drg. Ayu Febrinasari, Smile For Better Life
Iniloh.com Jakarta- Dari pantai Bali yang memesona hingga keriuhan Bekasi, drg. Ayu Febrinasari membuktikan bahwa senyuman bukan sekadar ekspresi wajah, melainkan simbol harapan dan kehangatan.
Perempuan berdarah Bali-Surabaya ini menjalani hidup dengan prinsip:
“Smile for better life”, sembari menghadirkan kesehatan gigi dan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya.
Ayu lahir di Buleleng, Bali, dari ayah asli Bali dan ibu Surabaya.
Sejak usia 1 tahun, ia mengikuti orangtuanya yang berpindah tugas ke Surabaya akibat pekerjaan sang ayah di militer.
Masa kecilnya diwarnai petualangan keliling Indonesia.
“Papa sering ditugaskan ke berbagai pulau, jadi saya kecil sudah kenal budaya Papua, Sumatra, Jawa, sampai Kalimantan.Itu mengajarkan saya menghargai keberagaman,” kenangnya.
Dari makanan tradisional hingga bahasa daerah, pengalaman ini membentuknya menjadi pribadi yang mudah beradaptasi dan kaya akan empati.
Setelah menamatkan SMA di Surabaya, Ayu kembali ke Bali untuk kuliah kedokteran gigi di Universitas Mahasaraswati Denpasar, keputusan yang awalnya tak direncanakannya.
Ayu mengaku jurusan kedokteran gigi bukan pilihannya sendiri.
“Orangtua yang melihat potensi saya. Waktu itu, saya masih labil, tapi mereka menyuruh ikut try out tes kedokteran.Ternyata diterima,” ujarnya.
Awalnya, ia ragu mampu menjalani profesi ini.
Namun, seiring waktu, ia menemukan kebahagiaan dalam dunia kesehatan gigi.
“Saya sadar, ini cara saya berkontribusi. Senyum pasien yang sembuh itu tak ternilai,” tambahnya.
Setelah lulus, Ayu sempat bekerja di Bali sebelum akhirnya menetap di Bekasi usai menikah.
Perpindahan ini tak mengurangi semangatnya melayani masyarakat.
Sebagai dokter gigi, Ayu merasa bersyukur bisa menjadi saluran kesehatan bagi banyak orang.
“Suka sekali bisa membantu pasien, baik lewat perawatan maupun edukasi pencegahan. Ilmu ini benar-benar bermanfaat,” ujarnya.
Namun, perjalanan menuju profesi ini tak mudah.
Masa pendidikan dan pelatihan menguji mental dan fisiknya.
“Saya pernah kelelahan sampai ingin menyerah, tapi hasilnya sepadan. Sekarang, saya bangga bisa berdiri di sini,” akunya.
Ayu berharap semua orang bisa menjalani hidup dengan sehat, bahagia, dan penuh semangat.
“Kunci utamanya adalah menjaga keseimbangan: mencintai Tuhan, sesama manusia, dan alam,” pesannya.
Ia juga menekankan pentingnya empati dalam profesi kedokteran.
“Sebagai dokter, kita harus merawat bukan hanya gigi, tapi juga hati pasien.”
Bagi Ayu, senyuman adalah kekuatan universal.
“Senyum itu menular. Ia bisa menebarkan kedamaian, memotivasi orang lain, bahkan menjadi awal dari hubungan baik,” ujarnya.
Prinsip ini ia terapkan setiap hari, baik di klinik maupun kehidupan pribadi.
“Saya percaya, senyum tulus bisa menjadi obat sederhana di tengah kesulitan.”
Melalui akun Instagram @ayufebrinasari_drg, Ayu aktif berbagi tips kesehatan gigi, momen kebersamaan keluarga, dan cerita inspiratif seputar profesi.
Dari Bali hingga Bekasi, ia membuktikan bahwa latar belakang multikultural dan perjalanan karir tak terduga bisa menjadi kekuatan untuk memberi dampak positif.
“Jangan pernah meremehkan kekuatan senyuman. Di balik gigi yang sehat, ada hati yang ikut bahagia.” tutup drg. Ayu Febrinasari ini.
Source image: ayu

Penulis di iniloh.com. Misi kami membongkar informasi rumit jadi bacaan yang ringan dan berguna untukmu, dari yang kompleks jadi mudah, dari yang membingungkan jadi jelas.










