Dr.Ir. Syamsu Alam: “Renewable Energy 100% Tidak Mungkin Menggantikan Fosil Energy”.

Nosel Jakarta- Mengenai bab transisi energi terbarukan, benar bidang saya ialah oil and gas, kita tahu semua ya industri perminyakan ialah menghasilkan produk yang strategis tetapi juga di anggap juga menghasilkan polusi. Atau banyak produk kita sebut dengan kurang ramah lingkungan.

Sehingga seperti kita ketahui, sekarang ada global warning dll. Tentu, kami yang bekerja di industri perminyakan  sangat mendukung adanya transisi penggunaan energi, dari non renewable atau fosil energi ke energi yang renewable.

Terutama, dilihat dari skope Indonesia, memang sumber energi itu ada dan ia ramah lingkungan. Ramah lingkungan saya kira sangat penting, kedepan kita memerlukan kehidupan yang lebih sehat untuk generasi-generasi berikutnya.

Transisi penggunaan energi fosil yang banyak polusinya kepada renewable energi yang bersih dan ramah lingkungan sangat bagus dan diperlukan saat ini.

Sebetulnya kalau kita berbicara tentang renewable energi untuk keperluan transportasi, power atau kelistrikan peranan dari energi ini sangat vital dan penting. Misal penggunaan mobil berbahan bakar diesel, gasoline ke hybrid atau electrical itu sangat membantu penggunaan energi fosil, dari segi bahan bakar.

Indonesia harus bergegas menyiapkan insfrastrukturnya, kalau sumber energi nya sudah mempunyai sangat banyak pilihan. Sebut saja ada panas bumi atau geothermal, kita di daerah tropis ada cahaya matahari juga melimpah, daerah pantai dengan anginnya, atau sampai sekarang yang belum banyak di eksplor ialah dari arus laut.

Hybrid, elektrikal kan penggunaan renewable energi untuk transportasi, dan bisa juga digunakan untuk kebutuhan di rumah tangga, industry dll yang membutuhkan bahan bakar dari renewable.

Reneawble energi sebenarnya ada keterbatasan, semua opsional dari panas bumi, angin dll semua produknya adalah jadi istrik. Misal kita bicara mobil, selama ini ia pakai bensin bisa diganti dengan baterai menggunakan listrik, tetapi yang perlu kita perhatikan ialah bodi mobil secara keseluruhan tidak bisa dibuat dari sumber renewable. Itu tetap harus dari energi fosil.

Jadi bagaimana cara mengkombinasikan, Indonesia tetap aktif di renewable, tapi juga tidak meninggalkan sumber yang non renewable atau fosil, karena semua produk dari petrochemical tetap dari fosil energi.

Champaign juga perlu saya kira untuk sumber-sumber energi di Indonesia kepada masyarakat, dari pemerintah ya tentu sediakan insfrastruktur. Misal mobil listrik banyak yang tertarik, tetapi titik-titik chargingnya sudah banyak sampai di jalan tol, itu akan sangat membantu dan mengurangi polusi juga.

Infrastruktur sebagai salah satu kunci utama, karena di kota besar secara aksesbilitas dan fasilitas dari charging station sudah oke, selanjutnya di kota yang dituju lainnya. Ini selanjutnya fase champaign menjadi penting. Setahu saya Pertamina dan PLN sudah melakukan kolaborasi dan perencanaan melakukan ini semua.

Pengalaman saya saat di Pertamina, walau sekarang sudah purna, di Pertamina melakukan kegiatan renewable energi sudah lama juga. Berupa geothermal, sebut saja ada Kamojang, Dieng dll. Dan champaign dari Pertamina selanjutnya berupa membantu kepada masyarakat agar tumbuh kesadaran.

Peran yang lain Pertamina bisa juga membantu pendistribusian dari PLN lewat SPBU-SPBU bensin, disana bisa di siapkan batery charging juga. Jadi ada kolaborasi, atau sinergi antara fosil dan renewable. Ini salah satu champaign menurut saya bisa efektif.

Elektrical car juga lebih mudah daripada yang berbahan bakar fosil, misal di mall kita bisa menyediakan battery charging, dan Pertamina bisa saya kira untuk berkontribusi ini.Teknologi baterai juga saat ini kalau saya tak salah sedang dikembangkan Antam, Mind ID juga di Indonesia bagian timur ya.

Jadi bagian salah satu champaign nya ialah memproduksi baterai, ketersediaan baterai cukup, dan saat pertemuan Bapak Menko Marvest Luhut BP dan Elon Musk untuk mengajak investasi di Indonesia, Dan champaign-champaign seperti ini bisa membantu masyarakat untuk tergerak, dan ini sebenarnya adalah masalah trust juga.

