dr. Ria Lestari, Jangan Tunggu Motivasi, Bangun Disiplin!
Iniloh.com Jakarta-Lahir dan besar di Jakarta yang penuh gelora, Ria Lestari kecil sudah akrab dengan semangat kompetitif.
Didorong dukungan orang tua untuk selalu menjadi yang terbaik, ia tumbuh dengan tekad untuk menjadi nomor satu.
Meski ibukota bukanlah “kampung sejuk” yang tenang, pelukan hangat dan dukungan keluarga menjadi pelabuhan hati yang membuatnya tetap “adem” di tengah dinamika kota.
Fondasi inilah yang membentuk ketangguhannya.
Passion Ria terletak pada sesuatu yang mendasar: tubuh manusia.
Ketertarikannya yang mendalam pada anatomi dan fisiologi , cara tubuh bekerja, pulih, dan beradaptasi menemukan jalan yang sempurna saat bertemu dengan kecintaannya pada olahraga.
Dari sinilah jalan kariernya menuju dunia sports medicine (kedokteran olahraga) dimulai.
Bagi Ria, bidang ini bukan sekadar menyembuhkan cedera; ini tentang misi yang lebih besar: membantu orang bergerak lebih kuat dan lebih sehat.
Passion ini lahir dari pengalaman pribadi – mulai dari lari, gym, hingga latihan rutin , yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan sumber inspirasinya untuk menolong orang lain.
Suka cita terbesar Ria dalam profesinya adalah menyatukan dua dunia yang dicintainya: dunia medis dan dunia gerak (movement).
“Ngelihat pasien atau pelari/nakes bisa kembali kuat, atau menyaksikan mereka lomba lari setelah cedera itu priceless banget,” ungkapnya, matanya pasti berbinar.
Momen pemulihan dan pencapaian itu adalah imbalan yang tak ternilai.
Namun, di balik kepuasan itu, ada tantangan nyata: jam kerja yang panjaaaang bgt .
Tantangan terbesarnya adalah membagi waktu dengan cerdas antara tuntutan kerja, kebutuhan diri sendiri, dan kebersamaan dengan keluarga.
Untuk menghadapi tekanan dan kelelahan, Ria berpegang teguh pada filosofi penyemangatnya:
“Winning is uncomfortable.” Ia meyakini sepenuhnya bahwa proses yang berat adalah tempat di mana pertumbuhan sejati terjadi.
Harapan dan doa Ria untuk kehidupannya terdengar sederhana, namun sarat makna mendalam: semoga hidup ini tetap punya makna.
Ia merincinya dengan penuh kesadaran pada setiap aspek. Untuk keluarga, ia berharap mereka tetap menjadi pelabuhan teraman yang selalu memberi dukungan.
Di bidang karir, ia ingin terus menjadi saluran berkat bagi pasien dan komunitasnya.
Secara ekonomi, Ria berdoa tidak hanya untuk rezeki yang berkecukupan, tapi juga kesempatan menjadi saluran rezeki bagi yang membutuhkan.
Kesehatan lahir dan batin pun ia mohonkan sebagai pondasi kekuatan.
Terakhir, dalam kehidupan sosial, ia berharap tetap dikelilingi orang-orang sefrekuensi yang saling menguatkan.
Keseluruhan doa ini mencerminkan hasratnya akan hidup yang seimbang, penuh makna, dan berdampak positif bagi sekitarnya.
Bagi Ria, dan mungkin juga bagi Anda yang membaca ini saat membutuhkan dorongan, pesannya tegas dan penuh kekuatan:
“Jangan tunggu motivasi, bangun disiplin. Karena mimpi besar butuh badan yang kuat, hati yang tahan banting dan iman yang nggak goyah.”
Ia memahami bahwa motivasi datang dan pergi, tetapi disiplin adalah mesin pendorong yang sejati.
Atau, dalam versi yang lebih ringkas namun tak kalah powerful:
“You don’t need to be perfect. You just need to be consistent.”
Kesempurnaan bukanlah syarat, konsistensi dalam berusaha, berlatih, dan berjuanglah kuncinya.
Source image: ria

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










