dan slow living.
“Salatiga itu adem, toleran, dan nyaman. Lingkungannya membentukku untuk menghargai keseimbangan hidup,” kenangnya.
Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan S1 di Yogyakarta, kota yang menjadi fase penting dalam pengembangan diri.
“Jogja adalah tempat aku benar-benar belajar: dari bangku kuliah hingga komunitas yang memperkaya relasi,” ujarnya.
Kedua kota ini, dengan dinamikanya masing-masing, membentuk pribadinya yang adaptif namun tetap berpegang pada nilai-nilai kesederhanaan.
Kini, Dorothea berkarya di Bank Indonesia (BI) sebagai bagian dari Bilateral Cooperation Team.
Di BI, ia tidak hanya fokus pada tugas profesional, tetapi juga aktif menyalurkan passion-nya di dunia olahraga.
“BI mendukung pegawainya untuk punya hobi. Aku bahkan ikut liga basket mewakili BI di Liga Jasa Keuangan,” ceritanya.
Sejak kecil, ia memang menyukai berbagai jenis olahraga.
“Selama cocok, aku coba. Basket salah satunya, dan BI memfasilitasi itu dengan sarana memadai,” tambahnya.
Bagi Dorothea, olahraga bukan sekadar menjaga kebugaran, tetapi juga cara membangun solidaritas dengan rekan kerja.
Di balik semangatnya yang menggebu, Dorothea mengakui bahwa menjalani hobi kerap menuntut pengorbanan.
“Sukanya, aku merasa lebih empowered, sehat, dan siap menghadapi pekerjaan yang menuntut ekstra. Tapi dukanya, waktu bersama keluarga kadang terpangkas,” ungkapnya.
Untuk mengatasi ini, ia mengedepankan komunikasi dengan sang suami.
“Kami berkoordinasi agar saat aku berlatih atau bertanding, anak tidak benar-benar kehilangan perhatian,” jelasnya.
Kolaborasi dalam rumah tangga ini menjadi kunci baginya menjalani peran ganda sebagai ibu, istri, dan profesional.
Dorothea juga peka terhadap kondisi sosial-ekonomi yang fluktuatif. Meski begitu, ia optimis bahwa setiap orang bisa menemukan passion dalam aktivitas sehari-hari.
“Di tengah ketidakpastian, lihatlah hal-hal kecil yang kita lakukan. Bisa jadi, di situlah bakat atau kebahagiaan tersembunyi,” pesannya.
Ia meyakini bahwa passion tidak selalu harus besar, yang penting dilakukan dengan konsisten dan hati.
Sebagai penganut gaya hidup sehat, Dorothea kerap membagikan filosofinya:
“Kesehatan itu ibarat tabungan. Kita cicil dari muda untuk dituai di masa tua.”
Ia menekankan pentingnya olahraga sedini mungkin. “Jangan tunggu sakit baru bergerak. Selain sehat, bonusnya kita bisa awet muda,” ujarnya sambil tertawa.
Prinsip ini ia praktikkan setiap hari, mulai dari rutin basket hingga mencoba olahraga baru yang menantang.
Melalui Instagramnya (@theagecella), Dorothea membagikan momen kebugarannya, potret keseharian di BI, serta cerita tentang kolaborasi tim basket.
Akun tersebut menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mengejar karier tanpa melupakan kesehatan dan kebahagiaan diri.
“Hidup ini tentang keseimbangan. Saat kita memberi yang terbaik di semua peran, Tuhan yang mengatur sisanya,” katanya.
Dari Sumbawa ke Salatiga, dari kampus Jogja ke kantor BI, perjalanan Dorothea adalah bukti bahwa dedikasi pada pekerjaan dan komitmen pada passion bisa berjalan beriringan.
Dengan semangat kolaborasi, komunikasi terbuka, dan disiplin menjaga kesehatan, ia terus melangkah, tak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan lingkungan sekitar.
Source image: Dorothea
Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.
