dr. A.A. Ayu Lie Lhianna, MP.MD: Selalu Semangat Meraih Mimpi!
Iniloh.com Jakarta- Dari jalan-jalan sunyi Kerobokan, Badung, tumbuh seorang perempuan yang merajut kesuksesan antara klinik estetika, warisan budaya, dan pengabdian masyarakat.
Anak Agung Ayu Lie Lhianna, atau biasa disapa Lhianna, adalah sosok multidimensi yang akarnya terhujam kuat di tanah Bali.
Ia dibesarkan dalam kehangatan keluarga penuh kasih dan lingkungan komunitas yang saling mendukung.
“Tumbuh di sain dengan dukungan warga sekitar,” ungkapnya, menggambarkan masa kecil yang membentuk rasa syukur dan komitmennya pada nilai gotong-royong.
Fondasi inilah yang kelak menjadi penopang perjalanan hidup dan kariernya.
Lhianna memilih spesialisasi dokter estetika bukan sekadar tren, melainkan panggilan jiwa.
Baginya, merawat kecantikan luar adalah cara mencapai keseimbangan holistik:
“Inner dan outer balance itu penting. Saya kurang enjoy bekerja di rumah sakit, jadi memilih melakukan apa yang saya suka dan mencintainya.”
Keputusannya ini lahir dari keyakinan bahwa ketika seseorang mencintai pekerjaannya, ia akan memberi manfaat lebih besar, baik bagi diri maupun pasien.
Ia tersentuh menyaksikan transformasi pasien yang bukan hanya tampil lebih menawan, tetapi juga menemukan kepercayaan diri baru.
Setiap perubahan itu menguatkan prinsipnya: merawat diri secara fisik dan mental adalah investasi keberhargaan diri.
Sebagai wanita Bali, Lhianna tak pernah melupakan tanggung jawabnya sebagai penjaga tradisi.
Ia meyakini bahwa adat dan budaya kompleks dan sangat berbeda tiap daerah.
Adalah bekal sepanjang hayat yang harus diwariskan ke generasi berikutnya. Bagi dia, ini soal lebih dari sekadar ritual; ini adalah identitas.
“Ingat siapa diri kita, value diri kita, dan dari mana kita berasal,” tegasnya.
Meski demikian, ia menekankan pentingnya boundaries, menjaga kearifan lokal tanpa terjebak dalam kaku.
Komitmennya pada budaya tak hanya teori; ia terlibat aktif dalam Yayasan Adyatma Maju Prakasa (AMP) yang mengintegrasikan pelestarian adat dalam program sosialnya.
Di era perubahan cepat, Lhianna menekankan pentingnya fleksibilitas berpikir: “Kita gak bisa selalu pakai mindset lama.”
Baginya, terus belajar (upgrade diri) adalah kunci, namun harus dibarengi kerendahan hati.
Ia menolak kemalasan dan menganjurkan kerja keras di usia muda demi masa tua yang damai.
Tapi ia juga paham batas manusia: “Tubuh kita ini bukan robot. Saatnya memberi waktu untuk istirahat.”
Ia menambahkan dua kebiasaan krusial dalam hidupnya: bersyukur dengan cara melihat ke bawah, dan bersikap selektif dalam memilih lingkungan.
Dengan mendekatkan diri pada orang-orang positif serta menjauhi pengaruh buruk yang berpotensi merusak nilai diri.
Selain itu, ia mengakui bahwa dukungan keluarga, terutama dari sang suami, merupakan support system yang tak ternilai harganya.
“Selama di rel benar, Tuhan akan menyertai,” tegasnya, meyakini prinsip tersebut sebagai pegangan hidupnya.
Di balik karier estetikanya, Lhianna adalah motor penggerak Yayasan AMP, yang didirikan bersama ayahnya, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra (Gus Adhi).
Yayasan ini bergerak di enam bidang: kesehatan, kemanusiaan, adat budaya, pendidikan, dan lain-lain.
Pada 2022, AMP mendapat bantuan ambulans dari Bank BTN yang digunakan untuk melayani masyarakat gratis 24 jam. Lhianna menjelaskan misinya:
“Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, terutama bagi masyarakat kecil.” Inisiatif ini adalah wujud nyata filosofinya: kesuksesan harus dibagikan.
Lhianna menyampaikan pesannya:
“Semangat meraih mimpi. Afirmasi terus, sambil berusaha dan berdoa. Pasti Tercapai!”
Source image: lhianna

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