Masyarakat akan tertarik menggunakan sesuatu, jika itu memang memudahkan mereka, ada sisi praktis, murahnya  dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, coba dengan pengurangan subsidi BBM misalnya. Jadi masyarakat bisa membandingkan kalau sebenarnya  BBM di Indonesia banyak tidak disubsidi itu mungkin, orang akan berfikir beralih juga ke renewable. Itu salah satu hal yang bisa dilakukan misalnya ya.

Sebagai catatan tambahan, Indonesia ini sudah tidak kaya minyak lagi. Produksi nasional minyak kita sekitar 600 ribu barel sehari, tapi kita itu mengkonsumsi BBM itu sekitar 1, 6 juta barel. Jadi ada defisit 1 juta barel yang kita harus impor.

Hal ini perlu juga di champaign ke masyarakat, banyak yang masyarakat berfikir kan Indonesia negara kaya minyak, sehingga ada asumsi atau keyakinan kenapa kita harus berpindah dari fosil ke renewable. Pemahaman-pemahaman seperti ini yang kita harus tingkatkan edukasinya.

Sejak tahun 2006, Indonesia sebenarnya sudah  menjadi net importer untuk BBM. Jadi kita sudah impor untuk BBM, dan melihat defisit komparasi produksi tadi. Cadangan minyak kita juga tidak besar ya, sekitar 3 milyaran barel, dibandingkan dengan cadangan negara-negara lain di dunia sekitar 1700 milyar barel atau sekitar 0, 2 % saja cadangan kita.

Awareness kepada masyarakat perlu ditingkatkan bahwa kita tidak kaya minyak, tetapi kita mempunyai alternative untuk gunakan renewable energi banyak sekali dibandingkan sumber fosil.

Terakhir, sebagai tambahan pemahaman, renewable energi itu tidak mungkin 100 % menggantikan fosil energi, karena renewable energi selalu produknya ialah listrik atau power. Sementara kehidupan kita ini memerlukan tidak hanya listrik, atau secara komperehensif ya.

Fosil energi itu, semakin modern kehidupan kita, juga produk petrochem nya juga akan sangat meningkat. Jadi kita jangan salah persepsi bahwa renewable energi itu tidak akan pernah bisa menggantikan fosil energi, ini artinya ialah tugas pemerintah juga untuk menyediakan kebutuhan atau mensecure akan fosil energi ini sampai kita kelabakan, sementara kita aktif di renewable energi untuk transportasi  dan power.

Untuk Indonesia kan kita mensuport climate change ya, kita kan sudah komitmen dengan Kyoto Protocole, Paris Agreement dll bahwa kita akan mensuport, penggunaan CO2 dikurangi. Jadi pemerintah punya tanggung jawab untuk menggunakan renewable energi.

 Lalu global change kan nyata ya seoperti dengan indikasi iklim yang sudah diprediksi, berubah-ubah. Karena penggunaan dan emisi dari CO2 semakin tinggi. Jadi perubahan iklim global ini adalah satu kenyataan, buka suatu potensi. Ini kiranya yang sama-sama di champaign juga.

 Untuk masyarakat agar ikut serta berperan, himbauan  ini sebenarnya masalah perekonomian ya,  misal penggunaan solar cell, untuk panel kan masih cukup mahal, tapi jika kalangan tertentu atapnya bisa disubtitusi  dengan solar cell, kan itu bisa mengurangi beban daya dari PLN, atau dengan peraturan dari pemerintah misal developer yang membangun rumah, salah satu syaratnya atapnya  siap untuk dipasang sebagai atap solar cell dll.

Bisa di dorong ke sini, yang penting adalah sosialisasi pemerintah dan aksi nyatanya. Apa impact nya, kemudahan, lebih ekonomis dll. Ini yang akan mendorong masyarakat lebih tertarik.

 

Wawancara: Chiquita Aqila

Teks: Ilhan Erda

Source:https://www.youtube.com/watch?v=py5jufWYSdo

You May Also Like

Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Shifa Nur, Jangan Pernah Biarkan Rasa Takut Menghalangi Impian Kita
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Dewi Ariny Wulandari, SH. MK.n: Setiap Perbuatan Baik Kecil Apapun Tak Kan Sia-sia
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Abillo, Ketika Kita Hilang Harapan Ingatlah Tuhan Telah Ciptakan Rencana Indah di Hidup Kita
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Nanda, Para Ibu dan Beragam Peranannya Adalah Dunia yang Sangat Besar Bagi Anak-anaknya
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Fetri Dwi Amlika Hamid, Buah dari Kebaikan Kan Kita Dapatkan dari Berbagai Situasi di Keseharian
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin
Neni PS, Tak Harus Lebih Hebat dari Lainnya Cukup Lebih Baik dari Diri Kita Kemarin